VIII - Honeymoon

10.2K 426 31
                                    

~Souta Fukazawa

Hari ini aku sedang berlibur di negara lain, lebih tepatnya di pulau New Caledonia untuk berbulan madu.

Awalnya aku sama sekali tak tahu tentang honeymoon. Saat itu Honda --salah satu sahabatku-- bertanya apakah aku tidak berencana untuk berbulan madu bersama dengan Wizzy. Dan setelah kupikir kembali kami berdua memang belum merancanakan apapun tentang bulan madu. Maka dari itu pada akhirnya disinilah aku berada. Berlibur untuk pertama kalinya bersama dengan Wizzy, merayakan pernikahan kami yang baru terjalin selama satu bulan ini.

Namun perlu diingat juga bahwa mengajak Wizzy untuk pergi berdua sangat menyulitkan. Bahkan sesibuk-sibuknya seorang kaisar besar kerajaan, sosok Wizzy jauh lebih sibuk daripada beliau. Berbagai alasan pasti ia lontarkan ketika aku mengajaknya untuk pergi.

Pertama kali mengusulkan tentang honeymoon, Wizzy langsung menolak ideku itu mentah-mentah. Namun usahaku untuk membujuknya tak berhenti sampai disitu saja, berkali-kali aku mengajak Wizzy untuk pergi honeymoon. Mulai dari cara yang manis hingga cara kasarpun sudah kulakukan. Bahkan aku pernah melakukan aksi mogok makan seharian agar istriku itu mau menuruti keinginanku. Namun apa yang dihasilkan? Wanita itu malah tertawa seperti kerasukan ketika melihat aksiku tersebut. Dia bahkan dengan teganya menyumpahiku untuk segera mati tinggal meninggalkan nama saja.

Bukankah itu terlalu kejam?

Aku yang sudah depresi akhirnya membicarakan masalah ini pada kedua sahabatku, Honda dan Ken. Karena mereka berdualah yang sudah terlebih dahulu berumah tangga. Sedangkan untuk Daichi, dia masih terlalu santai dengan status pacaran-nya.

******

"Aku ingin pergi bulan madu!" kesalku, sembari mengaduk susu vanilla-ku dengan kesal.

Hari ini aku sedang berkumpul di cafe langganan kesukaanku.

"Kenapa Wizzy-chan selalu menolak untuk honeymoon?" protesku tak mengerti. Lalu menyeruput minuman tersebut menggunakan sebuah sedotan. Mendengar keluhanku, Ken langsung memutar kedua matanya dengan malas.

"Itu tandanya dia tak ingin seranjang denganmu, Souta." ucap Ken acuh. Keningku menyerngit mendengar kata-kata terkesan mengejek itu.

Kenapa Wizzy tidak mau seranjang denganku? Tidurku tidak pernah aneh, tidak ada dengkuran ataupun air liur. Aku seperti seorang pangeran tidur yang tampan di dalam dongeng yang sering ibu ceritakan padaku ketika hendak tidur malam dahulu.

"Jika istrimu yang menolak, kenapa tetap memaksanya?" tanya Honda.

Aku menghela napas berat lalu mengerucutkan bibirku dan bertanya. "Kamu saja sudah pergi honeymoon dua kali, kenapa aku tidak boleh bulan madu bersama Wizzy-chan?"

"Cih.. bagiku berbulan madu itu tidak penting, Souta." desis Ken. "Dulu, aku dan Stella tidak pernah melakukan acara bodoh itu, yang lebih penting adalah tentang timming yang tepat. Tidak peduli dengan tempatnya, asal bisa membuat pasangan puas dan menjeritkan nama kita, dia tak akan pernah menolak. Bukan honeymoon yang jadi masalah, namun inisiatif libidomu sendiri yang perlu di asah," jelas Ken menggebu-gebu. Ada raut kebanggaan jelas di senyuman bibirnya.

Lagi-lagi aku mendengus kesal tentang pemikiran sahabatku satu ini.

"Dasar otak selangkangan!" gerutuku sembari menyemburkan air susu dari sedotan tepat ke wajah Ken.

"Souta!" bentak Ken, mendelik tajam padaku. Ia mengambil sebuah tissue di atas meja lalu membersihkan cipratan susu yang berada di wajah serta kaosnya. Kegiatan barusan disambut tawa keras oleh Honda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marriage Season (My Older Wife)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang