Jilid 12 : Pangcoe Thian Hong Pang keok

3.5K 48 0
                                    

"Sudah lama aku mengagumi nama loo eng-hiong. hari ini kita dapat bertemu, aku girang sekali."
Gan Loei terperanjat menyaksikan kegesitan si anak muda, sampai alisnya bergerak. Ia  memperdengarkan suara, "Hm", suatu tanda ia menganggap orang jumawa. Bukankah ia telah berusia lanjut dan namanya pun kesohor, ia anggap pantaslah kalau ia dipanggil loocianpwee, bukannya loo-enghiong.
Di dalam hatinya, Tiong Hoa menertawai keangkuhan orang-orang Rimba Persilatan berusia lanjut ini.

Sekarang si mata harimau hidung singa memperkenalkan orang yang ke-tiga, yang jangkung- kurus, mukanya putih-pucat, usianya pertengahan.
"Inilah In-tiong Kiam kek Lauw Kong ciok, murid terpandai dari ketua Khong Tong Pay " demikian katanya.
Tiong Hoa melirik jago Khong Tong Pay itu, ia merasa sebal, tapi ia kata: "Selamat bertemu " Terus ia mengawasi orang yang keempat yang tubuhnya juga jangkung dan kurus, usianya pertengahan dipunggung ada senjatanya sepasang Pie-hiat-kwat, alat peranti menotokjalan darah. orang itu juga berdiri tegak dengan angkuh, matanya di kasi turun sedikit.

Si orang bermata harimau berhidung singa itu menunjuk dirinya sendiri, dia tertawa dan kata: "Aku yalah Thioe Loei Kau tahu atau tidak?"
Tiong Hoa terkejut dalam hatinya, Benar benar ia tidak menyangka orang ini yalah jago dari Kwan-lok yang bergelar cin-san sin-Koen atau Kepalan sakti, ia tidak takut, ia bersenyum.

Akhirnya Thio Loei menunjuk kawannya yang keempat, ia memperlihatkan roman bengis, terus ia menyeringai katanya: "Inilah kenalan lama dari kau, maka itu tak perlu aku mengajar kenal pula "
Tiong Hoa melengak, ia lantas mengawasi lagi orang itu Kemudian ia menggeleng kepala.
"Maafkan mataku yang lamur." ia kata. "Aku tidak kenal orang kosen ini..."

Orang itu meram, sekarang ia mementang kedua matanya.
"Benarkah kau tidak kenal ?" tanyanya dingin. "Kaulah orang agung kau pelupaan. Bukankah kita pernah bertemu ditanjakan di Khopie-tam ? Temponya baru saja lewat beberapa hari sungguh aku tidak sangka seorang juru tulis dengan satu kali berlompat lantas menjadi jago muda yang menggemparkan sungai Besar bagian selatan dan utara"
Ejekan itu membikin Tiong Hoa merah pipi dan telinganya, sekarang ia baru ingat orang itu yalah orang sebawahannya Koay-bin Jin-Him Song Kie.

Dialah si Harimau tua dari Tiong Tiauw Ngo Mo. Maka ia kata dingin "Aku menyangka siapa yang begini jumawa, kiranya loo-toa dari Tiong Tiauw Ngo Mo. Aku mau tanya kau, siapa kah yang melihat aku bekerja menjadi juru tulis?"
Pemuda ini menjadi terlebih sengit kalau ia ingat lagak dulu hari itu dari si Hantu pertama ini.

Si Hantu menyeringai, romannya sangat bengis, Lantas dia mengangkat tinggi tangan
kanannya.
Tiong Hoa menggendong tangan, ia mendongkol akan tetapi ia dapat mengusai dirinya. Begitulah ia bersenyum.
Tiong Tiauw Ngo Mo gusar bukan main- ia angkat tangannya hingga sebatas cundak. Mendadak dia memperlihatkan roman guram dia kata, dingin: "Aku hendak membiarkan jiwamu sampai kau bertemu dengan loo-tongke, Aku mau lihat apa kau nanti bilang."

Tiba-tiba alis si anak muda berbangkit tubuhnya bergerak maju, tangan kanannya menyapu keping gang si Hantu, Kelihatan tegas tangannya itu mulai bergerak. lantas menyapu bagaikan kilat.
Selama di Kho-pie-tiam, Tiong Hoa telah melihat kawanan Hantu itu liehay, ia tidak mau memandang enteng, Benar ia bersikap acuh tak acuh akan tetapi ia selalu waspada. Demikian ia menyapu itu. ia hanya lupa ilmu silat Kioe Yauw seng Hoei sip-sam sie ajarannya Thian Yoe sioe bukan sembarang ilmu silat, bahwa disamping sudah makan obatnya jago tua itu, ia telah makan juga banyak buah piepa, semua itu membikin kepandaiannya bertambah, begitupun tenaga serta kegesitannya.

Keng-boen it Loo Gan Loei, jago satu-satunya dari Keng-boen, terkejut melihat gerakan si anak muda, ia mengenali itulah pukulan "Giok-tay heng yauw" atau "Sabuk kemala melintangi pinggang" dari see Koen Loen atau Koen Loen Pay Barat.
"Ooh, kiranya dia muridnya Hok In siang-jin," pikirnya, "pantas dia jadi begitu jumawa"
Lo-toa dari Tong-tiauw Ngo Mo melihat nyata lawan menyerang secara tiba-tiba itu, ia lantas berkelit kekiri, sambil berkelit ia pun menghajar dengan tangan kiri- nya. Ia kaget melihat tangan musuh bergerak sangat cepat, maka ia tidak melainkan menyingkirkan diri tetapi membarengi menyerang juga.

Bujukan Gambar Lukisan - Wu Lin Qiao ZiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang