Because of you

80 16 4
                                    

"Gue sayang sama lo, Ra."

Kalimat yang sampai saat ini masih membuat jantungku bergetar. Nafasku seolah berhenti dan akal pikiranku bekerja dua kali lipat dari biasanya. Darahku berdesir hingga aku seperti menggigil. Kalimat yang sangat tidak kuduga terlontarkan begitu saja dari bibir Fasya.

Fasya merupakan kakak kelasku yang kegantengannya sangat dipuja oleh satu sekolahan. Aku dekat dengannya karena aku bekerja sama dengannya dalam rangka olimpiade sains antar sekolah. Aku yang ditunjuk sebagai perwakilan kelas 1 dan 2, sedangkan Fasya perwakilan dari kelas 3.

Awalnya kami hanya belajar dan menyelesaikan soal-soal latihan untuk olimliade sains hingga saat olimliade pun tiba. Kami yang sangat bahagia dapat menjuarai olimpiade pun merayakannya dengan makan berdua di salah satu restorant pilihan Fasya.

Semenjak di restorant itu, kami sering bercerita apapun. Berawal dari cerita ringan tentang kejadian suatu hal hingga sampai saat ini Fasya mau menceritakan rahasianya. Dia tidak segan-segan berbagi rahasianya kepadaku.

Fasya juga sering mengajakku pulang bareng. Sebenarnya itu diawali dengan aku yang tidak dijemput oleh supirku dan Fasya dengan baik hatinya mengantarkanku pulang. Kemudian berlanjut hingga saat ini.

Kami juga sering chatan di Line. Fasya sangat asik dibawa bicara. Dia juga nggak bawel, tidak memotong pembicaraanku. Kata teman-temanku kalau Fasya adalah kakak kelas yang sangat dingin, namun sejauh ini dia tidak dingin seperti yang diceritakan oleh teman-temanku.

Ting.

Tiba-tiba saja ponselku yang tergelatak di atas kasur berbunyi bahwa satu pesan Line masuk. Aku yang masih duduk didepan meja belajar langsung mengambil ponselku dan membuka pesan tersebut.

Andhika Fasyahputra: Lo besok ada jadwal pergi ga?

Buru-buru kubalas pesannya. Jarang-jarang banget Fasya menanyakan hal tersebut.

Jeje Faura: Gak ada. Emang kenapa?

Andhika Fasyahputra: Bisa jalan sama gue?

Andhika Fasyahputra: Besok disekolah gue kasih tau tempatnya.

Jeje Faura: Kita perlu pulang kerumah ga besok?

Andhika Fasyahputra: Gak usah. Dari sekolah langsung ke tempatnya.

Jeje Faura: Oke sip.

Andhika Fasyahputra: Tidur gih, udah malem. Good night. Sleep well.

Jeje Faura: Good night to.

Andhika Fasyahputra: Jangan dipikirin kemana gue mau bawa lo. Hehe...

Pesan tersebut membuat senyum terukir di bibirku. Entah kenapa aku begitu senang membaca pesan dari Fasya. Mengingat kalimat tadi sore disekolah.

Keesokannya sepulang sekolah, Fasya benar-benar mengajakku pergi ke suatu tempat yang saat ini masih belum diberitahunya

"Gue gak bawa lo ke tempat yang macam-macam kok. Jangan gelisah."

Kalimat itu yang diputar Fasya selama diperjalanan. Namun kalimat penenangnya itu sama selali tidak mempan untukku. Aku tetap saja gelisah didalam mobil sedangkan dia terfokus pada jalanan.

Sangking lamanya perjalanan yang kami tempuh, akupun tertidur didalam mobil. Fasya membangunkanku dan wawww... pemandangan didepanku saat ini sangat luar biasa indahnya. Ini pertama kalinya aku kesini.

Dengan semangat aku membuka pintu mobil dan bergegas keluar hendak menikmati pemandangan ini dengan mata telanjang.

Udaranya begitu segar terlepas dari udara yang sumpek di kota. Pepohonan dan barisan bukit berjejer di hadapanku saat ini. Ini diluar dugaanku.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang