Part 1 - Gessa si Jones

12.2K 740 382
                                    


"Kapan pacaran, Ges?"

"Aku sudah ada gandengan baru, lho. Kalau ada waktu double-date, ya?"

"Kamu belum pacaran karena gagal move on atau terlalu rajin?"

"Kapan nyusul pacaran, Ges? Jangan lupa bagi pajak jadiannya!"

"Mantanmu ada berapa?"

Ucapan teman-temannya tadi siang masih berputar dalam benaknya. Hampir seluruh teman-temannya di kelas sudah memiliki pacar. Kalaupun ada yang belum punya, itu karena mereka memegang prinsip untuk single sementara waktu. Dan saat mereka ingin melepas masa single, calon pasangan akan datang dengan sendirinya.

Gessa menopang dagunya dengan kedua telapak tangan di atas meja guru setelah menyelesaikan tugas piketnya. Hampir lima menit ia bertahan dalam posisi tersebut tanpa menyadari kelasnya yang mulai sepi. Hanya ada dia dan teman sebangkunya, Aura.

"Mau jadi hantu penunggu kelas, Ges?" tanya Aura sambil duduk di bangku depan meja guru.

Gessa yang mendengarnya hanya terseyum kecil. Senyumnya terlihat sekali terpaksa. Dan Aura menyadari hal itu mengingat ia adalah sahabat Gessa sejak duduk di bangku sekolah dasar.

"Ada masalah?"

Gessa menggeleng lemah. Dia masih enggan menyahut dengan kalimat panjang.

"Kalau nggak ada masalah, kenapa mukamu manyun gitu? Tambah jelek, tahu!" tambah Aura dengan cengiran khasnya.

Gessa mendengus kasar. "Ternyata jomblo itu..."

"Masalah jomblo lagi? Kemarin iri lihat Anggi pacaran, sekarang apa?" tanya Aura yang sudah tahu topik permasalahan Gessa.

"Mereka seolah tidak tahu keadaanku-jomblo. Dan selalu saja bicara tentang pasangan yang berakhir menyudutkan aku. Mereka terus mengejekku yang masih jomblo," jawab Gessa sekenanya.

Aura yang mendengar jawaban teman dekatnya hanya terkikik geli. "Nggak semua dugaanmu benar, lho. Sebagian juga nggak tahu kalau kamu masih jomblo."

"Nggak tahu? Bahkan satu sekolah tahu siapa Gessa Askara, Si Jomblo Ngenes. Dan mereka bilang begitu karena mau mengejekku," sanggah Gessa cepat.

"Belum tentu juga. Aku yakin kok semua orang itu nggak bermaksud menyindirmu,"

"Pengecualian untuk Adit. Dia adalah biang keladi semua masalahku."

Gessa berdiri dari posisi duduknya sambil menggendong tas punggungnya. Tangan kanannya mengapit buku matematika yang baru saja dipinjami Anggi. Mengetahui Gessa akan keluar kelas, Aura segera mengekor di belakang.

Suara alas sepatu berpadu dengan kerasnya lantai mengiringi kepergian dua gadis cantik itu. "Adit memang gitu kok orangnya. Nggak usah dimasukin ke hati. Aku ada rapat OSIS, duluan ya? Sampai jumpa hari Senin," ucap Aura sebelum berbelok ke ruangan yang ada di sudut koridor.



Hai hai, ini cerita baruku sambil nunggu Badai Galatoma 2 ya. Vomment ditunggu readers, salam kodok 

Jones Has Taken || #wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang