L'Y 7

2K 226 7
                                    

Peter, Feeya, Shawn, Ashley dan kakek Lou sudah berkumpul di ruang tamu kerajaan siang ini. Raut wajah mereka menunjukan ekspresi yang berbeda.

Shawn dan Ashley yang cemas. kakek Lou yang terlihat tenang menyesap teh melatinya, Peter yang sesekali melirik Feeya dari ekor matanya dan Feeya dengan wajah datarnya.

"Sebenarnya, ada keperluan apa aku di bawa kemari? Kalian para werewolf membutuhkan apa dariku yang hanya seorang manusia biasa ini?" Tanya Feeya ketus. Ia benar-benar kesal, ini hampir satu jam dan yang mereka lakukan hanya saling terdiam satu sama lain.

"Begini-"

"Diam kau anak tidak tahu diri!" Sela kakek Lou saat Peter baru saja akan menjelaskan alasan Feeya ada di tempat itu.

Peter mencibir kakeknya yang selalu seenak hati padanya.

"Bukan kami yang membutuhkanmu, Nak. Tapi kamu yang membutuhkan kami." Ujar kakek Lou tersenyum ramah.

Feeya mengerutkan keningnya. "Aku membutuhkan kalian? Untuk apa? Papa.. mama, bisa kalian jelaskan ini?"

Ash dan Shawn saling bertukar pandang. "Biar kakek Lou saja sayang yang menjelaskan." Jawab Ashley.

Tatapan Feeya kembali terarah pada sosok kakek-kakek beruban dan berjenggot panjang dengan tatapan setajam elang tapi ucapan selembut sutra itu.

"Nyawamu dalam bahaya, Feeya. Kami sengaja membawamu kemari untuk di lindungi. Karna aku tidak bisa leluasa melindungimu disana." Kakek Lou berdiri dan menghampiri Feeya.

"Percayalah pada kami Feeya."

"Tapi papa dan kakak bisa menjagaku kan? Tidak harus kalian." Feeya menunduk dalam.

"Kami tidak bisa Feeya, papa mungkin Alpha terkuat. Tapi yang kita hadapi kali ini adalah penyihir kegelapan. Papa hanya mengkhawatirkan kamu, sayang." Shawn membuka suara untuk pertama kalinya selama hampir 1 jam itu.

"Tapi kenapa penyihir itu mengincarku?"

"Karna kamu mateku." Peter menutup matanya, ia menghitung dalam hati.

1

2

"AKU DIINCAR PENYIHIR KEGELAPAN HANYA KARENA MENJADI MATE MU?!" Feeya berteriak. Wajahnya memerah, sesuai dugaan Peter sekali.

Keempat orang dewasa di ruangan itu menghela napas.

"Baik. Kita selesaikan disini saja. Aku masih ingin hidup paman, jadi..

"Aku.. Feeyana Jefferson menolakmu Peterson McCowell sebagai mateku!" Teriak Feeya sekali lagi.

Duar!

Blar!

Petir bersahutan setelah Feeya mengucap mantra itu, mantra untuk mereject mate. Peter menunduk dalam. Ia tidak bisa berkata-kata lagi. Ia tidak berguna. Karena ia tidak bisa menemukan penyihir itu tadi, Feeya mereject nya sekarang.

"Pet-" ucapan Ashley dipotong oleh Peter.

"Aku ingin bicara dengan kalian. Tapi bawa Feeya keluar dulu, aku tidak ingin dia mendengar hal ini." Ujar Peter menatap Feeya dengan pandangan terluka.

Feeya merasa seperti dadanya di remas. Begitu sesak dan menyakitkan. Ia menoleh ke sekelilingnya dan semua baik-baik saja. Ia merengut saat seorang maid datang dan menggiringnya pergi menjauh dari tempat itu.

"Aku bertemu dengannya." Ujar Peter tidak bersemangat.

"Siapa?" Tanya kakek Lou yang sudah duduk kembali di tempatnya.

"Penyihir itu, aku bertemu dengannya di hutan." Peter membalas tatapan kakeknya tajam.

"Dia menyebut namamu, Kek. Jujurlah padaku, ada apa di antara kau dan penyihir itu?" Tanya Peter tanpa melepas pandangannya dari kakek Lou.

Kakek Lou terlihat kesal tapi gelagapan di saat yang sama. Ia bimbang, haruskah ia memberitahu cucunya sekarang?

Perlahan, kakek Lou menghela napasnya.

"Baik. Kurasa ini bukan saat yang tepat untuk mengelak." Kakek Lou melayangkan pandangannya jauh ke luar jendela besar di sampingnya.

"Namanya Debora, dia gadis yang baik hati saat itu. Ia menggunakan sihirnya untuk membantu orang." Kenang kakek Lou.

"Lalu, kami jatuh Cinta." Pandangan kakek tua itu meredup.

Shawn dan Ash berpegangan tangan erat mendengar cerita masa lalu dari Raja para werewolf itu. Mereka merasa tersanjung anak gadis mereka akan menjadi seorang Putri. Tadinya,

"Saat itu aku belum menemukan mateku, kami hidup bahagia sebagai sepasang kekasih. Witch dan werewolf.

"Tapi saat usiaku menginjak 30 tahun, aku bertemu dengan Ace."

"Nenek." Lirih Peter.

"Ya, aku bertemu nenekmu saat aku sudah menjadi kekasih Debora.

"Aku memilih untuk bersama nenekmu, dan kurasa inilah yang membuat Debora melakukan hal ini." Ujar kakek Lou mengakhiri ceritanya.

"Bagaimana kakek yakin kalau itu dia?" Tanya Shawn yang sedari tadi hanya menyimak.

Kakek Lou terkekeh. "Aku mengenalnya lebih baik dari siapapun, Shawn."

"Jadi apa yang akan kita lakukan, kakek Lou? Debora pasti sudah tahu kalau Feeya menolak Peter kan?"  Tanya Ash bingung.

"Tidak."

Semua mata memandang bingung ke arah Peter.

"Apa maksdumu, Pet?"

"Ia belum merejectku, Ash."

Ashley membulatkan mulutnya. "Bagaimana bisa?"

"Seharusnya, ia menyebut nama Ayah dan pack nya juga kalau mau merejectku." Jawab Peter santai.

"Tapi petir itu?"

"Entah. Mungkin hanya kebetulan."

Hening. Mereka berempat sama-sama terdiam sampai Peter menepuk tangannya sekali dengan semangat.

"Putrimu masih mateku, Ash. Jadi, aku akan melakukan apapun untuk melindunginya. Dan kau kakek tua~

"Kau masih kuat bertempur, bukan?" Tanya Peter dengan nada bercanda.

Shawn menghela napas. Seharusnya dari awal ia beri tahu bagaimana cara mereject mate yang benar pada Feeya sedari Dini. Mimpi apa dia memiliki calon menantu seperti Peter?

"Papa mertua." Panggil Peter mengedip-ngedipkan matanya.

Shawn mendelik garang.

"JANGAN PANGGIL AKU PAPA MERTUA, DASAR ANAK TIDAK TAHU DIRI!"

Tawa Peter menyembur setelah mendengar jawaban Shawn.

LOVING YOU (Sequel My Nerd Mate) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang