2. PERKENALAN DARI ARLLEN

143K 10K 222
                                    

"Tatapan mata yang dingin itu membuatku terpaku."

-My possessive prince-

---

Pagi yang teramat dingin untuk mengawali hari di bulan September. Rintik air hujan sudah membasahi bumi sejak dini hari ketika semua orang masih terjaga dalam tidurnya. Namun, mana bisa hawa yang dingin seperti ini membuat Natcha dengan indahnya bermalas-malasan di rumah orang lain. Tidak bisa! Natcha bahkan sudah bergegas saat fajar tiba. Menyibukkan diri di dapur membuat sarapan untuk Arllen sekeluarga. Ya, walaupun ada Idah assistant rumah tangga tetap saja itu bukanlah alasan untuk Natcha dapat berpangku tangan saja.

"Aduh... Non Natasya udah gak usah repot-repot. Biar Bibi saja yang siapkan. Non duduk manis aja. Ini mah kerjaan Bibi, yang ada nanti Nyonya marah lagi kalau lihat Non bantuin Bibi kayak gini," celoteh Idah yang heboh melihat Natcha menyibukkan diri dengannya.

Natcha tertawa melihat ekspresi Idah yang heboh sendiri, "Bi Idah lucu, deh. Tenang aja Bibi enggak bakal kena marah Tante Fani, kok, 'kan aku sendiri yang mau bantu Bibi. Tenang aja, oke!" ujar Natcha mengedipkan sebelah matanya kepada Idah.

Sambil tersenyum Idah cuma bisa angguk-angguk kepala sambil mengacungkan ibu jarinya. "Oke, deh, Non. Tapi Non buatin susu buat Den Arllen aja. Yang lain biar Bibi..."

Jam setengah tujuh sarapan telah tersaji cantik di atas meja begitu juga dengan Natcha yang sudah siap dengan seragam sekolahnya. Fani serta Farhan pun telah rapi dengan pakaian kantor. Duduk dan bersiap untuk sarapan. Kecuali Arllen, cowok itu belum kelihatan batang hidungnya.

"Pagi Tante, Om..."

"Pagi juga Natcha cantik, duh...rajin banget kamu udah bangun dan udah rapi juga. Terus siapin sarapan lagi-menantu idaman banget," seru Fani menggoda Natcha yang ditimpali senyuman Farhan di sampingnya.

Natcha menyengir polos mendapat godaan itu dari Fani. Tak tahu harus menimpali bagaimana, masih kaku, masih canggung, masih merasa asing dengan mereka. "Bisa aja, Tante, nih," ucap Natcha sekenannya.

"Duh, Tante jadi merasa punya anak perempuan deh..." Fani heboh sendiri. Membuat Farhan geleng-geleng kepala dan senyum lebar di bibir Natcha.

"Emm, Tante makasih ya, kamarnya bagus banget. Natcha suka..."

"Kamu suka?" Natcha mengangguk cepat. "Kalau anak Tante suka, gak?"

Ah, lagi-lagi Fani menggodanya. Natcha tak menjawabnya hanya diam memasang cengiran. Melihat ekspresi kaku dan malu-malau gadis itu Fani tergelak senang. "Duh, gemesin banget sih kamu." ujar Fani. Tapi ngomong-ngomong soal Arllen, kening Fani mengernyit saat menyadari ketidakberadaan anak semata wayangnya. "Anak itu pasti belum bangun, deh. Dasar tukang tidur!"

Farhan melirik Natcha jahil, ada ide yang mendadak singgah di otak pria paruh baya tersebut. "Nat, kamu tolong bangunkan Arllen ya, terserah kamu bangunkan anak itu pakai cara apa saja."

"Hah?" Natcha terbelalak kaget, "sa-saya, Om?" ia menunjuk dirinya sendiri.

"Iya, tolong ya, Nat. Om sama tante udah bosen banget bangunin tukang tidur itu."

Fani tersenyum lalu segera menimpali. "Iya, tolong ya, Natasya cantik. Bisa buat nambahin mood kamu loh, lihat wajah keren dia lagi tidur," sahut Fani mengedipkan sebelah matanya.

Natcha kembali dibuat termangu oleh pasangan suami itu, sepertinya ia harus cepat membiasakan diri dengan godaan-godaan yang dibuat oleh keduanya. Terlihat sekali kedua orang tua itu sengaja mengerjainya dengan menyuruhnya membangunkan Arllen. Membangunkan Arllen? Hari pertama menumpang dan diberi tugas seberat ini. Mendadak perut Natcha seakan terkoyak hebat.

MY POSSESSIVE PRINCE √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang