Jilid 11 : Pungguk Merindukan Bulan

4.1K 57 1
                                    

Ternyata pada saat barisan Melati-menolak-kumbang dari keenam belas gadis-gadis cantik murid Partai Melati menaburkan benda-benda kecil warna hitam kearah gadis pemimpin barisan, gadis itupun cepat memutar pedangnya untuk menghalau.

Sebagai murid pertama dari Hu-Yong sian-cu atau Dewi Melati ketua Partai Melati, ternyata nona itu memiliki ilmupedang yang hebat. Ratusan benda-benda hitam yang mencurah bagai hujan itu dapat dihalaunya sehingga tak sebuahpun yang mengenai tubuhnya.
Tetapi karena jumlahnya sekian banyak,maka ada juga berpuluh benda kecil yang tak mengenai tubuh si nona, melainkan terus melayang jauh ke belakangnya. Dan kebetulan pula tempat persembunyian Blo'on dan kedua kakek itu terletak di belakang nona itu.
Benda-Benda kecil hitam itu ternyata biji-biji buah kelengkeng. Tetapi dilontarkan oleh keenam belas murid-murid Partai Melati, biji-biji kelengkeng itu berobah seperti batu kerasnya. Derasnyapun seperti anak panah yang dilepaskan dari busur.

Kakek Lo Kun yang sejak tadi memandang barisan gadis-gadis cantik itu dengan gemetar, hidungnya kena tersambit sebutir biji kelengkeng itu. Semangatnya yang sedang terbang melayang dibuai kecantikan gadis-gadis itu. serentak masuk kembali ke dalam dadanya dan karena hidungnya terasa sakit seperti ditembak peluru, kakek itupun menjerit lalu mendekap hidungnya.

Blo'on yang juga kesima melihat pemandangan aduhai itu. terkejut mendengar jeritan tertahan dari Kakek Lo Kun. Tetapi saat itu juga dahinya tertimpah sebutir biji kelengkeng. Serentak ia menjerit : "Aduh, mak ..." lalu cepat mendekap dahinya.

Kakek Kerbau Putih melihat barisan gadis-gadis jelita itu dengan mulut melongo atau terbuka. Mendengar kedua orang itu menjerit tertahan, ia terkejut dan hendak mendamprat mereka supaya jangan mengeluarkan suara keras. Tetapi belum sempat ia mengatupkan mulut, sebutir biji kelengkeng telah nyasar masuk, haup.
Kakek Lo Kun dan Blo'on masih mending. Kakek Kerbau Putih yang paling sial. Biji kelengkeng masuk kedalam mulutnya, menghantam dinding kerongkongan, Haup . . dan rubuhlah kekek itu ke tanah.

Karena dirinya sendiri sedang sibuk kesakitan maka kakek Lo Kun dan Blo'on tak sempat mengurus kakek Kerbau Putih yang sudah menggeletak di tanah itu. Kakek Lo Kun bingung
mengusap-usap hidungnya yang mengucurkan darah. Blo'on sibuk mengelus-elus dahinya yang membenjul.

Karena masih tegang dengan latihan barisan Melati-menolak-kumbang. maka gadis-gadis murid Partai Melati itu tak sempat memperhatikan hiruk pikuk yang timbul dari hutan pohon melati.

Saat itu setelah hujan biji kelengkeng selesai gadis pemimpin lalu menerjang ke dalam barisan. Tiba-Tiba lapisan terdepan dari barisan itu berhamburan menurut ke arah dua samping sehingga gadis itupun menyerang angin dan meluncur maju. Lapisan kedua dari barisan, juga memecah diri seolah-olah membuka jalan kepada penyerang itu. Tetapi setelah penyerang itu berada di tengah barisan, sekonyong-konyong anggauta barisan itu berhamburan maju dan membentuk diri sebagai kelopak-kelopak bunga melati. Dengan demikian maka terkurung gadis penyerang itu di tengah-tengah barisan ... .
Beberapa saat kemudian, Blo'on sudah lebih cepat hilang sakitnya. Melihat kakek Kerbau Putih masih menggeletak, ia memeriksanya. Ternyata kakek Kerbau Putih itu pingsan. mulutnya mengumur darah.
"Kakek, engkau bagaimana ?" seru Blo'on seraya mengguncang guncang tubuh kakek Kerbau Putih, tetapi kakek itu tetap tak menyahut. Kedua matanya terpejam rapat.
"Mungkin dia mati" seru kakek Lo Kun seraya masih mendekap batang hidungnya.

"Mati ?" Blo'on mengulang. Sebenarnya kakek Lo Kun hanya menduga tetapi Blo'on menganggap memang kakek Kerbau Putih sudah mati sesungguhnya. Serentak anak itu loncat bangun terus loncat keluar dari dalam tempat persembunyiannya dan lari kearah rombongan murid-murid Partai Melati yang tengah berlatih itu.
"Hai. budak-budak perempuan hina ! Gantilah jiwa sahabatku !" teriaknya seraya kepalkan tinju dan mengacungkan ke atas.

Saat itu barisan sedang melancarkan serangan untuk menghancurkan gadis penyerang atau toa -suci mereka. Mendengar munculnya seorang pemuda yang lari berteriak-teriak dan memaki-maki, serempak mereka berhenti.
Betapalah kejut ke tujuhbelas gadis-gadis cantik itu ketika melihat seorang pemuda yang aneh potongan mukanya berlarian mendatangi dengan diiring oleh seekor anjing, burung rajawali dan monyet hitam.

Pendekar Blo'onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang