Part 26 : Worry Feeling (Part 2)

5.2K 197 15
                                    

"Rio?" Rio pun mendekat kearah Giselle dan duduk disamping Giselle.

"Lo sejak kapan udah sampe rumah? Kok gue gatau?" kata Giselle polos yang membuat Rio hanya menarik sedikit sudut bibirnya.

"Ya gimana lo tau gue udah pulang ketika lo malah asik ngobrol sama orang yang bahkan ga diundang hari ini untuk bertamu," jelas Rio sambil mengganti channel TV. Giselle yang merasa Rio agak sedikit ketus hari ini langsung berkata, "Yo, lo marah ya sama gue?"

Rio yang mendengarnya hanya diam saja. Membuat Giselle mengubah posisi duduknya menjadi face to face dengan Rio.

"Rio, I know you want to talk to me face to face. Am I right?" tanya Giselle dengan ekspresi penuh menyelidik. Rio yang ditatap Giselle malah membuang muka dan menampilkan wajah cemberutnya.

"C'mon Rio, muka lo ga cocok sok cemberut gitu ya. Plis, jangan nampilin wajah kayak gitu lagi."

Semakin dibujuk, Rio malah semakin diam dan membuang muka. Giselle pun bingung harus bagaimana dan akhirnya memutuskan untuk duduk disamping Rio kembali dan menyenderkan kepalanya dilengan Rio membuat lengan Rio tegang sesaat.

"You want to be like this, Rio? Okay I'll wait until you want to talk to me," ucap Giselle sambil memejamkan matanya. Rio yang melihat Giselle tertidur, membuat hatinya tak tega membiarkan Giselle penasaran dengan apa yang ingin dikatakannya. Rio pun akhirnya menepuk pipi Giselle pelan.

Giselle pun mulai mengerjapkan matanya dan terbangun. Lalu Giselle berkata, "So, you want to tell me why you acting like this?" Rio menghela nafas dan mulai membicarakan apa yang terjadi.

"Oke langsung to the point aja. Kenapa ketika lo sakit, lo tadi malah asik-asikkan ngobrol sama Evan? Dan tunggu, kenapa Evan bisa tau lo sakit?"

"Rio, gini ya pas Evan dateng gue juga kaget banget karena ga ada yang ngasih tau dia. Gue kira dia tau dari lo gitu tapi dia bilang engga. Dia bilang dia tau dari instingnya dia."

"WHAT!? Insting? Yang bener aja! Gini ya Sell, lo harus bisa bedain yang namanya masuk akal sama kebohongan. Karena kadang itu juga beda tipis yakali dia ke rumah karna instingnya. There must be something wrong."

"Awalnya gue juga ragu Yo tapi abis itu gue langsung berpikiran positif ajalah ya lagian ga ada salahnya kan Evan jenguk ketika gue sakit? Bahkan itu juga udah tradition kita bakal nemenin kalo diantara kita ada yang sakit."

"Iya Sell gue tau itu tapi ya kalo dia bener-bener pengen lo cepet sembuh ga seharusnya dia ngajak lo ngobrol mana ngobrolnya ditaman belakang lagi. Orang lagi sakit itu harusnya adanya dikamar bukan ditaman." Giselle terkejut ketika kakak tiri laki-lakinya ini tahu bahwa dirinya memang mengobrol dengan Evan ditaman belakang.

"E-eh maksudnya bukan gitu Yo, dia ngajak gue supaya gue bis-"

"Cukup Sell, gue udah males ngomongin ini ga ada gunanya juga. Gue minta satu permintaan ini pasti lo ga mau juga," kata Rio seraya berdiri hendak menuju kekamarnya. Namun Giselle segera bangkit dan mencegahnya.

"Siapa bilang gue ga mau? Lo harus kasih tau gue dulu apa permintaan lo. Kalo gue sepemikiran sama lo, gue bakal turutin kok. Tapi kalo engga, I have to say sorry bro," ucap Giselle sambil meminta Rio untuk memberitahukan permintaan itu.

"Okay honestly Sell gue sebagai kakak lo, gue mau lo jangan terlalu deket sama Evan mulai sekarang. Ya gue tau lo sama dia udah sering bareng lebih dari tiga tahun, tapi semua ini buat kebaikan lo dimasa depan. Just once, listen to me okay?" pinta Rio sambil menatap Giselle dalam. Unt

My Lovely Sister (S1) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang