‘Menikah’ satu kata yang sangat sakral menurutku. Aku rasa setiap wanita menginginkan menikah satu kali dalam hidupnya begitupun dengan diriku. Apa kau pernah membayangkan Menikah dengan calon kakak iparmu sendiri atau apa kau pernah membayangkan menikah hanya untuk menutupi rasa malu keluargamu? Kupikir itu hanya lelucon biasa seperti cerita fiksi yang sering kubaca, kini kusadar itu semua nyata sangat nyata seperti halnya takdir sedang mempermainkan hidupku kali ini.
Biasanya hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu setiap wanita. Hari yang paling membahagiakan. Karena dihari ini sang wanita menjadi ratu dalam sehari. ya, hari ini adalah hari pernikahanku, oh, tidak harusnya hari ini pernikahan kakakku bukan diriku. Seharusnya hari ini hari yang paling bahagia karena tidak hanya dua insan manusia yang bersatu dalam ikatan resmi sebuah Pernikahan tapi juga menyatukan silaturrahmi kedua belah pihak, saling menitipkan putri-putra mereka. Sayang semua itu harus ternodai oleh kakakku sendiri. Meninnggalkan selembar kertas diatas tempat tidurnya menyatakan bahwa tak bisa melanjutkan pernikahannya. Oh sungguh sangat sopan sekali dan kini yang harus menanggung itu semua diriku. kadang aku berpikir kenapa harus aku, aku, dan aku yang harus menanngung kesalahan yang tak pernah ku perbuat.
Tak seperti pernikahan pada biasanya, wajah sepasang suami-istri baru terhias senyum kebahagiaan. Tapi tidak untuk kami, kami tak saling sapa semenjak akad nikah. Dia tak mengajakku bicara dan akupun takut menatap wajahnya satu hal yang tergambar jelas diwajahnya yaitu kebencian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Worst Marriage
Teen FictionBenarkah pernikahanku ini sebuah kesalahan atau malah sebuah keuntungan utuk keluargaku. Hidup memang tak selalu indah seperti cerita fiksi yang pernah aku baca. yang aku tahu hanyalah kehidupan pernikahan yang tak berarti untuknya maupun untukku