Mobil Angkasa sudah terparkir dengan rapi di depan halaman rumah Julian yang luas ini. Angkasa segera turun dari mobilnya dan berjalan menuju pintu masuk rumah Julian. Angkasa meninggalkan Audie yang masih dengan tenang duduk di dalam mobilnya.
Sedangkan di dalam mobil Angkasa, Audie menarik nafasnya panjang lalu mengeluarkannya pelan-pelan. Tangannya sedikit dingin karena ia gugup. Ia gugup akan bertemu dengan teman-teman Angkasa.
Setelah mengumpulkan keberanian, Audie segera turun dari mobil. Ia berlari kecil menyusul Angkasa yang berjarak sekitar lima meter darinya.
Setibanya disamping Angkasa, Audie mencoba mengatur ritme nafasnya yang memburu. Ia sedikit kelelahan karena habis berlari. Audie memang anak yang mudah capek, karena ia memang tidak menyukai olahraga.
"Nanti lo jangan aneh-aneh di dalam ya?" Ucapan Angkasa membuat Audie kaget. Audie pun langsung meresponnya dengan anggukan. "Good girl." Ucap Angkasa seraya mengelus kepala Audie.
Angkasa tidak tau, hal sekecil itu mampu membuat jangtung Audie berdebar lebih keras seperti biasanya. Wajah Audie pun memerah dengan sendirinya. Mencoba menghilangkan rasa gugupnya, Audie menggeleng-gelengkan kepalanya, berharap rasa gugupnya sedikit hilang.
Ternyata hal ini mampu menarik perhatian Angkasa. Angkasa melirik sedikit kearah Audie yang sedang menunduk dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Masih dengan melirik Audie, Angkasa berdehem dan hal ini mampu membuat Audie mengalihkan pandangannya ke Angkasa.
Seketika mata mereka bertemu. Audie sedikit terpesona dengan mata Angkasa yang hitam pekat. Mata itu dibingkai oleh bulu mata yang lentik. Tak lupa alis tebalnya yang tajam. Detak jantung Audie semakin menggila. Efek ketika Angkasa mengusap halus kepalanya saja belum hilang, eh malah sekarang ditambah lagi dengan adegan saling tatap menatap mata.
Dengan segera, Audie memalingkan wajahnya. Sekarang gantian Audie yang berdehem canggung. Keduanya dalam kondisi awkward. Dan selanjutnya mereka berdua berjalan dalam keadaan hening.
Sekitar satu menit menempuh jarak dari parkiran ke rumah Juluan, akhirnya mereka sudah tiba di depan pintu rumah Julian. Angkasa menekan bel rumah Julian. Selang beberapa detik pintu besar itu pun terbuka. Sejenak Audie terpana. Ini rumah memang benar-benar mewah bak istana di negeri dongeng. Untuk menuju pintu utama rumah ini pun menempuh waktu beberapa menit. Ini menunjukkan bahwa betapa besarnya rumah Julian.
"Eh akhirnya lo dateng juga bro. Udah ditunggu sama anak-anak tuh di dalem." ujar Julian seraya menunjuk temannya dengan dagunya. Angkasa pun mengangguk.
"Eh lo bawa pacar lo Ang?" tanya Julian. Sedangkan Angkasa pun hanya mengangguk lagi sebagai jawabannya.
"Yaudah gih sana kalian berdua masuk. Ntar kenalinnya di depan kita semua aja." ujar Julian sambil menutup pintu rumahnya. Mereka berdua berjalan menuju ruang keluarga milik Julian yang terletak di lantai dua.
Audie berjalan disamping Angkasa dengan perasaan gelisah, takut, gugup. Audie takut bila teman Angkasa ini isinya anak-anak nakal yang sering merokok, mabuk berjudi atau apalah. Namun semua pikiran itu sirna ketika melihat semua teman Angkasa yang sedang asyik bermain PS bersama-sama. Pantas saja dari tadi berisik, ternyata mereka sedang asyik dengan PS.
Angkasa pun menyuruh Audie untuk duduk di sofa, sedangkan Angkasa, ia berjalan menghampiri ketiga temannya yang masih asyik dengan game didepannya sehingga tak menggubris kedatangan Angkasa.
Dengan gerakan tiba-tiba, Angkasa menubruk mereka dari belakang. Alhasil ketiganya pun tertimpa tubuh berat Angkasa. Melihat hal itu, Audie melongo kaget. Angkasa melakukan hal tak terduga yang tak sempat Audie sangka. Ia kira, Angkasa adalah tipe anak yang anteng, namun perkiraannya salah. Angkasa dengan santainya menubruk temannya sendiri. Menurut Audie, ini adalah hal yang aneh mengingat kelakuan Angkasa selama ini. Ia selalu bertindak cool di depan teman sekolahnya. Namun ketika didepan para sahabatnya, Angkasa lebih bebas mengeksresikan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy
Teen FictionNathaniel Angkasa Wijaya adalah seorang cowok yang supel, menyenangkan, berprestasi, ramah ke semua orang tapi playboy! Bahkan saking supelnya, dia bisa mematahkan hati semua gadis karena keramahan dirinya yang kelewat batas. Dengan memacari satu ga...