Cokelat

1.2K 94 0
                                    

Bel pulang sekolah berdering, pertanda siswa SMU Cendrawasih sudah di perbolehkan untuk pulang ke rumahnya masing-masing.

Siswa kelas X IPA 1 berhamburan keluar dari ruang kelas. Sedangkan Prilly dan Annisa masih membereskan semua peralatan belajarnya lalu di masukannya ke dalam tas.

"Pril," panggil Annisa ketika sudah membereskan alat belajarnya.

"Hm," balas Prilly singkat, masih sibuk membereskan.

"Anterin cokelat gue buat Ali dong." Suruh Annisa yang langsung membuat Prilly menatapnya dengan mulut menganga.

"Nis, lo apaan sih! Gue kan niatnya cuma mau comblangin lo sama dia doang? Kenapa setiap lo mau ngasih apa-apa harus gue sih? Itu berarti secara gak langsung lo yang comblangin gue sama dia dodol!" Kesal Prilly atas sikap Annisa selama ini yang selalu menyuruh-nyuruh memberikan barang atau sekedar bekal untuk Ali.

Sama aja kalo dia comblangin gue sama Ali. Batin Prilly berkata.

"Yha, lo mah gitu. Tolong ya? Kan lo tau sendiri, kalo gue—" perkataan Annisa di potong duluan oleh Prilly.

"Gue gak berani ngomong langsung sama dia." Potong Prilly meniru omongan Annisa. Sedangkan gadis di sebelahnya itu hanya cengengesan.

"Hehe, itu lo tau!" Prilly memutar bola matanya. "Bantuin, ya?" Kata Annisa kali ini memasang muka memelas.

"Iya, iya, gue bantu. Mana, cokelatnya?" Prilly pun pasrah saja, serta dia ulurkan tangannya. Kasian juga liat muka melasnya, pikirnya.

"Aaa, makasih mpril-kuh! Kamu baik deh," Annisa memeluk Prilly senang. Prilly membalas pelukan Annisa. Lalu gak lama, adegan pelukan pun selesai.

"Ini cokelatnya," Annisa memberikan sebuah cokelat panjang berkotak, yaitu Silverqueen yang sudah diberi pita berwarna pink. Prilly menerimanya.

"Thanks ya, mpril-kuh udah mau bantuin. Gue sayang lo!" Kata Annisa dibalas anggukan kepala oleh Prilly dan senyumnya.

"Yaudah gue pulang bye, muacch!" Annisa mencium pipi kiri Prilly lalu cewek itu langsung berlari keluar kelas meninggalkan Prilly sendiri.

Prilly yang melihatnya, hanya menggeleng lantas beranjak dari tempatnya dan keluar kelas menuju parkiran.

Tapi sebelum Prilly pulang, ia pulang kerumah dulu untuk ganti baju. Di perjalanan, Prilly bingung mau cari Ali kemana? Tapi sedetik kemudian, terlintas di pikirannya bahwa Ali pasti berada di caffe. Akhir-akhir ini, 'kan ia sering sekali lihat Ali gak langsung pulang kerumah melainkan otw caffe, tempat tongkrongannya katanya.

Gak perlu lama untuk Prilly menempuh perjalanan yang gak terlalu macet ini, akhirnya Prilly pun sampai dirumahnya. Prilly membunyikan klakson mobilnya, lalu gak lama satpam penjaga rumahnya pun keluar membukakan gerbang untuk nyonya mudanya itu.

Setelah gerbang dibuka, Prilly langsung memasukan mobilnya dan memarkirnya di halaman depan rumahnya. Prilly mematikan mesin mobilnya dan membuka seatbelt-nya, lantas turun dari mobil.

"Assalamualaikum," ucap Prilly saat masuk rumah. Nggak ada jawaban dari isi rumah, karena memang ayah&ibu-nya saat ini sedang dinas keluar kota, dan pembantu rumahnya pun izin dikarenakan anaknya sedang sakit di kampung.

Prilly langsung saja naik ke lantai dua, dimana kamarnya berada. Setelah sampai depan kamar ia membuka knop pintunya lalu masuk dan tasnya dilempar ke sofa yang gak jauh dari pintu utamanya. Prilly duduk di sofa tersebut dan membuka sepatunya, lantas seragam sekolahnya sehingga menyisakan baju dalam berwarna hitamnya. Prilly bangkit dari sofa dan berjalan ke arah lemari baju, dan ia pun mulai memilih baju untuk di pakainya. Karena hanya ke caffe saja dan memberikan cokelat dari Annisa untuk Ali, pilihannya pun jatuh pada baju kaus biru muda polos dan serta celana jeans-nya berwarna hitam. Prilly mengambil baju tersebut, lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti pakaian.

Tidak lama untuk berganti pakaian, Prilly keluar dari kamar mandi lalu berjalan ke cermin menatap dirinya sendiri. Prilly pun menyisir rambutnya dulu yang agak berantakan sedikit, lalu dirinya mengambil sepatu Adidas hitam-putihnya. Usai itu, Prilly keluar dari kamar dan segera menuju tempat yang ingin Prilly kunjungi.

Di jalan Prilly sesekali melirik jam yang terdapat di pergelangan tangannya. Pukul 2 siang. Duh, kira-kira Ali masih di caffe gak ya? Pikirnya, begitu takut jika Ali sudah pulang duluan, karena saat ini dirinya terjebak macet.

"Perasaan tadi pulang sekolah gak macet, deh. Ini kenapa macetnya tiba-tiba? Aelah." Gumamnya kesal.

Gak mau sampai telat, ia pun mengambil jalan pintas. Prilly membelokkan mobilnya. Biarin lama ah, semoga aja Ali-nya belum pulang. Pikirnya. Akhirnya Prilly sampai di tempat tujuan, caffe. Ia mulai mencari tempat parkir untuk mobilnya. Karena jika siang memang banyak yang suka datang di caffe ini. Usai mencari tempat parkir, ia pun langsung turun dari mobil lalu berlari kecil.

"Huh, Ali masih ada gak ya? Semoga deh, semoga. Pokoknya gue harus nganterin cokelat dari Annisa ini!" Ujar Prilly sembari  mengatur nafasnya. Dan Prilly pun segera masuk di caffe.

Di dalam banyak orang, Prilly masuk serta memegang kedua lututnya untuk mengatur nafasnya. Dan tiba-tiba di depan mukanya terdapat jus jeruk. Prilly melirik sampingnya, mendapati Ali tersenyum manis serta cowok itu yang memberikan jus jeruk untuk Prilly.

"Minum dulu," kata Ali. Prilly mengangguk lalu mengambil jus jeruk tersebut dan segera meminumnya.

"Di minum lagi," kata Ali, lagi.

"Makasih." balas Prilly lalu kembali meminumnya hingga habis setengah. Setelah di jauhkan bibirnya dari gelas tersebut, Ali mengambil gelasnya lalu menyimpannya di meja yang berada di belakangnya.

"Oh, ya gue punya sesuatu buat lo." Ali mengangkat satu alisnya.

"Nih, cokelat dari Annisa buat lo," Prilly menyodorkan satu cokelat Silverqueen kepada Ali. Ali menerimanya dengan ragu.

"Buat gue?" tanya Ali.

Prilly mengangguk. "Iya, buat lo."

"Makasih," Ali tersenyum.

Sepersekian detik, Ali teringat akan sesuatu.

"Oh, iya!" Seru Ali. Prilly yang lihat pun bingung. Kenapa dah ini anak. Batinnya.

"Berhubung lo disini, gimana lo bantuin kerjain tugas gue, mau ya? Please," pinta Ali memasang wajah melasnya.

"Boleh, tapi besok gimana? Soalnya gue ada urusan lain." Kata Prilly gak enak.

"Sekarang aja, 'kan lo juga punya janji setiap ada tugas lo mau bantuin gue."

"Hah?"

"Iya."

"Oke-oke, ayo!"

Dan dua remaja ini pun mencari tempat untuk di dudukinya, setelah di dapatnya, Ali langsung segera mengeluarkan buku tulis serta pulpen dan juga buku cetak matematikanya.

900++ words, panjang gasih? Pendek ya? Oke, di usahain biar panjang deh! Yang terpenting itu, jangan lupa vomments-nya ya kawan!

Bhay!

-isma❤

MuserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang