Lapan (Delapan)

11K 861 65
                                    

Berdoalah dari sekarang bertemu jodoh dengan orang yang kita minati. Jodoh itu pasti ada.

~~~~~

Alvin kesal setengah mati pada dirinya sendiri. Andai saja dia mau menunggu sedikit lagi, dia pasti sudah bisa bertemu dengan Meidina.

Bego sih lo Al, capek lo turutin, ya nggak bakal ada habisnya. Arrgghh... Alvin terus merutuki dirinya sendiri sepanjang perjalanan pulang.

Alvin memang sangat lelah malam itu. Niatnya pengin cari teman melepas lelah malah gagal total gara-gara tubuhnya sudah tidak bisa menahan rasa lelah itu lebih lama lagi. Padahal Meidina sudah mengabari bahwa dia sedang on the way saat itu, tapi tubuh Alvin sudah tak bisa lagi diajak kompromi. Belum lagi ponselnya dalam posisi silent, sehingga dia tidak mendengar panggilan telepon dari Meidina ketika sedang perjalanan pulang dari restoran. Ia baru sadar jika sudah ada belasan panggilan tidak terjawab di layar ponselnya dari Meidina, saat sudah sampai rumah dan masuk kamar.

Sudah satu minggu ini Alvin disibukkan dengan proyek baru di perusahaannya. Gencarnya penanaman JABON I-GIST yang dilakukan Alvin di Propinsi Jawa Barat dalam dua tahun terakhir di sebuah lahan yang ia sewa di daerah Cianjur mendorong Natanegara Group, induk usaha dari PT. Natanegara Plywood siap membangun pabrik pengolahan kayu lapis di daerah sana. Rencananya, pabrik dengan nilai investasi 100 miliar rupiah tersebut akan mengolah kayu Jabon menjadi kayu lapis. Dastan juga ikut menanamkan modalnya di investasi itu—nilainya tak tanggung-tanggung. Tentunya dengan bimbingan GM mereka yang lama yang lebih ahli dalam urusan investasi modal. Lebih tepatnya ini proyek coba-coba Dastan dalam menguji keberuntungannya. Bila proyek ini gagal, mungkin Dastan akan kehilangan sebagian besar aset dan harta bendanya.

Alasan Natanegara Group membangun pabrik pengolahan di Cianjur adalah karena di kawasan tersebut terdapat bahan baku kayu Jabon yang sangat luas selain milik Alvin—Alvin memang lebih suka berinvestasi pada bidang pertanian dan perkebunan, berbeda dengan Dastan yang lebih mantap berinvestasi pada dunia saham dan obligasi—sehingga dapat menekan pengeluaran perusahaan ke depannya dalam hal biaya distribusi bahan baku. Pabrik yang dibangun ini dijadwalkan selesai beberapa bulan lagi pada awal tahun 2018. Perusahaan menargetkan bisa memproduksi 130 meter kubik kayu lapis per hari. Semuanya akan diekspor ke Jepang untuk memenuhi permintaan pasar di sana yang memang terbilang besar. Bahan baku yang digunakan dalam industri kayu lapis ini dipasok dari perusahaan perkebunan Jabon di Cianjur dan sekitarnya. Bila kurang, pabrik juga akan mendatangkan kayu sengon dan jabon dari Jawa Tengah—salah satunya dari kebun milik Alvin di Boyolali.

Badan Alvin rasanya remuk redam, karena beberapa hari ini juga harus mondar mandir Jakarta-Cianjur. Meski ia mengendarai mobil dan menggunakan sopir kantor, tetap saja perjalanan tersebut melelahkan jika menghabiskan waktu di jalanan. Kadang dia ke Cianjur sendiri, kadang juga di dampingi Fandi dan Cindy. Bukannya tidak bisa mengatasi sendiri tugas ini, tapi dia juga butuh teman diskusi dan mengobrol selama di perjalanan. Kesibukannya ini juga membuatnya tidak mempunyai waktu untuk bertemu dengan Meidina. Alvin sudah pernah bertanya di mana alamat rumah Meidina dan sudah diberi tahu juga oleh Meidina alamat rumahnya, tapi Alvin benar-benar masih belum ada waktu senggang untuk menemui Meidina dalam waktu dekat. Alvin harus berangkat pagi dan pulang di atas pukul delapan malam, dalam kondisi tubuh sudah payah. Tidak mungkin bagi Alvin untuk memaksakan tubuhnya itu bekerja dan melakukan aktivitas lain lagi. Dari pada harus tumbang, lebih baik dia tidak memaksakan diri. Kadang di hari Minggu pun, Alvin masih disibukkan untuk memantau perkembangan pembangunan pabrik baru di Cianjur.

***

Sore itu, Alvin, Fandi dan Cindy baru pulang dari Cianjur dengan mobil kantor. Mereka mampir untuk makan siang yang baru sempat dikerjakan sore hari di sebuah rumah makan Padang. Tiba-tiba saja Alvin teringat pada Meidina. Dia pun mulai menimang-nimang ponselnya untuk mengirimi Meidina chat.

Perjodohan (Jodoh Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang