Chapter 4 -In The Violet District & In The Rainbow County Part 3-

258 36 9
                                    

The Self Injury







"NANDATO?? HANYA LUKA MEMAR SEPERTI ITU TAK AKAN BISA MEMBUNUH SESEORANG!!!! KAU TAK BECUS JADI DOKTER YA??" Teriak Aomine yang blak-blakan

"Daiki!! Jaga ucapanmu!! Maaf dok... Tapi... Apakah benar Nijimura-senpai sudah tiada? Kenapa? Apakah ada luka lain?" tanya Akashi

"Kami sama sekali tak menduga jika ada luka dalam yang membuat pendarahan kritis..... Terutama pada bagian lambung dan diafragmanya....." jelas dokter itu

"Souka.... Arigatou, dokter" kata Akashi

Semua sunyi, tak ada yang berani memulai pembicaraan.
Kise yang biasanya berisik, sekarang malah diam seribu bahasa. Aomine juga sudah ditenangkan oleh Momoi dan Kuroko. Midorima tetap membisu. Haizaki pun hanya duduk dan melihat kearah lain.

"Akashi-kun.... Apa yang akan kita lakukan?" tanyaku

Akashi tak menjawab pertanyaanku, Dia langsung pergi dan tak menengok kebelakang. Seakan tak ingin memperlihatkan wajahnya lagi.

"Aku tak menyangka kalau Murasakibara bisa melakukan hal sekejam ini!!! Benar-benar tak bisa dipercaya!! Dan aku juga meragukan Haizaki, mana mungkin kau tak terlibat dalam hal seperti ini??" protes Aomine semakin panas

"Aomin-"

"Kau diam, Satsuki!!" bentak Aomine

"Kenapa kau berfikir aku juga terlibat??" kata Haizaki yang tak terima dirinya dituduh

"Ya, karena kau itu berandalan!!!"

"Minna-san!!! Kalian bisa diam???" teriak Kuroko

Semua langsung diam dan terkejut akan teriakan Kuroko. Kuroko terlihat marah dan tangannya dikepal.

"Kita sedang berduka atas kematian Nijimura-senpai!! Ini bukan saat yang tepat untuk saling tuduh!!" tambah Kuroko

Seperti biasa, Kuroko selalu bisa mengendalikan suasana yang memanas.
Aku hanya bisa menangis.... Menangis dan menangis....
Aku tak bisa membela diriku sendiri....
Aku hanya menjadi beban bagi mereka semua.....

Apa mungkin aku bisa menebus kesalahanku?

Kurasa tidak
.
.
.
.
.
.
.
Pukul 16.14 sore hari.

Kami sudah ada didepan makam kapten kami.
Berbagai macam buket bunga sudah memenuhi makamnya.
Namanya terukir dengan indahnya.
Cuaca mendung berawan membuat angin yang sejuk menerpa kami.

Rintikan hujan mulai turun kebumi.
Pemacu utama hujan yang deras.

Semua orang langsung berlarian menuju tempat berteduh.
Tapi tidak dengan kami, Kiseki no Sedai.
Kami tetap bersimpuh ditempat dan tak bergeser sedikitpun.
Tetap menatap tumpukan tanah yang mulai basah.

Wajah Akashi kosong, matanya sedikit bengkak.
Kise dan Momoi masih menangis bisu.
Midorima menutup sebagian wajahnya dengan tangan.
Kuroko menggigit bibirnya kuat-kuat.
Aomine terus mengerutkan dahi, amarahnya belum padam.
Haizaki mengepal kedua tangannya.
Dan aku.....
Aku terus mengelus-elus nisan ini....

Batu nisan yang tertulis nama seseorang yang kami sayangi, Nijimura Shuuzo....
.
.
"Akan kubalas......."

"Eh? Apa yang kau katakan, Akashi-kun?" tanyaku yang mendengar gumaman Akashi

"Aku yang akan membalasnya....." kata Akashi lagi

"Akashi? Kau kenapa-nanodayo?" tanya Midorima

"Aku akan mencari Atsushi dimanapun dia..... Dan aku akan membuatnya menyesal telah dilahirkan......"

Tak ada yang berani mencelanya. Sekali kau mencela Akashi, Akashi tak segan-segan mencoret namamu dari daftar temannya. Apalagi jika kondisi Akashi seperti ini.

My Darling [1] Akashi No Namida (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang