Sho's POV
Aku mendorong troliku yang penuh dengan hiasan natal dan benda lainnya dengan lemas.
"Sho-nyan."
"Hm?"
"Menurutmu lebih bagus mana? Yang ini atau yang ini?" Tanya Jun sembari membandingkan dua benda berbeda di tangannya. Aku menghela napas.
"Yang mana saja. Terserah."
Ia mengerutkan bibirnya. "Tentu saja berbeda. Cepat bantu aku pilih."
"Sama saja. Sama-sama hiasan natal."
Ia memelototiku. Aku menghela napas dengan pasrah. "Baiklah. Yang warna perak." Ucapku lelah. Ia tersenyum lalu memasukkan benda itu ke dalam troli dan membimbingku menuju kasir.
------------------------------------------------------
Sepulang berbelanja, aku memulai 'rutinitas' menjelang natalku. Menata rumah seheboh mungkin.
Aku menghias pohon natal sementara Jun mulai memasang hiasan di tembok dan beberapa sudut rumah lainnya.
Aku lalu berhenti sejenak ketika handphoneku bergetar dari dalam sakuku dan mengeceknya.
Sho-kun, besok sibuk?
Aku langsung membalas pesan itu.
Tidak. Kenapa?
Mau menemaniku ke suatu tempat besok?
Tentu saja!
Kalau begitu aku tunggu sampai pukul 12.00
Ok! ;)
Aku kembali memasukkan handphoneku ke celana dan melanjutkan kegiatan kecilku.
------------------------------------------------------
Aku menyantap makan malamku dengan lahap. Hasil lelah karena melakukan 'make up' besar-besaran di apartemen kecil kami.
"Lelah ya?" Tanya Jun.
"Sepertinya begitu. Kau harus membayar biaya refleksi untuk pinggangku!" Ucapku dengan mulut penuh.
Ia tertawa. "Tenang saja. Aku akan penuhi apa yang kau mau."
"Huh! Terima kasih, meskipun aku tak butuh kata-kata penghiburan seperti itu."
Ia tertawa. Aku kembali menyantap makananku sembari bercanda dengannya.
------------------------------------------------------
Keesokan harinya, seperti yang kujanjikan padanya. Ia sudah menungguku di tepian jalan dengan pakaian yang begitu rapi. Aku menurunkan jendelaku dan tersenyum kepadanya.
"Selamat pagi, tuan. Hendak kemana?" Ejemku menirukan ucapan sopir taksi. Ia tertawa kemudian mengerutkan dahinya menatapku.
"Kenapa pakai pakaian seperti itu?" Ucapnya lalu mengerutkan bibirnya. Aku menatap pakaianku.
"Ada yang salah?"
"Kita akan pergi ke pesta pernikahan temanku. Tidak mungkin kau berpakaian seperti itu."
"Kan salahmu sendiri tidak bilang." Protesku.
Ia menggigit bibirnya. "Ya sudah. Ayo kita berangkat sebelum terlambat!" Ucapnya lalu memasuki mobilku.
------------------------------------------------------
Kami lalu sampai ke lokasi pesta yang terletak di sebuah taman bunga. Aku melangkah di sampingnya sembari melihat sekelilingku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Heal Me [SLOW UPDATE]
Fanfiction-Sho Sakurai- Aku hanya menatap seseorang di hadapanku saat itu dengan tatapan tak percaya. Dia tampak rapuh dan begitu tak berdaya. Hanya ada kengerian dan rasa ingin mati di matanya saat itu. Dia punya masa lalu yang membuatku benar-benar ingin me...