Tampak Jongdae, Jongin dan Yoongi sedang sibuk membersihkan ruangan café saat Jin menggeletakkan sisi kepalanya dengan lesu di atas meja café yang sudah tutup. Beberapa kali ia menghela napas lalu menepuki pipinya sendiri. Jongdae dan Yoongi saling berpandangan dan mengangkat kedua bahu mereka bersamaan.
Yoongi akhirnya menghentikan kegiatannya mengelap meja counter dan mendekat ke arah Jin. Belum Yoongi bertanya pada Jin. Suara Park Chanyeol menginterupsi mereka, "apa kalian lihat fondant yang kemarin aku beli?" Kepala Chanyeol terlihat menyembul dari balik pintu penyimpanan.
Jin yang menangkap suara berat Park Chanyeol lalu mengangkat badannya karena terkejut dan pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun. Semua orang yang melihat kejadian itu terlihat bingung dan merasa aneh dengan sikap Jin yang seperti orang ketakutan. Membuat semua orang bertanya-tanya, apakah Jin yang mengambil fondant Chanyeol?
-x-
Chapter #3
Karena tidak ada tempat lain untuk pergi akhirnya mau tidak mau ia kembali ke rumah bibinya. Sebenarnya ia tidak mau kembali lagi ke rumah itu. Disana ada Byun Jihyun, Bibinya, dan tentu saja Byun Baekhyun, anak bibinya serta saudara sepupunya. Tuan Byun adalah pengusaha yang sibuk di luar negeri dan membuatnya jarang bertemu dengan pamannya itu.
Ah, jangan lupakan Byun Taehyung, si bungsu. Ia dekat dengan Taehyung tapi ia tak pernah mau dekat dengan bibinya ataupun Baekhyun. Ada alasan kenapa ia tak menyukai mereka dan itu karena mereka berdua adalah alasan traumanya saat kecil.
Tapi ia terpaksa tinggal dengan bibinya sejak ibunya meninggal lima belas tahun yang lalu.
Hari ini ia kembali ke rumah itu. Sejak hari dimana ia menjemput Minseok untuk pertama kalinya dan mengingat apa yang terjadi. Ia jatuh sakit akibat demam. Badannya panas selama beberapa hari. Ia sudah menghubungi Yoongi sebelumnya jika ia sakit. Meski Yoongi merasa cukup aneh karena Jin menghubunginya, karena biasanya ia akan menghubungi Chanyeol lebih dulu.
Seseorang terdengar mengetuk pintu kamarnya dan masuk tanpa menunggu jawaban dari sang pemilik kamar. Jin menatap Baekhyun yang terlihat begitu tenang, "aku membawakanmu obat, Oppa!" katanya dan meletakkan nampan itu di atas nakas samping tempat tidur Jin.
Jin menarik setengah badannya untuk bangun dan bersandar pada kepala ranjang. Ia melirik ke arah Baekhyun yang nampak tersenyum manis dengan pandangan penuh harap ke arahnya. Jin menghela napas, ia sepertinya tahu kenapa gadis cerewet dan rusuh itu tiba-tiba bersikap manis dan tenang. Tentu saja itu pasti karena dia menginginkan sesuatu dari Jin.
"Apa yang bisa kubantu?" tanya Jin malas.
Dan sudah dipastikan mata dengan eyeliner tebal itu menatapnya dengan berbinar tapi hanya sebentar karena setelah itu Baekhyun memasang wajah cemberut, "kau tahu?!" katanya dalam nada kesal, "ibu menyuruhku untuk menjagamu hari ini dan tak mengijinkan aku keluar!" curhatnya pada Jin tanpa diminta.
Jin memutar matanya malas. Ia tak tahu apa hubungannya dia dan masalah Baekhyun sekarang. Setahunya Baekhyun bukan tipe orang yang penurut. Dia biasanya akan langsung pergi begitu saja tanpa mengindahkan perkataan orang lain. Lagipula yang dibutuhkan Jin sekarang adalah istirahat dan ketenangan. Jadi menurutnya jika Baekhyun pergi dari rumah adalah berita baik.
"Lalu?"
"Hari ini aku ada janji dengan Sehun. Tentu saja dengan teman-temanku. Mereka berencana membantuku menyelesaikan tugas akhirku hari ini. Karena batas waktunya satu minggu lagi. Tapi ibu begitu sensitif karena kau sakit dan tak mau membiarkan kau sendirian. Dia bahkan mengancam tidak akan memberiku uang untuk treatment minggu ini! Bukankah itu kejam?" Jin mulai jengah sekarang. Kecerewetan Baekhyun kembali dan baru saja dia harus mendengarkan kalimat panjang tanpa jeda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Me, To You.
Dla nastolatkówJin yang mabuk tanpa sengaja ia bertemu dengan Minsoek dan jatuh cinta. (Cerita gak jelas yang saya repost kembali di wattpad.)