Sahabat, Aku Cinta

840 6 0
                                    

Harus aku utarakan semua, aku tak ingin kehilangannya. Kalau aku tidak katakan ini sekarang, sampai kapan harus begini?

“Ar aku suka sama kamu, bukan sebagai sahabat, tet.. tetapi lebih…”

Kutundukan kepalaku, akhirnya kata-kata itu terucap juga dari bibirku. Di lorong sebuah studio yang lengang, aku memutuskan mengatakan semuanya pada Arya sahabatku, sahabat yang juga menjadi cinta dihatiku. Kudongakkan pelan kepalaku, ingin rasanya aku mendengar tanggapannya atas perasaanku padanya.

“Kamu kejam, Vin” dahi Arya mengkerut dan ia mempertajam sorot matanya padaku. Kenapa aku dikatakan jahat? Aku hanya mencintainya, apakah itu sebuah kejahatan?

“Ar…” aku memanggilnya agar dia tak menghentikan jawabannya pada satu kata, aku butuh penjelasan lebih.

“Sejak kapan Vin? Sejak kapan kamu menyimpan perasaan seperti ini padaku!??” Arya mulai meninggikan nadanya

“Se.. sejak dulu Ar, sejak kau menawarkan persahabatan padaku 7 tahun yang lalu, ada perassan yang beda setiap aku bersamamu, aku selalu bahagia saat kau tersenyum, aku merasa hancur saat kau sedih, dan baru aku tahu kalau ini cinta, Ar.”

“Ternyata kamu mengkhianati rasaku padamu Vin, kamu kejam sekali, memperlalukan ketulusanku seperti itu.”

“Ar, maafin aku. Aku hanya ingin jujur padamu, aku gak bisa menahan rasa sayang ini sendiri Ar.” aku tak mengerti arti dari megkhianati ketulusannya, aku hanya ingin jujur.

“Kamu tau Vin!! Aku menawarkan persahabatan yang tulus padamu dan kau mengkhianatinya dengan mencintaiku, sahabat macam apa kamu? Apakah selama ini tak pernahkah kau berfikir kalo aku bersusah payah menjaga persahabatan kita Vin? Dan kini kau bilang sejak awal kau mencintaiku, itu sama artinya selama ini tidak ada persahabatan diantara kita!!”

Hatiku tersentak mendengar pernyataan Arya padaku. Aku meneteskan air mata. Kini aku mengerti kenapa Arya menyebutku pengkhianat, menyebutku kejam. Benar, aku telah dengan kejam membiarkan perasaan ini tumbuh tanpa memikirkan perasaanya, aku telah mengkhianati persahabatan tulus yang telah dia tawarkan dan dia jaga sampai kini.

“Vin, ini artinya selama ini kita bukan sahabat, karena dalam persahabatan tidak ada sandiwara. Selama ini kau bersandiwara menjadi sahabatku, padahal jelas kau mencintaiku!!”

Arya pergi meninggalkanku di lorong itu, aku mencoba mencegahnya tapi apalah dayaku, aku kini bagai orang hina yang menyebut namanya saja aku tidak pantas.  Tubuhku terasa gontai sehingga aku bersandar pada tembok dan meringkuk, aku hanya bisa menangisi kebodohanku. Aku tak menghiraukan berapa lama aku sendiri dan merengkuh tangis.

“Kan sudah aku bilang, janganlah kau gegabah.”

Ada seseorang yang kini berada di hadapanku, dia adalah Aldo, rekan satu profesi denganku sebagai model. Tanpa  banyak bertanya sepertinya dia tahu apa yang kini telah terjadi.

“Do, aku bodoh banget.. hiks..hikss…”

“Aku sudah pernah bilang padamu, rasa cinta berbeda yang kamu punya ini tak semua orang bisa menerimanya, terlebih itu sahabatmu, Vin.”

“Aku tau Do, aku gak berharap Arya juga mencintaiku, aku tau dia straight, aku hanya ingin dia mengerti tentang perasaanku Do.”

“Aku mengerti Vin, jadi seperti kita ini memang serba salah, terkadang kita hanya menginginkan hal sederhana, tapi entah mengapa hal sederhana itu menjadi sulit.”

“Maksudmu Do?”

“Aku juga pernah mengalami hal yang kamu alami Vin, aku juga mencintai sahabatku, tapi kini aku menyesal karena pernah mengungkapkan perasaanku padanya. Kini dia menjauhiku Vin, hanya karna rasa cinta ini.” sorot mata Aldo meredup , entah mungkin dia mengenang kembali saat yang menyedihkan itu, dan aku kini bisa merasakan yang apa dia rasakan dulu.

Sahabat, aku cinta!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang