Blue 4

632 73 5
                                    

Shimizu memandangi cairan di depannya dengan kagum. Memandang cairan itu membuatnya merasa sedang memandangi matanya sendiri.

Cairan yang sangat biru, sebiru lautan dalam. Membuat siapapun tenggelam di dalamnya. Warna yang begitu cantik dan menghanyutkan.

Shimizu akhirnya tau mengapa kakaknya begitu menyukai matanya.

"Shimizu."

"Iya, kak?" suara lembut Shimizu mengalun sambil masih memandangi cairan itu,

"Sebaiknya kita keluar dari laboratorium ini. Sudah cukup kita masuk ke laboratorium ayah tanpa izin ibu."

"Baik, kak."

Shimizu mengengikuti Derren  yang menuju ke arah pintu gudang yang sudah diperbaiki. Kemudian Derren membuka pintu itu.

Suara tembakan pistol terdengar nyaring setelah Derren membuka pintu gudang itu.

---

Flashback

Sehari setelah kelahiran Shimizu,

Ayah Derren terlihat terburu-buru. Napasnya memburu saat dia membuka pintu ruang perawatan putrinya.

Dia baru sempat mengunjungi putrinya.

Ayah Derren dengan tidak sabar langsung menuju ke boks bayi di dekat jendela. Ia ingin cepat- cepat melihat putrinya untuk yang pertama kali.

Suara langkah yang berisik itu membangunkan seorang bayi cantik dari tidur lelapnya. Bayi itu mengerjap-ngerjapkan matanya sebelum matanya terbuka sempurna.

Ayah Derren yang sedang memperhatikan putrinya itu nampak murka melihat mata putrinya.

Mata putrinya berwarna cokelat biasa. Bukankah ia sudah meminum cairan yang diyakininya dapat mengubah warna mata anaknya menjadi biru?

Dengan langkah lebar ia keluar dari ruang perawatan itu dan membanting pintu dengan kasar.

Flashback end.

Blue LiquidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang