Pagi - [ 1 ]

127 5 8
                                    

t h a n k   y o u   f o r   w a i t i n g   ; )

***

April – Musim Semi

Pukul 5.40

Kediaman Keluarga Amane,

Kamar Hitomi yang sepi dan dingin, perlahan dipecahkan dengan suara alarm yang membuatnya bangun. Dia mematikan alarm dan pendingin ruangannya. Membuka jendela yang ditutupi tirai dan membiarkan udara dingin yang menerpa rambutnya masuk ke dalam kamarnya. Langit kota Tokyo masih ditutupi awan gelap dan matahari hanya menunjukkan sedikit wajahnya. Daun-daun masih berembun, bunga-bunga sakura juga masih tertidur lelap diselimuti kelopaknya yang lembut. Dia beranjak dari kamarnya dan mencuci muka. Menatap wajahnya dan menghela nafas panjang. Raut wajahnya yang tidak bisa dibaca terlihat lelah.

"Hitomi, kau didalam?" tanya Hisashi Amane –kembaran Hitomi, sambil mengetuk pintu kamar mandi.

"Ah, ya, sebentar. Kau sudah memasak sarapan?" ucap Hitomi sambil membuka pintu.

"Aku ingin kau membantuku memasak," pinta Hisashi. Hitomi mengangguk dan membantu Hisashi.

Sudah menjadi suatu kebiasaan untuk mereka memasak sarapan setiap pagi, semenjak orang tua mereka pergi, untuk bekerja di luar negeri. Kali ini, Hisashi memasak sup miso, tamagoyaki, dan salad bayam. Wangi dari sup miso memenuhi dapur dan ruang makan, mungkin sampai ruang tamu juga, karena mereka mendengar suara langkah kaki yang malas terdengar dari arah ruang tamu.

"Wangi sup miso membangunkanku dari tidur," kata Tetsuya Amane –kakak Hitomi dan Hisashi, sambil mengusap-usap wajahnya.

"Pagi, kak!" sapa Hisashi dengan senyuman. "Kalau kakak ingin mandi, airnya sudah kupanaskan di atas,"

"Ah, terima kasih Hisashi,"

Hitomi melirik, "Kau tidur di ruang tamu lagi, Tetsuya?"

"Yah, aku harus menyelesaikan pekerjaanku dulu. Sedikit menumpuk dan aku tertidur di ruang tamu," jawab Tetsuya. "Kau khawatir denganku, ya, ternyata? Aaah~ senangnya!" lanjutnya sambil memeluk Hitomi.

"Jangan peluk-peluk aku, jijik, tahu. Pergi sana," kata Hitomi dingin. Hisashi hanya tertawa kecil sambil melanjutkan memasak.

Hitomi Amane, gadis biasa umur 15 tahun yang tidak memiliki hobi dan minat. Dingin dan terlihat seperti maneken, hampir jarang tersenyum. Sifatnya sangat bertolak belakang dengan Hisashi yang hangat dan ramah, dan Tetsuya yang selalu cemas dan over-penyayang.

Mereka bertiga tinggal tanpa pengawasan orang tua secara langsung karena pekerjaan di luar negeri yang membuat orang tua mereka terpaksa pindah. Uang bulanan mereka dikirim melalui transaksi. Tetsuya yang saat itu baru 17 tahun menanggung semua beban karena ia bersikeras untuk tidak ikut pindah. Dia bekerja sebagai CEO di perusahaan ternama di umur 18 sekaligus menyelesaikan pendidikannya di universitas terbaik di Jepang, dan, membiarkan adik-adiknya menyelesaikan pendidikan mereka dengan baik.

Tahun ini mereka akan memasuki SMA tersohor di Jepang, Keisetsu Gakuen. Sekolah yang memiliki nilai akademis dan non-akademis terbaik dari hampir seluruh SMA di Jepang. Murid-murid Keisetsu Gakuen terbagi menjadi murid yang mendapatkan beasiswa, prestasi nasional atau internasional, jenius, dan, murid yang beruntung. Ada beberapa murid yang menjadi artis bersekolah disini. Tetsuya merupakan lulusan Keisetsu Gakuen. Dia memaksa adik-adiknya untuk masuk ke SMA yang sama karena memang pendidikannya baik dan dapat menuntun mereka menjadi orang sukses. Mau tidak mau, Hitomi dan Hisashi menerimanya agar tidak dikirimi "pesan" yang tidak diinginkan setiap hari oleh Tetsuya.

Setelah mandi, Hitomi dan Hisashi bersiap-siap sekolah dan turun ke ruang makan. Tetsuya sedang meneguk kopi sambil menonton berita.

"Ck, kenapa dia selalu saja membuat masalah sih?" gumam Tetsuya kesal.

Dark StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang