AJAKAN

591 67 9
                                    

"Hari ini pasti aku bisa mengajaknya! Yaa harus bisa!! " Tobio menggerutu, dan pastinya memasang muka yang seram

Angin malam yang sudah mulai menusuk masuk kedalam ruangan tempat klub voli karasuno berlatih , bersisakan dua orang didalamnya. Latihan tambahan seusai latihan wajib, mereka menjalaninya dengan rutin dan mungkin menjadi kebiasaan untuk mereka berdua.

"Oyy Hinata boke!!" teriak Kageyama dan menatap serius kepada Hinata dari pintu ruangan tempat mereka berlatih voli.

"Heee ada apa kageyama? Jangan pasang muka seram begitu dong, kau bisa cepat tua lhoo hahaha," tawa menggelitik dari Hinata membuat jengkel Kageyama.

Secepat flash Kageyama berlari ke arah Hinata yang tentunya membuat Hinata ketakutan, dia mencengkram kedua bahu Hinata dengan amat keras, Hinata terkejut dan memejamkan mata karna takut untuk menatap muka Kageyama 

"M-Maaaaf Kageyamaa, tolong j-jjangan bunuh aku, aku masih harus membuatkan bento untuk Natsu, aku juga belum membersihkan kamar tidur, ada pelajaran yang harus ku remedi juga, dan aku belum mentraktir bakpao kepada Tanaka-senpai!! Tolong jangan bunuh aku Kageya-" Hinata membuka matanya dan juga menatap Kageyama yang ternyata sedang memandangnya dengan lembut... "Umm anoo Kageyama.. Kamu tidak jadi membunuhku??"

Puk. Hantaman kecil melayang di kepala Hinata, karena Kageyama tidak ingin Hinata tahu bahwa dia sedang memandanginya dan juga bingung apa yang dari tadi dia ocehkan.

"Hinata boke!! Memangnya aku bisa membunuhmu? Nanti siapa yang akan menerima toss ku? Dasar boke!!" sahut Kageyama diiringi tawa kecil Hinata.

"Ya aku tahu itu! Kau tak akan membunuh orang, yang kau sudah tau kebaikannya.. Macam aku ini hahaha." lanjut Hinata sembari mengambil tas nya.

"Aku tidak akan pernah bisa membunuhmu boke, karna aku mencintaimu." timpal Kageyama dalam hati, Kageyama kesal tidak dapat memberi tahu nya langsung.

Bintang gemerlap menyusuri jalan mereka. Begitu indah cahaya malam pada saat ini, namun Hinata menyadiri kegelisahan didalam diri Kageyama, langkah kaki yang kian melambat membuatnya ingin mengetahui apa yang ada didalam pikirannya.

"Nee Kageyama, bukanya aku ingin sok tahu. Tapi dugaanku, kau sedang memikirkan sesuatu sampai kau mengerutkan dahimu sejak tadi."

Hening dan tak bergeming. Keraguan muncul dalam diri Kageyama. Ajak atau tidak. Ajak atau tidak. Terus bergulat dengan pikirannya sendiri jika Hinata tidak ingin pergi bersamanya.

"Heeee apa aku berbuat salah? Apa  loncatan ku kurang tinggi??Atau kita perlu menambah waktu latihan tambahan?? Benar Kageyama, benarkan??" merasa dikacangin Hinata bertingkah aneh seperti  biasa, yaa seperti orang boke.

"Bukan boke!! Ini sama sekali bukan tentang latihan. Jadi gini.. Umm apakah besok kau ada waktu luang? Aku ingin  membeli sepatu di mall. Bisakah kau menemaniku??" Hinata kaget dengan apa yang baru saja Kageyama ucapkan, karena Hinata tau Kageyama bukanlah easy going atau berpergian dengan seseorang.

"Heee kau ingin aku menemani mu?? Woaahh ada apa nih Kageyama?? Kau ingin mentraktirku yaa?? Hmm, jadi ini yang dari tadi kau gusarkan." nada sedikit meledek dan dengan half smilenya seakan mengejek Kageyama.

"Jadi kau mau menemaniku atau tidak? Kalau tidak bisa yasudah." dengan jelas dia mengatakannya namun sedkit dengan nada kecewa

"Huh. Aku bahkan belum menjawabnya kan? Baiklah besok aku ada waktu luang. Jam berapa kita akan berangkat??" melihat kearah Kageyama dengan mata coklatnya yang khas seakan memberi tahu "i'll be with you"

Bertepatan berhembusnya angin, mengambangi jalan mereka. Tidak terbayangkan, ternyata Hinata mau. Hampir saja muka kegirangan Kageyama terlihat karena dia berusaha stay cool.

"Oke besok jam 8 pagi di stasiun." jawab Kageyama menahan senyum

"Baiklah, sampai besok Kageyama!" sambil menaiki sepedanya dan melambai ke Kageyama

Ke esokan harinya, Kageyama menunggu Hinata lebih dari 30 menit dengan memasang muka jengkel karna hp Hinata juga tidak bisa di hubungi "Boke! apa dia lupa soal hari ini." Kageyama terus mengerutkan dahi nya, nampak Hinata sedang lari terburu buru dan dengan cepat menghampiri Kageyama

"Hahhh haahhh.. m-maaf Kageyama, aku, aku ke siangan.. aku lupa memasang alarm.. hahh," masih terengah-engah tiba tiba Kageyama memberikan botol air minum yang sempat dia beli sembari menunggu Hinata

"Cepat lah minum. Kereta nya akan datang 10 menit lagi," memalingkan wajah merah nya karna sangat malu, dia baru sadar bahwa air yang diberikan nya sudah dia minum sebelumnya. "ehh tunggu- kalau begitu, ini indirect kiss??!!" dalam hati Kageyama, yang membuat nya semakin berdegup.

"Arigatou Kageyama, kau tidak marah?" mengembalikan botol minumnya, sambil menyusuri tempat duduk disekitar situ. Kageyama berusaha tidak memperlihatkan mukanya saat menerima botol itu.

"Ya tidak apa. L-Lagipula kereta nya belum datang," ucap Kageyama terbata.

Kereta menuju Tokyo akan tiba 2 menit lagi. Bagi penumpang harap bersiap di belakang garis.

Penumpang kereta hari ini cukup padat, karena nyatanya Kageyama dan Hinata tidak mendapatkan tempat duduk. Posisi mereka saling berhadapan, dan tidak ada dari mereka yang bergerak.

"Aree?? Kenapa aku deg-deg'an??" Tanya Hinata pada dirinya, tapi dia menyangkal. "Mungkin aku hanya kepanasan." Hinata berusaha untuk menggeser sedikit kakinya, tetapi tidak bisa karna terhalang kaki Kageyama. "Uhh, Kageyama tolong bisa geser sedi-" sesaat Hinata menatap ke atas. Ya benar, tepat sekali diatasnya adalah muka Kageyama. Muka Kageyama bagaikan udang rebus. Merah sekali!! Hal itu sedikit membuat Hinata terkejut.

"Bisakah kau diam boke?? Dari tadi kau bergerak terus. Bertahanlah sampai stasiun berikutnya." ucapnya dengan pelan

"Baiklah. Maaf Kageyama." sahut Hinata sambil menundukan kepalanya kembali. "Apa ini hanya perasaanku saja? Atau memang muka Kageyama merah karna sesuatu? Dan dari tadi dada ku terasa sesak." Hinata terus berfikir tentang itu sampai tiba di stasiun berikutnya. Akhirnya mereka bisa mendapatkan tempat duduk. Menengok ke arah Kageyama yang saat itu mukanya masih merah. "Kageyama, kau tidak apa?? Muka mu merah sekali." tanya Hinata cemas

"Mungkin aku sedikit pusing karna situasi tadi. Tapi, tidak apa sebentar lagi juga hilang rasa pusingnya." ucap Kageyama dengan pelan. Dia mengelak, apa yang sebenarnya dia rasakan. "Ughh, kenapa hal itu bisa terjadi?? Kita hanya beda jarak 10cm. Dan juga Hinata sangat beraroma permen karet! Sial, aku ingin memeluknya!!" gerutu Kageyama dalam hati. Dan mengatur nafas agar tidak membuat Hinata semakin mencemaskannya .

"Oke. Kalau pusingmu makin parah, bilang padaku. Aku akan membelikan obat untukmu!" Dengan nada yang sedikit tinggi, namun ia tau bahwa Hinata sangat cemas padanya

"Boke, aku tidak semudah itu untuk sakit." sambil menghantam pelan kepala Hinata.

Perjalanan memakan waktu 1 jam, dan hanya butuh waktu kurang lebih 10 menit untuk jalan ke mall yang dituju.

Bippp bippp. Tiba tiba hp Kageyama berbunyi, ia membuka dan membaca pesan itu dengan reaksi kaget

"Wuooohhh Tobio-chan!! Aku melihatmu di stasiun. Kau pergi bersama siapa?? Nampaknya, kau asik sekali dengan dia. Mungkin aku akan menyapamu, setelah aku selesai dengan urusanku^^ Sampai bertemu Tobio-chan!!"

"Sial!! Kenapa dia melihatku??!! " ucap Kageyama dengan kesal dan menggenggam erat hpnya.

YAAAAYYY PUBLISHED!!
Gimana? Aduuuhh, pasti absurd banget yaaa u.u bebas untuk kritik kok~ Jangan lupa vote yaa!! Next chapter jika vote mencapai 45☆ ヾ(*´∀`*)ノ
Miho gunain "Mizuojima" untuk nama pena Miho~ kalian bisa panggil Mizu-kun, Izu-kun, Jima-san, atau Neneng-chwn boleh siapa aja kok XD

Mizuojima

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 22, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Confused LoveWhere stories live. Discover now