delapan

292 116 11
                                    

● Budayakan vote sebelum membaca ●

Alvico's PoV

Dia masuk ke dalam kamar dan buru-buru menutup pintu karena takut aku akan membalas perlakuannya itu dengan memukulnya. 

Drett!! Drett!! Dreett!!!

Aku menoleh ke sumber suara itu. Sepertinya ada yang menelpon ku. Aku pun mengambil ponsel yang berada di atas meja. Aku berkenang antara ingin mengangkat telpon itu atau tidak. Setelah cukup lama berpikir, akhirnya aku memutuskan untuk tidak menjawab telpon itu. 

"Kak Alvii," seseorang memanggilku dari belakang. 

Ku taruh kembali ponsel di atas meja kemudian berbalik badan. "Mumutt." sapaku dengan senyum lebar, "haaii." aku menghampiri Mutela adiknya Calum.

Dia memelukku sangat erat. "Udah lama banget kita ga ketemu kak, kangeenn."

"Iyaa, kakak juga kangen sama kamuu." 

Mumut melepaskan pelukannya. "Kakak aku mana?" tanya.

"Lagi mandi, baru banget masuk kamar."

Mumut kemudian ber-oh ria. "Oiya kak, tadi Ibu ada beli pizza buat kakak. Kita makan dulu yuk?" ajaknya.

"Ga bisa sayangg, kakak mau ngerjain tugas dulu." jawabku.

"Nanti aja ngerjainnya tunggu kakak aku selesai mandi. Sekarang kita makan dulu."

"Kalo kita makan dulu, nanti kakak kamu makanyan sapa siapa?"

"Biarin aja dia sendiri, dia kan jomblo."

"Ga boleh gitu sayangg."

"Ga apa-apa kakak, ayoo makann." Mumut menarik tanganku menuruni tangga. 

Om David tiba-tiba naik dari bawah menuju kamarnya yang berada di lantai atas. Aku tidak bisa melawan sekarang, akhirnya aku terpaksa menuruti keingan Mumut agar dia tidak lagi merengek.

Calum's Pov 

"Udah sampe mana ngerjainnya Vico?" aku keluar kamar sambil menggosok rambut menggunakan handuk yang menggantung di leher.

Orang yang diajak bicara ternyata tidak ada di sini. Aku melangkahkan kaki menuruni tangga hendak mencari sosok itu yang sepertinya sedang berada di bawah.

Drett!! Drett!! Drett!!

Ponselnya Alvico berbunyi. Aku kembali naik ke atas untuk mengambil ponselnya itu. Sewaktu aku melihat display name  orang yang menelpon, layar ponselnya Alvico langsung aku geser ke kanan.

"Ha-"

"Halo fan, akhirnya telpon mama kamu angkat juga nak," ucap mamanya Alvico memotong ucapanku di sebrang sana.

"Kamu sekarang di mana sayang? Mama udah cari kamu kemana-mana tapi tetep aja gak ketemu. Mama mohon kamu pulang nak, mama minta maaf kalo seandainya mama ada salah sama kamu."

Aku diam mendengar kata-kata yang dilontarkan oleh mamanya Alvico.

"Nak, maaf karna mama gak ngasih tau kamu kalo mama udah nikah lagi. Mama marah sama papa kamu karna dia udah selingkuh, mama langsung nikah sama pacar mama waktu tau tentang itu. Mama ga ada waktu buat ngasih tau kamu nak, sekarang mama mau minta maaf sama kamu. Kamu mau kan maafin mama? 

Aku kaget setengah mati mendengar kata-kata mamanya Alvico.

"Nak, karna pernikahan mama sama suami mama yang sekarang, mama harus kembali ke Indonesia. Mama ga bakalan punya waktu lagi buat ketemu sama kamu kalo mama udah balik kesana. Jadi tolong nak, untuk terakhir kalinya sebelum kita ga akan ketemu lagi. Kamu pulang kerumah yah, jangan marah sama mama lagi. Kamu udah maafin mama kan Fan? Kalo gitu pulang ya sayang, pulang ya.

Let My Heart Choose [5SOS] // EditedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang