Bukan Untukku

337 13 0
                                    

Seminggu kemudian...

"Hari ini aku pulangkan? Aku kangen mama sama papah." Kata gue ke Natcha.

"Iya, aku bakal antar kamu, dan ratu juga ikut sama kita." Kata Natcha ke gue.

"yaudah aku mau siap-siap dulu ya..." gue pun siap-siap bawa barang-barang gue.

Setelah itu, gue Natcha dan Ratu pergi ke bandara.
Di ruang tunggu, Natcha ngasih minum buat gue dan Ratu.

"Aku gabisa bukanya." Kata Ratu ke Natcha.

Kedekatan mereka, terlihat tidak wajar, bahkan, Natcha ngga ngebiarin Ratu buat bawa barang-barangnya sendiri.
Tapi, Natcha ngebiarin gue bawa barang-barang gue sendiri.

Setelah 2 jam, akhirnya sampai dijakarta.
Gue Natcha dan Ratu pun naik taxi.

Di dalam taxi pun, Ratu bersandar di pundak Natcha, gue ngga ngerti, kenapa sikap mereka tidak seperti sodara biasanya.
gue...
Cemburu...

Sesampainya di depan rumah gue, gue pun turun, Natcha dan Ratu akan nginep selama seminggu.

"Silahkan masuk..." kata gue sambil ngebuka pintu rumah.

Ternyata di dalam rumah udah ada bokap sama nyokap.
Nyokap langsung meluk gue, erat.

"Mama kenapa nangis?" Kata gue ke nyokap, pas nyokap meluk gue sambil nangis.

"Gimana mama ngga nangis, mamah hampir kehilangan kamu!" Kata nyokap sambil ngusap kepala gue yang terbalut kasa.

"Udah ma, Mika bawa barang-barang kamu ke kamar, dan antarkan Natcha dan sodaranya ke kamar tamu." Kata bokap ke gue.

Setelah gue nganter Natcha dan Ratu ke kamar tamu, gue pun nawarin Ratu buat tidur dikamar gue.

"Ratu, kamu mau tidur dikamarku ngga?" Kata gue ke Ratu.

"Biar aku disini aja dulu, aku mau sama Natcha." Jawab Ratu kemudian duduk disebelah Natcha.

Gue pun ninggalin mereka berdua, dan masuk ke kamar gue.
Dikamar gue, tiba-tiba aja gue ngeliat box item, yang ngingetin gue sama sesuatu.

"Cincin, baju ini..." kata gue tiba-tiba kepala gue kerasa sakit banget.

Tiba-tiba gue keinget sesuatu, kenapa gue bisa sampai nyusul Natcha ke padang.
Gue nemuin undangan pernikahan di dekat sudut jendela.

Ratu Velisa dan Natcha Naruto.

Gue ngga habis fikir.
Gue langsung nangis, inget semua kejadiannya...
Gue inget semuanya....
Tiba-tiba kepala gue sakit, sakit banget.

"Mika, Mika...!!!" Tiba-tiba Natcha datang.

Natcha pun menggendong gue dan memindahkan gue ke atas tempat tidur.
Natcha pun langsung menyuapi obat, dan gue pun meluk Natcha dengan erat.

"Kamu jahat!" Kata gue sambil berbisik.

"Kenapa?" Jawab Natcha melepaskan pelukkannya.

Rasa sakitnya kemudian meredam, tiba-tiba. Hanya ada Natcha yang ada didalam ingatan gue.

"Kamu jahat!!!" Kata gue dengan suara parau, kemudian gue pun nangis.

Seketika, badan gue lemes dan gue pun, bersandar dalam pelukkan Natcha.

"Kenapa kamu lakuin ini Natch! Kenapa?!" Kata gue sambil nangis.

"Apa yang kulakukan?!"

"Tiga bulan, sudah... kamu bukan milikku lagi, kamu punya Ratu, seutuhnya!"

Tiba-tiba Natcha melepaskan pelukkannya, dan mengusap air mata gue.

"Aku minta maaf!" Kata Natcha sambil mengenggam tangan gue.

"Apa salah kamu? Kamu ngga salah, hanya saja, kamu memang bukan milikku, pergilah, jangan buat aku semakin meyayangimu, karna... kamu pasti tau, aku takkan pernah bisa menghapuskan rasa ini." Kata gue sambil tetesan air mata.

Gue pun keluar dari kamar, dan ninggalin Natcha.
Gue pergi ke bawah, dan pergi ke dapur.
Gue pun buatin makanan, buat Natcha dan Ratu.

Gue berusaha supaya tetap bisa menyimpan amarah, dan rasa sakit ini.
Rasanya, sakit.... sakit banget!

"Loh, kamu ngapain disini?" Kata nyokap sambil megang tangan gue.

Gue langsung netesin air mata, dan gue nangis....

"Kamu kenapa?" Tanya nyokap gue heran.

"Aku gapapa ma...."

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang