Di pinggir lapangan besar ini, terdapat beberapa siswa yang sedang melakukan pemanasan sebelum olahraga.
Priiitt. Peluit di bunyikan oleh Pak Aryo, pertanda pemanasan selesai.
"Oke, pemanasannya cukup. Sekarang lari keliling lapangan lagi, lima kali putaran." Suruh Pak Aryo. Tanpa banyak cincong lagi, semuanya pun langsung gerak cepat.
"Duh, yaampuuunn, Ali ganteng banget!! Liat tuh rambutnya beuuh, yang laen mah pada kalah," kata Annisa menolehkan kepalanya melihat Ali yang lari di belakangnya sembari mengusap keringat yang bercucuran di dahinya.
Yang semakin membuat Annisa histeris.
"Oemji! Keringatan aja dia kelihatan makin ganteng!! Oh, indahnya ciptaan mu Tuhan." Lebay. Memang, begitulah Annisa. Sekali liat cowok ganteng pasti kehebohan dan kelebayannya dia keluar.
Prilly yang lihat rona bahagia di wajah Annisa hanya tersenyum menanggapi. Dan tiba-tiba saja, kaki Prilly mendadak keseleo yang akhirnya membuatnya terjatuh.
"Awh," Prilly meringis kesakitan.
"Eh, Pril, kaki lo kenapa?" Annisa tiba-tiba panik seketika.
"Nggak tau nih, keseleo kayaknya. Duh, sakit banget." Adu Prilly lirih.
Sedangkan Ali yang melihatnya kaget dan langsung ke arah Prilly.
"Are you okay?" Tanya Ali, terdengar di nada bicaranya sepertinya khawatir? Mungkin.
Annisa yang melihatnya mendadak naik darah. Cemburukah?
"Kaki kamu kenapa, Pril?" Tanya Pak Aryo.
"Gak papa, pak."
"Yaudah, kamu jangan lari dulu obatin dulu kakimu itu." Saran Pak Aryo. Prilly mengangguk.
"Sini gue gendong aja," Ali tiba-tiba gendong Prilly ala-ala bridal dan itu sontak membuat Annisa makin darah tinggi.
Cemburu.
Prilly sebenarnya berontak di gendong Ali, tapi cowok itu tetap memaksa. Dan sampailah kini ketiganya mereka di bangku yang panjangnya sedang. Ali mendudukkan Prilly di bangku tersebut, lalu berjongkok di hadapannya dan mengangkat kaki Prilly ke pahanya.
"Awh," Prilly mengadu sakit saat kakinya di pegang oleh Ali.
"Ini kayaknya keseleo. Bentar gue ambil es batu dulu. Lo tunggu sini." Ali kemudian berlari meninggalkan Prilly dan Annisa.
Saat Ali pergi, Annisa langsung mengeluarkan semua ocehan yang sedari tadi ia pendam dalam hatinya.
"Kok elo sih yang di gendong sama Ali? Harusnya kan gue!" Kesal Annisa kepada Prilly.
"Ya mana gue tau, lagian dia aja yang mau gendong gue padahal kan gue udah nolak." Prilly menjelaskan agar Annisa tak salah paham. Bibir Annisa mengerucut. Prilly yang lihat gemas sendiri. "Udah deh, ini bukan saatnya lo ngomel! Kaki gue nih, sakit." Lanjut Prilly.
Gak lama, Ali pun datang dengan di genggamannya terdapat sebuah handuk kecil berwarna biru yang isinya es batu. Ali duduk di hadapan Prilly, lalu membuka sepatu berserta kaos kaki Prilly. Dengan hati-hati Ali membungkus kaki Prilly menggunakan handuk kecil yang ia pinjam di kantin tadi yang isinya es batu. Prilly meringis menahan sakitnya.
Perlakuan Ali seperti ini, membuat Annisa menatap kedua malas. Harusnya, 'kan kaki gue yang sekarang lagi di pegang sama Ali! Kok jadi Prilly, sih?! Annisa membatin, lalu pergi meninggalkan keduanya. Prilly pun kaget dibuatnya, karena Annisa pergi secara langsung.
Tapi karena berhubung kakinya lagi sakit, jadi gak bisa ngejar Annisa dulu. Daripada nanti kakinya makin bengkak? Kan bahaya. Gak bisa jalan nanti.
Setelah Ali selesai membaluti kaki Prilly dengan handuk kecil tersebut, Ali bangkit dan duduk di samping Prilly.
"Gimana?" Tanya Ali menatap Prilly yang memegangi kakinya.
"Udah mendingan kok. Btw, makasih ya." balas Prilly juga menatap Ali sambil tersenyum. Ali terpaku melihat senyum manis Prilly. Ajib, udah cantik senyumnya manis pula. Katanya dalam hati.
"Iya, sama-sama."
Nyerah deh gw nulis panjang2. Bikin sakit kepala taugak?! Kalo mau panjang tunggu ide gue banyak dulu, tp kalo pendek jangan harap sampe 1000+words. tp(2) kurasa ini juga kayaknya sudah panjang(?) 500+ words hehe. Yaaa gatau deh kalo menurut kalian. yg penting jgn lupakan vommentsnya, oke bby? 😘😘
Bhay!
-isma❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Muser
FanfictionGausah sinopsis, langsung aja baca! Jangan lupa, vote & komen ya guys!!❤