Lepas

101 14 11
                                    

"Ck! Paling bohong! Dasar cowo! Tukang php!" Kata Salwa mengalihkan pandanganya ke buku tulis.

"Cih! Cewe murahan!" Kata Aldan bergumam.

"Lo ga akan tidur lagi k-" Ali menoleh ke arah Aldan dan sebelum selesai Ali menanyakan, Aldan sudah kembali ke posisi tidurnya.

Langit cerah dengan awan yang menghiasinya, burung-burung kecil terbang kesana kemari. Terlihat sangat jelas jejak bekas pesawat terbang yang menjadi pusat perhatian anak kecil. Daun-daun menari dengan riang, angin berhembus menyejukkan membuat suasana nyaman begitu melegakan.

Sania yang selesai dengan urusan toiletnya kembali menuju kelas, namun saat kembali menuju kelas ia dipanggil salah seorang guru,

"Sania? Tolong kemari sebentar nak." Kata seorang guru.

"E-eh iya bu." Kata Sania mendekat.

"Berikan ini pada Bu Vania ya." Bu Kila menyerahkan selembar kertas.

"O-oh Bu Vania di kelas 10.3 ya? Siap bu!" Sania mengambilnya

"Terimakasih Sania, yasudah ibu permisi ya."

"Kembali kasih bu." Jawab Sania.

Sania berjalan menuju kelas 10.3, saat sampai ia mengetuk pintu dengan sopan.

"Masuk." Kata Bu Vania dari dalam.

"Halo semuanya, permisi saya ada perlu sama Bu Vania." Sania membuka pintu dan tersenyum kepada semuanya.

"Iya ada apa?" Tanya Bu Vania.

"Lo yang tadi teriak manggil Aldan?" Tanya Loli.

"Iya, kenapa ya?" Sania berdiri di depan meja Loli-meja Loli berada di depan.

"Lo kaya cewe murahan tau ga?" Kata Loli dengan nada suara yang kencang.

"Mahalan aja deh, gimana?" Kata Sania tersenyum.

"Banyak omong lo!" Loli memalingkan wajahnya.

"Kan gue punya mulut, hehe." Jawab Sania ringan.

"Diem lo!" Loli menaikkan nada suaranya.

"Ih ngambek yaa? Maaf deh." Sania mengulurkan tangannya.

"Mon-" Kata Loli kesal. Belum sempat ia berbicara, Bu Vania lebih dulu memotongnya.

"Ada apa Sania?" Sergah Bu Vania.

"Ini bu, dari Bu Kila." Sania menyerahkan selembar kertas tadi pada Bu Vania.

"Oh iya, ibu lupa. Terimakasih ya Sa..ni..a." Bu Vania mencoba membaca name tag Sania.

"Iya bu sama-sama. Saya kembali ke kelas ya, permisi bu, Aldan, semuanya." Sania membungkukkan badan

"Hm." Kata Aldan membuka matanya. Mata Aldan dan Sania bertemu, hanya saja Sania tak mampu menahan rasa malunya saat ditatap Aldan. Langsung Sania menundukkan kepalanya

"Selamat tidur. Permisi." Sania keluar dari kelas 10.3.

Saat ini hampir seluruh kelas menatap Aldan dengan heran.
Aldan yang menyadarinya ikut merasa heran. Ponsel Aldan bergetar, Aldan membuka pesan,

Sania: Lain kali jangan natap gue sampe segitunya. Gue malu tau.
Aldan: Ga peduli.
Sania: Masih aja dingin, lo jadi ac di kamer gue aja deh.
Aldan: Lo mau mati?
Sania: Ntar aja kan gue belum punya cucu.
Aldan: Ck!
Sania: Wle :p
Aldan: Ha-_-
Sania: Gapapaa.

With You Babe❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang