Kesalahanku

35 3 1
                                    

Aku membuka lembar demi lembar tulisan Indah disecarik kertas dengan tinta merah merona.

"Tetaplah bersamaku lebih lama dari selamanya..."
Aku tersenyum membaca tulisan indahmu,  hingga hatiku nyeri tak menentu.

365 hari yang lalu.

Rifky Muhammad Novri: Sayang,  kamu dimana?
Ailah Syafila Humairah : Dirumah.  Kenapa?
Rifky Muhammad Novri : Abang datang ya
Ailah Syafila Humairah : Sip

Aku tersenyum kecil dan mulai mempersiapkan diriku untuk datang kerumahmu.

"Mau minum apa bang? " tanya kamu,  wanita yang telah menemani segala proses dalam hidupku sejak tiga tahun terakhir. 
"Milo aja" Jawabku sambil melemparkan senyum termanisku kepadamu.

Tak lama. 
Kamu selalu cekatan dalam segala hal yang berhubungan dengan dapur. 

"Asik amet main gamesnya..  Pinjem dong..." celotehmu yang selalu kufahami bahwasannya engkau ingin perhatianku tertuju padamu ketika bertemu denganmu.

"Nanti nyesel loh..  Mana tau pertemuan terakhir.." ucapmu cepat membuat mataku terbelalak.

"Ilaaa,  ini abang lagi main games.  Download deh, enak loh sayang.." kataku membujukmu. 

Aku mendekatkan jarak kita dan meletakkan handphoneku disaku bajuku. 

Aku tahu benar , kamu bukan tipe gadis yang serius ketika bercanda. 

Tiba-tiba air mukamu berubah menjadi amat serius dan membuatku jantungan.  Tak biasanya.

"Hari Kamis abang lembur ya?" tanyamu lembut sambil menyenderkan kepala'mu dibahuku. 

Aku terdiam sejenak, rasa-rasaku ada hal yang benar-benar tak beres.

"Abang lembur. Kan abang telpon kamu disepertiga malam. Seperti malam-malam sebelumnya..." jawabku sesak, aku sedang berbohong.

Tiba-tiba, diriku melayang ke 3Hari yang lalu.

Hari Kamis.

Aku ingat jelas, Semalam aku baru saja menyelesaikan segala administrasi proses uang muka sebuah rumah hasil keringat kita berdua.

Ya, kita.....

Aku dan Kamu.

Ya, kamu. ...

Wanita yang benar-benar merubah hidupku.

Ketika tiba-tiba seorang marketing yang menangi proses kita bertanya padaku tentangmu.

"Wanita itu pacar abang?"

Aku tersenyum dan mengangguk

"Dia manis, amat polos, dewasa. Tapi manja. Pasti perempuan baik-baik." Ucap wanita itu dan langsung kubenarkan.

"Sudah berapa lama kalian berpacaran?" tanyanya datar

"Tahun ketiga." jawabku sambil membayangkan wajah imutmu yang slalu ku rinduku.

"Kalau abang butuh apa-apa simpan kartu namaku.  Namaku Lilis. Atau nanti malam abang aku hubungi deh" Tawarnya tersenyum sambil menggenggam tanganku. 

Aku Dan Sebuah CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang