1

251 16 1
                                    

Ini cerita kedua gue. Semoga kalian suka ya. So, happy reading guys.

Bella Anindita Ashton adalah anak kandung dari Keluarga Ashton. Mempunyai 3 saudara bernama, Michael, Cherry, dan Devan. Bella sekolah di SMA Cendrawasih. Itu sekolah milik papanya. Walaupun sekolah itu milik papanya tetapi dia sama seperti siswa lainnya. Dia disuruh menyembunyikan identitas aslinya karena papanya malu punya anak seperti Bella.

Semenjak ada keluarga yang mau menjadikan Bella anak angkatnya. Bella menjadi punya semangat hidup. Itu karna abang tirinya, Nathan dan Rio.

***

"Morning. "Ucap Bella ketika turun dari kamarnya.

"Too. "Ucap mama dan papanya.

"Michael berangkat dulu ma pa. Ayo Cher. "Ucap Michael lalu pergi kesekolah. Michael tidak suka kepada Bella. Bella adalah orang yang melenyapkan nyawa seseorang yang Michael cintai.

Cherry pun sama. Cherry membenci Bella. Tetapi Cherry membenci Bella tanpa alasan. Cherry memang dari dulu tidak suka kepada Bella.

"Yaudah. Ma pa Bella berangkat sekolah dulu. "Kedua orang tuanya hanya mengangguk. Mereka menganggap Bella tidak ada di keluarga ini. Bella selalu diasingkan.

"Devan juga ma pa. "

"Lo naik apa dek? "Tanya Devan kepada Bella.

Ya, Devan tau Bella tidak bersalah. Dan Devan sudah dilarang oleh Bella untuk tidak dekat-dekat dengannya jika ada Michael dan Cherry. Takutnya akan menambah masalah.

"Gue naik angkot bang. "Ucap Bella lalu berjalan keluar dari perumahan.

"Lo bareng gue. "Ucap Devan lalu menggandeng tangan Bella untuk naik ke motornya.

"Tapi nanti..."Belom sempat Bella menjawab Devan sudah memutusnya.

"Nanti kita turun di basement. "Ucap Devan. Bella hanya diam menuruti kata abangnya itu.

***

"Pagi Sayang."Ucap Nathan.

"Pagi abang. "Ucap Bella tersenyum.

"Lo tadi bareng Devan? "Bella mengangguk.

"Yaudah gue kekelas dulu ya. Elo jaga diri. "Ucap Nathan mencium kening Bella lalu pergi ke kelas.

Bella pun masuk kelas dan duduk dibangkunya. Kelasnya adalah kelas kepedulian sosial. Entah kenapa papanya kejam sekali memasukkan Bella ke kelas kepedulian sosial. Tetapi Bella menyukai kelas ini. Banyak teman-teman yang mau bergaul dengannya. Dan disini Bella bisa mencurahkan keluh kesahnya kepada temannya.

"La lo tadi berangkat bareng siapa? Abang lo? Abang tiri lo ato abang kandung lo? "Tanya Alexa tiba-tiba.

"Gue tadi sama Devan. "

"Kok bisa?"

"Dia percaya sama gue. "Ucap Bella datar.

***

Bella, Alexa, dan Resa sudah berada di kantin. Resa dan Alexa adalah sahabat Bella.

"Lo mau pesen apa, gue pesenin? "Tanya Resa ke Bella dan Alexa.

"Bakso aja. "Ucap Bella.

"Gue Siomay "Ucap Alexa. Resa lalu pergi memesan makanan.

"Eh anak pemulung ada disini. "Ucap Cherry ketika melihat Bella ada dikantin.

"Lo punya uang gak buat bayar? Apa perlu gue beliin? "Tanya Cherry tersenyum miring.

"Gue punya. "Ucap Bella datar.

"Songong sekali ya dia guys. "Teman-teman Cherry pun tertawa.

"Udahlah dek. Diemin aja tuh pembunuh. "Ucap Michael tiba-tiba dengan nada sinis.

"Iya ya ngapain juga gue urusin tuh pembunuh. Mending gue makan. "Ucap Cherry lalu pergi ke mejanya.

Bella yang mendengar Michael mengatainya sebagai seorang pembunuh hanya bisa menghela napas.

"Seandainya lo tau bang. Bukan gue yang bunuh Kak Mora. Tapi itu temen lo sendiri. "Batin Bella.

Devan yang melihat Bella dibully oleh adik-adiknya itu hanya bisa diam. Jika Bella tidak melarangnya untuk memberi tau yang sesungguhnya Bella tidak akan seperti ini.

"Lo tenang La. Lo pasti kuat. Lo bukan orang yang lemah. Gue sama Resa bakal selalu ada buat lo. "Ucap Alexa menepuk pundak Bella.

"Thanks Lex. "

***

"Bang anterin gue ke cafe gue. "Ucap Bella.

"Iya deh. Tapi abang ditraktir ya. "Ucap Nathan tersenyum miring.

"Iya iya. Buruan ah. "

Bella mempunyai Cafe sendiri yang sudah dibangunnya 2 tahun silam. Cafe itu adalah salah satu biaya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Bella juga mempunyai mobil sendiri. Mobil itu ia beli dari uang kerja kerasnya sendiri.

Dan jika Bella tidak mampu menahan luka di hatinya, Bella akan balapan. Ya, Bella suka balapan. Tetapi Bella tidak seliar itu. Uang hasil balapan ia tabung untuk biaya kuliahnya besuk.

Dicafe itu, Bella mempunyai ruangan untuk beristirahat menghilangkan penat dikepalanya. Nama Cafe Bella adalah Cafe BA. Cafe itu sudah terkenal. Banyak pelanggan yang datang ke cafe BA.

Bella bersyukur karna Tuhan masih memberikan dia kekuatan untuk mencari nafkah sendiri dan memberi kekuatan untuk bertahan menghadapi masalah yang sedang dihadapinya.

"Gue bangga sama lo dek. Kecil-kecil udah jadi pengusaha. "Ucap Nathan sambil mencubit pipi Bella.

"Ishh abang. Gausah pake cubit-cubitan segala. Gue tu mandiri ga kayak lo. "Ucap Bella sambil memeletkan lidahnya.

"Biarin. Yang penting gue tampan. "Ucap Nathan dengan sombongnya. Bella hanya tertawa.

Sampe segini dulu ya. Hehe. Semoga suka ya. Jangan lupa vote and comment.

EvelynnMcc

MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang