3. SEBUAH PELUKAN

145K 9.4K 170
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

Arllen menyendiri di atap sekolah, hal yang biasa ia lakukan ketika tidak ada guru di kelas. Alih-alih menyendiri di sana ia malah melihat seorang gadis berseragam olahraga sedang tertawa bersama teman-temannya di lapangan. Seorang gadis yang dahulu selalu mengisi hari-harinya dengan canda dan tawa. Ada kelegaan dalam hati Arllen saat melihat gadis itu tertawa dengan lepasnya. Tapi senyum miris malah tersungging di bibirnya, selalu ada kenangan pahit dalam sebuah perpisahan.

Ia merebahkan tubuhnya di lantai dengan lengan menjadi bantalnya. Menikmati hembusan angin yang mungkin tengah menyapanya secara lembut. Menatap dengan kosong langit biru yang membentang luas bagaikan lautan. Kekosongan yang akhirnya hanya menghadirkan guratan frustrasi pada raut wajahnya. Bersama ditemani oleh keheningan ia pun memejamkan mata. Berharap ketika terbangun nanti ia terlahir menjadi orang yang berbeda.

Natcha tiba di atap sekolah dengan napas tersengal-sengal. Matanya menatap sebal ketika sosok Arllen ditemukannya. Hanya demi mencari keberadaan Arllen ia sampai mengelilingi setiap sudut sekolah. Sialnya, tadi ia sedang ke toilet ketika Pak Rusman—guru pelajaran fisika—masuk kelas. Tepat ketika ia datang dari toilet, mata elang guru yang terkenal galak itu menunjuknya untuk mencari murid yang tidak berada di kelas yaitu Arllen!

Dengan tangan terkepal dan keringat yang membasahi keningnya Natcha menghampiri Arllen. Merapalkan umpatan demi umpatan dengan kesal kepada cowok yang kini malah asyiknya tertidur.

"Arllen, bangun! Pelajaran Pak Rusman udah mulai!" Natcha berteriak namun Arllen sama sekali tidak bergerak. Menghembuskan napasnya kesal gadis itu terpaksa berjongkok untuk menyejajarkan dirinya dengan Arllen.

"Len, bangun dong... ayo ke kelas!" Kali ini Natcha mengguncang tubuh cowok itu, namun lagi-lagi nihil. Satu fakta yang harus dicatat mengenai Arllen. Dia adalah tukang tidur.

Manik mata Natcha beralih menatap wajah Arllen dengan kilatan marah, tapi sialnya wajah Arllen malah mengingatkannya kembali dengan kecupan tadi pagi. Sial. Natcha membayangkan bibir itu menempel di pipinya lagi. Segera ia menampik pikiran itu namun wajah tampan Arllen mengusiknya, kharismanya begitu menggoda.

Natcha kembali menyentuh bahu Arllen. Siap untuk mengguncangkannya lagi. Tapi ia dibuat tertegun dengan ekspresi sendu di wajah Arllen. Seakan ia sedang mengalami mimpi buruk dalam tidurnya. Perlahan tanpa sadar jari jemari Natcha menyentuh kening Arllen lalu mengelusnya. Lembut. Begitu halus. Penuh perasaan. Sedetik kemudian ia tersadar apa yang sedang ia lakukan. Kaget. Natcha tepingkal hingga terjungkir ke belakang.

Astaga, bisa-bisanya ia lepas kendali seperti itu.

Itu salah Arllen, siapa suruh menggoda dengan wajah tampannya. Siapa suruh tertidur dengan wajah yang seakan minta diperhatikan. Salahkan langit yang begitu indah dengan warna birunya. Salahkan hembusan angin yang datang seolah berbisik dan merayunya, salahkan juga atmosfer yang berubah menjadi seromantis ini.

MY POSSESSIVE PRINCE √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang