Prolog

148K 6.7K 56
                                    

Seorang pria tersenyum keluar dari pintu. Senyumnya membuat wajah tampannya terlihat berkali kali lipat lebih tampan. Iris birunya terlihat bercahaya karena perasaan puas. Pria itu mengendus bau amis yang berada di tangannya. Cairan merah kental itu terdapat hampir di seluruh jemarinya. Tapi dia sama sekali tidak terganggu. Kebalikannya dia malah terlihat menikmati.

Pria itu berjalan ke sebuah wastafel yang berada tidak jauh dari pintu tempat dia keluar. Dia mencuci lengannya membiarkan warna merah itu hilang tersapu air yang mengalir.

"Kamu terlihat sangat menikmatinya"

Pria itu tersenyum kembali mengenali siapa yang memanggilnya. Dia berbalik dan iris biru indahnya berjumpa dengan iris abu gelap yang menatapnya tanpa ekspresi.

"Kamu yang paling tahu betapa aku menikmati momen momen itu"

Pria yang baru datang itu teraenyum kecil.

"Sudah mendapat kabar baru mengenai kejadian yang menimpaku dulu Steve?"

Pria bernama Steve itu menggeleng.

"Informasi mengenai peristiwa itu masih samar. Maafkan aku Jared"

Jared mendesah.

"Apa aku masih harus menunggu? Bertahun tahun berlalu dan aku masih belum mengetahui apapun"

Steve tersenyum .

"Aku tahu organisasi terkesan lambat. Tapi percayalah mereka sebenarnya sudah tahu. Hanya saja, Mereka belum memberi tahumu mereka menunggu waktu yang sempurna untuk itu"

Jared menggeleng.

"Yah apapun yang kamu katakan, tapi aku masih berfikir mereka hanya masih memanfaatkanku untuk membunuh"

"Tapi kamu menikmatinya"

Jared tertawa. Dia lalu tersenyum begitu manis, tapi matanya berkilat mengancam.

"Kamu yang paling mengetahuinya"

"Oh, aku jadi ingat. Ada seorang wanita yang mengincarmu"

Jared menatap tidak minat.

"Aku tidak peduli. Dari dulu selalu banyak yang mengejarku. Sudah menjadi takdir para wanita tertarik pada pria berwajah tampan."

Steve terkekeh.

"Sombong sekali kau Jared"

Steve menyeringai.

"Kamu akan peduli pada yang satu ini Jared"

Jared mengangkat sebelah alisnya menunggu lanjutan perkataan Steve.

"Dia ingin mengejarmu bukan karena menyukaimu, tapi dia ingin menuntut balas atas kematian orangtuanya. Kamu tau siapa?"

"Banyak yang sudah kubunuh. Aku tidak ada waktu utnuk mengingatnya."

"Keluarga Alexander"

Mata Jared berkilat tertarik. Steve menyeringai semakin lebar mengetahui bahwa JAred tertarik dengan apa yang disampaikannya.

"Kamu ingat anak perempuannya? Yang dulu kuliah di Amsterdam? Dia kembali ke New York dengan dendam padamu. Entah dia tau dari mana kalau orang tuanya bukan meninggal karena kegilaan sang ayah seperti yang sudah kita rencanakan. Dan dia sedang mencari pelakunya. Kamu tahu apa yang menarik?"

Jared menggeleng.

"Dia tahu kalau pelakunya kamu"

Jared tersenyum lebar sangat menawan. Tapi matanya berkilat mengancam. Membuat sosoknya menjadi tampak menyeramkan dan mengancam.

"Dia perempuan hebat kalau begitu"

"Ini fotonya."

Steve mengangsurkan sebuah foto. Jared mengambilnya dan melihat sosok wanita yang sedang tersenyum memakai baju wisudanya. Perempuan itu tampaj cantik dengan kulit putih dan pahatan waja yang lembut.

"Dia megambil hukum. Kemungkinan besar dia akan melamar di firma hukum milikmu. Jangan terlalu keras pada wanita ini. Dia masih muda"

Jared terkekeh.

"Kita lihat saja nanti "

✔ Beauty Assassin (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang