E n a m

52 18 0
                                    

Still Stefi Pov

"Stef muka lo nggak enak banget buat diliat. Abis ketemu setan ya lu" Kata prisca yang tiba-tiba muncul
"Lo sejak kapan dateng pris? Iya bener kata lo, gue abis ketemu setan"
"Setan? Dimana?"
"Bacot ya kamu say"
"Jijik dodol Stef"

Aku menyalakan handphone yang sedari malam ku matikan. Alvin Dirgantara added you. Siapa? gue ga pernah denger nama ini.
Alvin Dirgantara : Addback. adiknya Stefan kan?
Gue kayaknya tahu ini orang dah. Ini mah temennya si kunyuk aka abang gue.
Stefi V. Hanin : Done kak.
Aku menscroll room chat line.Ada si aneh lagi.
Weirdo : Kenapa tadi kabur?
Stefi V. Hanin : Bukan urusan lo.

"Lu lagi chatan sama siapa stef?" Prisca langsung ngambil handphone ku. Aku hanya diam. Males meladeni prisca.
"Ciee prisca ciee. Chatan sama ka Adrian ciee. Jadi setan itu ka Adrian toh." Prisca mencoel-coel pipiku. Aku langsung menutup mulutnya dengan tanganku.
"Bacot lu anjir."
"Diam deh aku diam"
"Ciee stefi ciee. DiAdd sama ka Alvin." Aku lagi-lagi diam dengar ocehan mulutnya.
"Ah Stefi nggak asik. Diam aja. Kayak orang nahan boker."
"Tai lo pris."
"Tuh kan, mau poop ya lu. Gue anterin sini."
"Engga. Ya Allah prisca, emak lo ngidam apa sih punya anak kayak lo. ck."

Kringggg-
Hamdallah belnya udah ga aneh lagi. Gurunya dateng cepet banget sih. Males belajar aku. Gurunya ngga asik. Ngebosenin. Kapan kelar dah ini. Gurunya baru masuk deng. hehe. Pengen tidur, tapi gurunya killer.
"Stefi jangan ngelamun. Kalo ngga suka pelajaran saya. Keluar aja."
"Engga kok bu. Saya di sini aja ya."
"Jangan ngelamun!" Aku hanya mengakuk saja. Tak terasa pelajaran dia sudah abis. Yes istirahat.
"Pris kantin yuk."
"Ayok. Bentar gue kelarin catetan dulu."
"Gue tunggu di luar ya pris."
"Sip"

Aku berjalan ke luar. Anjir ada si weirdo. Aku langsung masuk ke dalam. Ada tangan di pergelangan tanganku.
"Mau ke mana lagi?" Suara cowo. Berat. Aku melihat wajahnya. Si Weirdo.
"Nggak usah megang-megang tangan gue." Ucapku tajam.
"Stefii ayok ke kan.... Eh kayaknya lu lagi pacaran nggak jadi deh. Gue sama Fano aja." Aku langsung sinis ke arahnya. Dan Prisca langsung pergi.
"Ke kanti bareng saya." Anjir bossy amat dah.
"Yaudah, tapi lepasin dulu."
"Nggak nanti kamu kabur." Kampret. Tau aja gue kabur.
"Jangan kenceng be*o. Tangan gue sakit. Gue bisa jalan sendiri elah."
"Nggak usah berisik deh ya." Selain weirdo dia juga sok bossy. Aku dan dia sudah sampai di kantin.
"Duduk bareng temen gue aja ya." Ucapku memohon.
"No."
"Tai."
"Kamu bilang apa tadi."
"Hah?"
Dia menyeretku ke meja yang kosong.
"Bisa nggak Sih ngomong formal aja? Nggak usah make saya kamu."
"Lo mau ngapain?" Tanyaku.

Violet As GreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang