Sore ini, setelah menyelesaikan PR matematika, Andra berjalan-jalan menikmati suasana sore. Seperti biasa, setelah minta izin terlebih dahulu kepada ibunya. Ibu memberi bekal makanan favoritnya. Makanan Favorit Andra adalah siomay. Ibu sengaja membuat siomay khusus untuknya agar Andra tidak membeli siomay sembarangan di jalan. Dengan senang hati anak itu menjinjing siomay kantong plastik berisi siomay yang dibungkus dalam wadah plastik. Di kantong plastik berwarna putih itu juga terdapat satu botol air minum.
Andra memang pnya hobi berjalan kaki sendiri. Dia menyukai tempat-tempat baru untuk dikunjungi. Anak berusia delapan tahun ini biasanya jalan-jalan tidak terlalu jauh dari rumah agar ibu dan ayahnya tidak mengkhawatirkannya.
Pada saat jalan-jalan dia tetap berhati-hati. Andra tidak mudah percaya kepada orang asing yang tiba-tiba berbuat baik misalnya memberi makanan atau minuman. Dia selalu ingat pesan orangtuanya bahwa sekarang sedang merajalela kejahatan terhadap anak-anak. Banyak anak-anak yang diculik lalu dijual untuk dijadikan pekerja. Andra selalu mengingat-ingat pesan itu karena dia tidak mau orangtuanya bersedih jika penculikan terjadi pada dirinya.
Andra sudah sampai di sebuah taman kompleks yang lokasinya tidak begitu jauh dari rumah. Taman itu terlihat sepi. Tidak ada satu orang pun di taman itu, kecuali hanya beberapa orang dari kejauhan saja yang lewat di tepi taman. Mungkin karena bukan hari libur, jadi tamannya sangat sepi. Suasana seperti itulah yang Andra sukai. Dia tidak terlalu suka suasana keramaian. Sambil menikmati pemandangan taman yang indah dan rapi, Andra duduk di sebuah bangku taman. Dia menikmati siomay kesukaannya. Sayup-sayup dia mendengar suara anjing. Karena lagi makan, Andra tidak terlalu memedulikan suara itu. Andra juga tidak melihat dimana anjing itu berada.
Siomay tersebut dia nikmati dengan lahap. Kemudian Andra meneguk air dari botol. Suara anjing itu terus berulang. Suara itu membuat Andra penasaran. Andra mengira anjing itu sedang menahan sakit. Andra bertanya-tanya ada apa dengan anjing itu. Setelah meneguk air satu kali lagi, Andra mencoba berjalan ke sekeliling taman itu untuk mencari dimana anjing itu berada. Tidak lupa wadah bekas siomay dan botol air minum dia masukkan lagi ke kantong plastik lalu dia bawa serta.
Andra mencari-cari suara anjing itu. Dia dengarkan dengan cermat dari arah mana suara itu. Kakinya pun melangkah mengikuti sumber suara. Tak lama, anak itu menemukannya. Dia menemukan anjing itu di samping dekat tong sampah. Rupanya kaki anjing itu terluka. Andra jadi paham, karena salah satu kakinya terluka, anjing berbulu coklat tersebut tidak bisa kemana-mana.
"Aduh... kasihan sekali kamu. Mengapa kakimu bisa terluka?" Tanya Andra pada anjing itu. Anjing itu menjulurkan lidahnya.
"Pasti kamu lapar, dan tidak bisa cari makanan ya. Aku bantu cari ya. Mungkin di tong sampah ada tulang dan daging sisa."
Andra mendekati tong sampah dan membukanya. Dia mulai mencari-cari sisa-sisa makanan di tong sampah. Dia menemukan tulang-tulang tapi tidak terlalu besar. Kemudian tulang itu dia letakkan di depan anjing.
"Adanya sedikit. Nanti aku cari lagi ya di tong sampah yang lain."
Anak itu kemudian menghampiri tong sampah lain untuk mencari tulang-tulang. Dari beberapa tong sampah dia kumpulkan tulang-tulang tersebut lalu dia berikan pada anjing. Anjing itu menikmati pemberian Andra.
"Walaupun sedikit, tapi tetap enak ya. Kapan-kapan kalau di rumahku ada tulang, aku janji akan aku berikan padamu."
Anjing itu bersuara dan menjulurkan lidahnya. Andra berusaha memahami apa yang diinginkan anjing itu.
"Ah.. kamu pasti haus. Oiya, minumanku belum habis. Tapi bagaimana kamu minum dari botol ini? Sebentar aku cari wadah dulu ya."
Andra berdiri mendekati tong sampah yang terletak di samping anjing. Seingat Andra, tadi dia melihat sebuah wadah plastik tipis berbentuk persegi di tong sampah tersebut. Setelah menemukan wadah plastik tersebut, Andra menuangkan air ke wadah tersebut dan dia letakkan di depan anjing. Anjing pun meminum air tersebut.
"Hei, aku minta maaf ya, tidak bisa menemani kamu. Sudah sore, aku harus pulang dulu."
Andra segera berdiri lalu melangkah meninggalkan si anjing malang itu. Namun baru beberapa langkah, Andra berhenti sejenak dan memandang anjing yang sedang menghabiskan air minum.
"Ups. Aku lupa. Namaku Andra. Namamu siapa? Ah aku punya nama untukmu. Aku panggil kamu Bombi saja. Bombi, sampai ketemu nanti. Semoga kakimu cepat sembuh ya."
***
Andra mau bermain lagi ke taman. Dia teringat pada Bombi. Andra membayangkan saat sampai di taman dia akan bertemu lagi dengan anjing itu. Andra berharap Bombi sudah sehat. Sebelum berangkat, tidak lupa dia membawa sisa tulang-tulang daging ayam yang menjadi menu makan di rumahnya hari ini. Andra berpikir pasti Bombi akan sangat senang melihat tulang-tulang yang dibawanya.
Sampai di taman, Andra langsung mendekati tong sampah. Ternyata Bombi tidak ada di situ. Andra mencari-cari di sudut-sudut lain di taman itu, tapi Bombi rupanya tidak ada di taman itu. Andra bertanya-tanya, kemanakah Bombi.
"Hei, Anak manis, kamu sendirian saja di sini. Mau main sama Om," suara seorang lelaki berkacamata hitam dan berbadan kekar.
Sapaan lelaki itu membuat Andra sangat kaget.
"Tidak, terima kasih Om. Saya mau pulang."
"Baru main sebentar kok sudah pulang. Di sini dulu aja main sama Om."
"Terima kasih, Om. Permisi," ucap Andra sambil melangkah secepatnya agar bisa segera pergi dari taman itu. Baru beberapa langkah, Tubuh Andra diangkat oleh lelaki asing itu. Mulut Andra disekap dengan tangan lelaki itu. Andra meronta-ronta. Tetapi tenaga lelaki itu sangat kuat.
"Kamu tak bisa melawan anak manis. Sekarang kamu ikut denganku," ucap lelaki itu sambil tertawa.
Saat tubuh Andra dibopong menuju ke sebuah mobil, terdengar gonggongan berkali-kali. Dari kejauhan Bombi mengejar lelaki penculik itu. Sebelum penculik itu masuk mobil, Bombi mengigit kaki lelaki itu. Gigitan membuat dia melepaskan Andra. Bombi terus menyalak, menggigit dan mencakar lelaki itu. Salah seorang penculik lainnya turun dari mobil untuk menyelamatkan temannya dari serangan Bombi. Namun lelaki itu juga kewalahan karena juga terkena gigitan Bombi.
Kedua pencuri itu masuk mobil untuk menghindari serangan Bombi. Gonggongan Bombi membuat para pencuri itu segera melarikan diri.
"Yeah, kamu hebat, Bombi. Terima kasih. Kamu sudah membantuku."
Bombi menjulurkan lidah dan mendekati Andra.
"Oh ya lupa. Tulang tadi dimana ya. Ah... kita ke sana yuk. Aku tadi bawa tulang buat kamu."
Bombi dan Andra pun kembali ke taman. Andra sangat senang menyaksikan Bombi menikmati tulang-tulang yang dia bawa.
***
- the end -
YOU ARE READING
Menolong Bombi
Short StorySebuah cerita pendek sederhana untuk anak yang bertema menyayangi hewan. Selamat Membaca :)