27 Eunoia I : Pemikiran Yang Indah, Pemikiran Yang Baik

7.1K 455 21
                                    

Bab 27 - Eunoia I

Bening, Alden dan Kevyn sudah berada di dalam mobil perjalanan ke restauran Italia pilihan Bening. Saat melihat Bening dan Alden datang menjemput Kevyn merasa sangat senang melihat kedua orangtuanya akur. Terlebih saat mendengar kabar bahwa mereka akan makan malam bersama Kevyn langsung dengan lantang meminta makan pizza.

"Naik naik ke puncak gunung. Tinggi tinggi sekali!" Kevyn bernyanyi dengan semangat di dalam mobil. Tetapi kemudian dia berhenti dan berkata, "Tapi kitakan lagi gak ke puncak gunung ya Bu Yah."

Bening melihat ke tempat duduk belakang tempat Kevyn berada. "Kevyn mau main ke puncak? Nanti akhir minggu kita ke puncak ya petik strawberry," tawar Bening kepada Kevyn.

Kevyn yang mendengar tawaran Ibunya langsung berseru, "Mau Bu!" Kevyn bahkan berdiri di kursi belakang dan melompat-lompat senang.

"Kevyn! Jangan begitu di mobil Ayah," larang Bening saat melihat tingkah anaknya yang luar biasa gembira.

"Sudah tidak apa-apa," Alden menengahi Bening dan Kevyn.

"Ayah ikut gak ke puncak?" tanya Kevyn yang tiba-tiba turun dari kursi dan mengintip ke depan ke tempat Alden yang ada di balik kemudi mobil.

"Gimana Bu? Ayah boleh ikut gak?" tanya Alden yang sengaja merubah panggilannya kepada Bening untuk menggodanya.

Rona di wajah Bening langsung muncul ketika mendengar pertanyaan Alden tersebut. "Kalau mau ikut boleh," sahut Bening yang sedikit malu-malu.

"HORE!" teriak Kevyn senang mendengar persetujuan Bening tersebut.

Bening dan Alden sama-sama tersenyum senang melihat Kevyn yang begitu bahagia. Kebahagian mereka adalah kebahagiaan Kevyn. Seperti mereka saling mengirim sinyal bahwa keduanya akan mencoba untuk lebih dekat demi Kevyn.

Mereka semua telah sampai di restauran Itali dan memilih tempat family room yang cukup tertutup. "Yeyeye pizza!" ujar Kevyn sepanjang perjalanan dari parkiran menuju family room.

"Bu Kevyn mau pizza yang banyak kejunya!" pesan Kevyn saat pelayan menanyakan pesanan mereka.

Bening hanya menganggukkan kepalanya, sedangkan Alden hanya terkekeh geli dengan kelakuan Kevyn yang begitu menggemaskan. Pelayan yang sedang mencatat pesanan juga ikut tertawa saat medengar betapa semangatnya Kevyn.

"Kevyn makasih ya udah bantuin Ayah sama Ibu baikan," ujar Alden sambil mengangkat Kevyn ke atas pangkuannya.

"Kevyn senang kalau Ayah sama Ibu baikan," Kevyn mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah tampan Ayahnya. Wajah yang kelak nanti akan menjadi wajahnya juga.

Alden memberikan kecupan sayang di pipi gembil Kevyn. Sedangkan si pemilik pipi tertawa geli saat merasakan kumis tipis Ayahnya menyentuh permukaan kulit pipinya. Melihat reaksi Kevyn itu Alden justru semakin semangat menggoda Kevyn dengan terus menggesekan kumis tipisnya di permukaan kulit wajah Kevyn.

"Hahahaha! Ampun Ayah!" kata Kevyn meminta ampun di antara sela sela tawanya.

Bening yang baru saja selesai memesan makanan mereka hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan keduanya. Pemandangan yang sebenarnya jarang Bening jumpai, karena jika Kevyn bersama Alden dia akan jarang bergabung begitu juga sebaliknya. Tetapi kini mereka bertiga makan bersama dengan suasana yang lebih hangat.

"Ampun Yah! Ampun!" Kevyn masih berusaha lepas dari serangan Alden, dia sekuat tenaga menjauhkan wajahnya dari Alden tetapi usahanya selalu sia-sia saja.

Bening yang tidak ingin melewatkan kesempatan tersebut mengeluarkan smarthphone miliknya. Dia langsung mengambil gambar Alden dan Kevyn yang sedang bercanda, kemudian tidak puas dengan foto saja Bening memvidiokan aksi keduanya tersebut. Bahkan suara kekehan kecil Bening sampai masuk ke dalam vidio karena tidak kuat menahan tawa.

Turn Back (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang