03 Dersik : Desir Angin

30.6K 2K 13
                                    

Bab 3 - Dersik

Pagi-pagi sekali Bening sudah repot dengan rengekan Kevyn yang meminta diajak ke taman, bermain bersama teman-temannya. "Kamu masih kurang enak badan Vyn," tolak Bening sibuk membereskan alat masak yang baru saja dicucinya.

"Kevyn sudah sembuh Bu, ayolah Kevyn bosan di rumah saja," rengek Kevyn sambil menarik-narik baju daster yang Bening kenakan. Kaki mungilnya mengikuti setiap gerakan Bening, membuat Bening lama-lama risih dan tidak tega juga.

"Oke oke, kita akan pergi tapi kasih Ibu waktu untuk membereskan ini semua dan bersiap-siap. Bagaimana? Setuju?" ujar Bening kepada Kevyn.

"Siap Madam!" seru Kevyn setuju dan memberikan gerakkan hormat kepada Bening. Setelahnya Kevyn berlari menuju ruang TV dan meninggalkan Bening sendirian di dapur.

Ada rasa sesak yang Bening rasakan saat dia hanya berdua saja dengan Kevyn untuk merasakan kebahagian ini, dia ingin Ayah Kevyn juga merasakan indahnya pagi bersama keluarga kecil. "Andai ada kamu, Kevyn pasti akan mengajakmu bermain di taman dan aku akan menunggu di rumah dengan sarapan yang terhidang," gumam hati kecil Bening.

Setitik air mata lolos dari mata indah Bening, begitu banyak harapan Bening untuk dapat mengulang waktu. Bagi Bening, jika dulu dia menolak lamaran Alden bisa saja mereka akan bersama sekarang. Membiarkan Alden menyelesaikan pendidikannya dan meraih cita-citanya. Rasa penyesalan akan banyak hal menggunung di dalam hati Bening, apa lagi ketika dia melihat Kevyn, terbayang betapa Kevyn sangat merindukan Ayahnya.

"Bu jangan lama-lama nanti keburu panas!" teriakan Kevyn dari ruang TV membuyarkan lamunan Bening. Diusapnya cepat air mata yang mengalir di pipinya, lalu bergegas menyelesaikan pekerjaan dapurnya.

∞∞∞

Matahari sudah mulai terik, panas mulai terasa sangat menyengat kulit. Bening melihat jam pada pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 11 siang. Taman bermain masih ramai dengan anak-anak dan keluarga mereka. Menikmati hari libur sambil berkumpul bersama keluarga di taman memang menjadi keasyikan tersendiri.

"Kevyn! Ini sudah siang," Bening melambaikan tangannya ke arah Kevyn yang sedang bermain kejar-kejaran dengan beberapa temannya. Paham dengan panggilan Ibunya, Kevyn langsung berlari menuju ke arah Bening.

"Kita pulang Bu?" tanya Kevyn sambil menerima sebotol air minum kecil yang diberikan oleh Bening kepadanya.

"Hmmm, bagaimana kalau makan dulu baru pulang?" tawar Bening sambil mengenipkan sebelah matanya menggoda sang anak.

"SETUJU!" teriak Kevyn girang.

Tanpa keduanya sadari, dari jauh terlihat sebuah mobil mewah terparkir sejak sejam yang lalu. Penghuni mobil tersebut memandangi Bening dan Kevyn dengan tatapan yang tajam, bibirnya tersenyum sinis melihat interaksi Bening dan Kevyn. Helaan napas berat terdengar dari orang tersebut, seolah-olah sedang berpikir apa yang harus dia lakukan saat itu.

"Kita jalan Pak," suruhnya pada sopir pribadinya.

Bening membawa Kevyn ke sebuah restaurant keluarga yang letaknya tidak jauh dari taman. Di sana terdapat berbagai macam pilihan makanan yang cocok di lidah Kevyn, "Kamu mau makan apa sayang?" tanya Bening kepada Kevyn yang sudah duduk manis di sebelahnya.

"Kevyn mau udang goreng!" ujarnya semangat, kakinya yang terjuntai dari kursi juga bergerak-gerak semangat. Terlihat sangat menggemaskan dan sangat lincah.

"Untuk makannya udang goreng dan nasi bakar ayam bakar," pesan Bening pada pelayan. "Minumnya apa? Es jeruk?" tanya Bening lagi kepada Kevyn yang langsung mengangguk dengan semangat. Bening kembali menatap pelayan dan mengatakan, "Minumnya es jeruk dan jus mangga."

Turn Back (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang