Melihat sutenya terhuyung-huyung, cepat Lan ha-ma atau Katak pemalas Na Kok Kong loncat menerjang kakek Lo Kun.
Tetapi secepat itu pula kakek Kerbau Putih pun sudah maju dan lepaskan pukulan Hang-liong sip pat-ciang.Na Kok-kong terkejut melihat dahsyatnya tenaga pukulan yang melandanya.
"Hang-liong sip-pat ciang ... !" teriaknya seraya loncat menghindar.
Kelima tokoh Kay pang utara terbelalak mendengar teriakan Katak-pemalas Na Kok-kong. Hing liong sip pat ciang atau Delapan belas-tamparan-menundukkan-naga, merupakan ilmu pusaka dari Siau lim si yang termasyhur.
"Siapa engkau, kakek" bentak Na Kok-kong "apakah engkau orang Siau lim-si ?"
"Bukan, aku bukan orang Siau-lim-si. Aku kepala pasukan Gi lim kum di istana ... "
"Engkau kepala pasukan Gi-lim-kun ?" teriak Na Kok kong terkejut tetapi pada lain saat ia tertawa gelak2, "ha, ha, ha ... mungkin kerajaan sudah kehabisan orang gagah sehingga memakai engkau sebagai kepala pasukan bhayangkara !"
Lo Kun terlongong.
"Diam !" bentak Blo'on. Ia marah karena mendengar kakek Lo Kun yang sudah dianggap sebagai kakeknya sendiri.
Mata Ni Kok-kong beralih memandang kepada Blo'on. Dan segera pandang matanya terhenti pada pedang pusaka Naga hijau yang berada di tangan anakmuda itu.
"Hai, gundul." serunya, "kembalikan pedangku itu, lekas !"
Sambil berkata tokoh nomor empat dari Kay-pang utara itupun tiba2 maju menyambar pedang.
Tetapi sebelum dapat mendekati Blo'on, dia sudah diterjang oleh anjing kuning. Dan ketika ia hendak menghantam arjrg itu burung rajawali pun sudah menyambar kepalanya. Cepat ia menyurut mundur seraya menampar burung dan menendang anjing.
Tetapi anjing dan burung itu hebat sekali Kedua binatang itu dapat menghindar ke samping, terus hendak menerjang lagi.
Melihat si Kuning dan Rajawali agak kewalahan. Blo'on segera membisiki si kera hitam. Seolah2 kera itu tahu akan bahasa manusia, cepat ia menjemput segenggam pasir terus loncat kedada Na Kok-kong.
Pengemis itu tengah memusatkan perhatian pada rajawali yang hendak menyambar kepalanya. Ia tak tahu kalau seekor kera kecil berbulu hitam tengah loncat menerkam dadanya. Dan gerakan kera itu memang tangkas dan tak mengeluarkan suara apa2.
"Huh ... " tiba2 Katak-pemalas Na Kok-kong menjerit kaget ketika kedua matanya tertabur pasir lembut.
Tepat pada saat ia mendekap matanya, tiba2 ia menjerit sekeras kerasnya ketika daun telinganya digigit si kera hitam sekeras-kerasnya. Dan pada saat ia hendak menampar kera yang duduk pada bahunya, tiba2 kakinya digigit pula oleh anjing Kuning.
Ni Kok-kong. pengemis yang menduduki tingkat keempat dari pimpinan Kay-pang utara dan yang menguasai ilmu tenaga sakti Ha ma kang au Dergkung-katak, saat itu menjerit-jerit kesakitan dan marah. Betapapun ia hendak merentang mata untuk melihat kedua binatang yang menggigitnya, tetapi tak dapat. Kelopak matanya nyeri dengan butir2 pasir lembut yang ditaburkan oleh kera hitam.Melihat itu beberapa anakbuah Kay-pang segera maju menghalau anjing dan kera. Tetapi kakek Lo Kun dan kakek Kerbau Putih menyambutnya dengan pukulan dan tendangan yang riuh.
"Ji-te dan sam-te" bisik Pat-pi sin git Oh Sun kepada Kaki satu Hong Lui dan iblis tertawa To Hoan. "kalian bereskan kedua kakek itu. Aku hendak meringkus pemuda gundul itu"
Kaki satu Hong Lui dan Iblis tertawa To Hoan lalu menyerang Kakek Lo Kun dan kakel Kerbau Putih.
"Hai, pemuda gundul" seru Pat pi-sin-git Oh Sun, "pedang yang engkau pegang itu adalah milik kami partai Kay pang. Serahkanlah kepadaku!"
"Jangan !" cegah si orang desa kepada Blo'on.
"Ngo-te, bekuklah orang desa itu!" teriak Oh Sun kepada Pengemis gemuk Auyang Hok. Auyang Hokpun segera menyerang si orang desa.
"Siapa engkau ?" tanya Bloon.
"Aku Oh Sun bergelar Pat-pi-sin-git, ketua Kay pang" sahut Oh Sun.
"Pat-pi ? O, engkau bertangan delapan ?" seru Blo'on heran.
"Itu hanya gelar yang diberikan kaum persilatan kepadaku. Sebenarnya tangankupun hanya dua saja"
"Engkau ketua partai Pengemis ?" tanya Bio'on pula.
Oh Sun mengiakan.
"O, jadi pengemis itu juga mempunyai pemimpin ?" tanya Blo'on, "tetapi mengapa pakaianmu begitu indah tidak menyerupai seorang pengemis sama sekali ?"
Oh Sun terkejut dan terbeliak. Tak pernah ia menyangka bahwa seorang pemuda gundul yang ketolol-tololan, berani berkata demikian kepadanya. Namun karena harus berusaha merebut pedang pusaka Naga-hijau, terpaksa ia menahan kemarahan.
"Ya, karena aku harus menghadiri rapat besar kaum pengemis".
"Paman itu mengatakan kalau pedang itu miliknya. Tak boleh diberikan kepadamu, "kata Blo'on.
"Jangan percaya kepada orang desa itu. Dia memang yang mengambil pedang itu dari markas Kay-pang"
"O, dia pencuri ?" Blo'on menegas.
"Benar, jangan percaya omongan seorang pencuri ... " baru Oh Sun berkata begitu tiba2 orang desa itu sehabis menghindari sebuah terjangan dari Kaki-satu Hong Lui, terus berteriak : "Tidak, aku bukan pencuri, jangan percaya kepadanya. Lebih baik kuberikan pedang itu kepadamu dari pada jatuh ditangannya !" teriak siorang desa.
"Ji-te. lekas habisi jiwa bangsat itu," teriak Oh Sun gusar sekali
"Eh, mengapa engkau hendak membunuh jiwanya ? Apakah salah orang itu ?" seru Blo'on.
"Dia mencuri pedang pusaka partai Kay-pang".
"Tidak, dia mengatakan tidak mencuri !"
"Apa engkau percaya ?"
"Ya"
"Gila, masakan engkau lebih percaya seorang desa daripada aku seorang ketua partai Kay-pang" seru Oh Sun.
"Suruh orang berkaki buntung itu hentikan serangannya agar aku dapat bertanya lebih jelas kepadanya ... "
"Hai. hendak lari kemana engkau !" tiba2 Kaki-satu Hong Lui berteriak keras ketika orang desa itu berputar tubuh dan loncat melarikan diri.
Hong Lui mengejar. Dengan gunakan tongkat setiap kali ia melakukan loncatan sejauh dua tiga tombak.
Orang desa itu terus masuk kedalam sebuah hutan dan Kaki-satu Hong Lui tetap mengejarnya.
"Dia sudah lari aku tak dapat menyuruhnya berhenti bertempur" kata Oh Sun.
"Engkau harus mengejar mereka" seru Blo'on.
Oh Sun terbeliak, belum pernah ia menderita diperintah orang. Baru pertama kali itu. Sebagai ketua Kay pang, dia diperintah oleh seorang anak muda yang tak dikenal.
Oh Sun memandang pemuda itu dengan tajam2 Ia kerutkan dahi melihat wajah dan potongan rambut si Blo'on yang begitu aneh.
"Mengapa engkau melihat aku begitu rupa? Belum pernah lihat orang ?" Blo'on tak senang.
"Siapa engkau ?" tegur Oh Sun:
"Aku tak ingat siapa namaku tetapi orang memanggilku si Blo'on.
"Blo'on ?" ketua Kay pang utara itu terbeliak heran.
"Mengapa heran ?"
"Engkau tahu apa arti Blo'on ?"
"Biar berarti apa saja tetapi karena orang memanggil begitu, apa boleh buat aku terpaksa menerima"
Diam2 Oh Sun mendapat kesimpulan bahwa pemuda yang dihadapinya itu memang blo'on.
"Blo'on" serunya "kulihat engkau seorang pemuda baik dan jujur"
"Maaf aku tak terima pujian" seru Blo'on sabil goyang2 kedua tangannya.
"Aku pun sebagai seorang ketua partai Kay-pang yang termasyhur tentu takkan bicara bohong", Oh Sun lebin lanjut.
Blo'on diam saja.
"Pedang yang engkau cekal itu memang berasal dari ketua kami yang terdahulu. Entah bagai mana tahu2 telah berada ditangan orang tadi. Oleh karena itu, harap engkau suka mengembalikan kepadaku. Apapun yang engkau minta untuk pengganti kerugian, aku bersedia untuk memberi"
Blo'on kerutkan dahi.
"Begini" katanya "tadi jelas kudengar kalau orang itu mencegah aku menyerahkan pedang itu kepadamu. Aku bingung. Mana yang harus kuturut".
"Sudah tentu harus menurut keteranganku. Aku ketua partai Kay-pang, masakan berkata bohong !" seru Oh Sun.
"Ya, benar," kata Blo'on, "memang seharusnya begitu. Tetapi bagaimana kalau orang itu mencari aku untuk meminta kembali pedangnya ?"
"O, suruh saja dia minta kepadaku di markas Kay-pang Kangpak".
"Ya, baiklah." kata Blo'on seraya hendak mengangsurkan pedang itu dan Oh Sunpun dengan wajah berseri segera mengulurkan tangan hendak menyambuti.
"Nanti dulu" tiba2 Blo'on menarik kembali pedang Naga-hijau sehingga Oh Sun melongo.
"Mengapa ?" seru Oh Sun.
"Tidak boleh begini" kata Blo'on, "paling betul, aku harus mencari orang itu dan membawanya kemari. Akan kuadu dia dengan engkau."
"Diadu ? Diadu berkelahi maksudmu ?" Oh Sun menegas.
"Bukan", sahut Blo'on "hanya diadu keterangannya, siapa yang lebih betul dan siapa yang bohong !" sahut Blo'on.
"Jangan banyak tingkah, engkau !" tiba2 Lan ha-ma atau Katak-malas Na Kok-kong, tokoh nomor empat dari Jiong-pang atau Kay-pang utara membentak, terus maju hendak menyambar pedang dari tangan Blo'on.
Tetapi pada saat tangan tokoh Partai Jembel itu bergerak, maka si Kuning anjing kesayangan Blo'onpun cepat loncat menerkam dadanya.
"Kurang ajar" teriak Katak-malas Na Kok kong seraya loncat menghindar. Ia tak menyangka sama sekali bahwa untuk kedua kalinya akan disambut oleh anjing kuning.
Setelah menghindar ia terus ayunkan kaki menendang. Tetapi serempak dengan itu tengkuknya pun dicemplak oleh kera hitam yang terus menggigit telinganya lagi.
"Auh ..." menjeritlah Na Kok-kong karena terkejut dan kesakitan. Dengan marah sekali ia ayunkan tangannya untuk menampar kera itu sekuat kuatnya. Tetapi tamparannya hanya mengenai angin kosong karena kera hitampun sudah loncat turun.
Dengan murka Na Kok-kong berputar tubuh hendak menghajar kera tetapi binatang nakal itupun sudah Iari menyelinap kebelakang kedua kakek.
Sejak mengadakan perjalanan dengan Blo'on dan ketiga binatang peliharaannya, baik kakek Lo Kun maupun kakek Kerbau Putih dan pemuda Liok akrab sekali dengan ketiga binatang itu. Demikian ketiga binatang itupun juga baik kepada mereka.
Telinga Na Kok-kong berdarah. Ia malu dan marah sekali. Melihat kera itu lari ke belakang ke dua kakek, iapun terus hendak mengejarnya tanpa menghiraukan kedua kakek itu.
"Eayah !" tiba2 kakek Kerbau Putih mendorong tubuh tokoh Partai Jembel itu.
Na Kok-kong tak mengira kalau dirinya akan didorong, Dan sedikitpun ia tak menyangka bahwa kakek bungkuk itu memiliki tenaga yang sedemikian saktinya.
"Un ... " Ni Kok-kong terhuyung-huyung kebelakang. Untunglah disambuti oleh Jembel gemuk Auyang Hok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Blo'on
De Todo"Hai, sekarang aku tahu namaku!" bukan jawab pertanyaan tetapi blo'on itu malah berteriak semaunya sendiri. "Siapa?" seru dara itu yang tanpa disadari ikut terhanyut dalam gelombang keblo'onan. "Wan-ong-kiam !" Walet Kuning terkejut, hampir tertawa...