Peringatan 21+:
Cerita ini mengandung adegan kekerasan, penyiksaan, dan tindakan sadis. Bagi yang berumur dibawah 17 tahun, dilarang keras membacanya.Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tokoh, karakter dan tempat hanya kebetulan dan untuk hiburan semata.
~oOo~
Seorang gadis tengah berlari dengan tergesa-gesa menyusuri tepian jalanan ibukota yang sangat sepi. Dibawah lampu penerangan jalan yang menyala, gadis itu berhenti sambil mengatur deru nafasnya yang tersengal-sengal. Kemudian dia duduk memeriksa keadaan disekitarnya. Sunyi senyap. Itulah yang dia lihat sekarang. Gadis itupun menghela nafasnya.
"Mencariku?"
Suara tersebut mengagetkan gadis itu. Dia menoleh kearah sumber suara yang tepat berasal dari belakangnya. Sontak gadis itu terperanjat. Kini di depannya terlihat seseorang menggunakan pakaian serba hitam, serta topeng mengerikan yang menutupi wajahnya.
"J.. Ja.. Jangan... Aku mohon..." Gadis itu memohon pada orang tersebut. Air matanya pun mengalir deras.
Orang itu berjalan perlahan mendekati gadis itu. Dia mengeluarkan sesuatu dari balik punggungnya. Sebilah golok.
Dalam keadaan duduk, gadis itu mundur perlahan, berusaha untuk menjauh dari orang itu. Orang itu terus berjalan mendekati gadis itu, sambil menggesekan ujung bilah goloknya ke aspal jalanan.
"A.. Aku.. Aku minta maaf.. A.. Aku mohon.. Jangan bunuh aku.."
Orang itu berhenti tepat di depannya. Lalu dia menempelkan bilah golok itu ke pipi si gadis. Sontak gadis itu bergidik karena bilah goloknya yang dingin. Ditambah lagi suasana jalanan yang sangat sepi menambah kesan dingin bagi siapa saja yang berada disini.
Golok yang sedari tadi menempel di pipi gadis itu, kini bagian ujungnya yang tajam menempel tepat dibagian letak jantung gadis itu berada. Gadis itu menggelengkan kepalanya, memohon pada orang itu agar jangan sampai goloknya menancap ke jantungnya.
"Please... Jangan..."
Orang itu sedikit menekan ujung goloknya yang tajam, sehingga membuat si gadis sedikit merasa kesakitan. Gadis itupun tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
"Aku bisa jelasin semuanya.. Aku...."
Belum sempat menyelesaikan omongannya, ujung bilah golok itu langsung menancap tepat dibagian jantungnya. Gadis itu terbelalak, mulutnya pun menganga. Darah mengalir deras dan menimbulkan banyak noda merah pada kemeja putihnya. Orang yang menancapkan golok tadi mencabut goloknya, sehingga tubuh gadis itu tergeletak tak bernyawa. Kemudian orang tersebut jongkok sambil menatap si gadis yang sudah tak bernyawa.
"Kau tidak akan pernah mengerti."
Orang itu mengeluarkan sesuatu dari dalam jaket hitamnya, sebuah kartu As bergambar daun talas warna hitam yang sudah diberi tulisan diatasnya. Kemudian kartu itu dia taruh diatas perut gadis itu. Setelah itu, dia pun pergi meninggalkan gadis itu yang telah menjadi mayat.
~oOo~
Mentari mulai menampakkan dirinya di ufuk timur. Cahayanya mulai menerangi apa yang ada di permukaan bumi, termasuk kehidupan di dalamnya. Manusia yang merasakan cahaya mentari tersebut mulai terbangun dari dunia mimpi mereka dan bersiap untuk memulai hari. Kecuali seorang gadis yang masih asik berpetualang di dunia mimpinya.
Tak lama, terdengar suara alarm dari jam weker yang terletak diatas meja dekat dengan kasurnya. Gadis itu perlahan membuka mata, karena suara tersebut telah merusak alam mimpinya. Dia mengulurkan sebelah tangannya kearah jam weker tersebut dan mematikannya. Perlahan tapi pasti, gadis itu bangkit, kemudian duduk diatas kasurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Detected (HIATUS)
FanfictionSetiap manusia pasti mempunyai sisi gelapnya masing-masing, termasuk kalian. Entah kapan sisi gelapnya akan keluar dari dalam diri kita. Dan tanpa kalian sadari, kalian sudah melakukan sebuah tindakan tanpa akal sehat. Catatan: Cerita ini mengandung...