PROLOGUE

29 2 0
                                    

Ketika Tuhan menciptakan kita. Untuk sesaat aku bersyukur bahwa ia terlahir untuk menemaniku. Untuk sesaat aku juga marah pada diriku sendiri. Aku marah karena membiarkan perasaan ini tumbuh begitu saja. Ketika aku bingung harus berbahagia untuknya, atau bersedih untukku.

"Lo bego. Untuk apa lo nangisin orang kayak dia? Buang-buang air mata tau gak!"

"Tapi gue juga gak bisa memungkiri kalo dia udah buat gue nyaman selama ini.."

"Itu berarti lo harus siap untuk ngelepasin dia. Dia mungkin udah bahagia sama pacarnya. Lagian, enak aja asal bikin lo nangis. Gue cape-cape bikin lo ketawa, happy, malah dibikin nangis!!"

"Gak usah lebay deh. Gue gak kenapa-napa. Serius"

"Gak kenapa-napa tapi kok nangis. Lo gak bisa bohong ke gue. Gue tau banget elo, please jangan bohong. Dari mata lo aja gue tau lo sedih"

"Iya deh iya. Itu berarti gue harus bisa ngelepasin dia bahagia kan?" Gadis igu tersenyum kecut.

"Yap. You gotta find one better than him"

"Lo bego atau emang gak ngerasain? Semua yang gue ceritain itu tentang lo. Kok lo malah biasa-biasa aja. Gak ada pertanyaan pengen tau siapa cowok yang gue ceritain? Kayak dulu? Oh iya gue lupa, dia kan udah bukan milik gue. Hahaha" ucap gadis itu dalam hati. Dia mentertawakan nasib dirinya yang sangat miris.

--------------------------

"Cinta itu karena terbiasa. Dan gue udah terbiasa sama lo. Apapun kita kerjain bareng-bareng. Mungkin, kalo gue pergi, lo akan terbiasa tanpa gue"

-Karen

My Best Friend(zone) [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang