"Halo, nama saya Mark!"
Laki-laki itu mengulurkan tangannya kearah Yeri yang sedang membaca buku tentang tata surya. Sebenarnya sih Yeri ogah baca buku seperti itu, tapi demi tugas. Yeri harus baca.
"Kamu gak denger saya ngomong?"
Yeri hanya menoleh, lalu mengunyah permen karet yang sudah berada lama didalam mulutnya.
"Aku denger, cuma aku lupa. Siapa nama kamu tadi?"
"M-a-r-k."
"Oh, Mark. Ada yang bisa dibantu?"
"Boleh gak, saya pinjam bukunya?"
Yeri lalu memberi buku itu pada Mark.
"Terimakasih, kalau boleh tahu nih tadi baca bagian mana?"
"Planet."
"Oh planet. Saya mau kasih tips nih biar cepet hafal."
"Apa?"
"Inget aja saya."
"Kok?"
"Semua berawal dari saya, planet Markurius."
"Merkurius kali."
"Kan sekalian menghafal sekalian inget saya. Tak kenal maka tak sayang bukan? bisa aja sehabis kita kenalan ini kamu langsung sayang."
Yeri hanya melongo lalu pergi meninggalkan Mark yang masih senyam-senyum enggak jelas.
"Yeri!"
Yeri lalu menoleh dan ekspresi wajahnya sangat kaget, gimana enggak kaget. Mark kok bisa tau nama dia?
"Apa?"
"Enggak cuma nge-test. Ternyata bener pulpen ini punya kamu. Pinter ya kamu, pulpen aja dikasih tanda milik kamu."
Sialan, Yeri lupa pulpennya tertinggal di meja perpustakaan. Dengan buru-buru ia menghampiri Mark. Namun apa yang terjadi?
Mark malah berlari pergi keluar perpustakaan, dengan meninggalkan sebuah notes.
Besok ambil pulpennya di halte!
Saya seneng
Jadi ada alasan ketemu lagi sama kamuSee you tomorrow!
—MARKurius.
Yeri hanya tersenyum. Baru kali ini, ada laki-laki seaneh Mark. Bukan aneh, tapi unik.
+++
MARK YERI LAGI
HAHAHAHA
GAPAPA YA
HEHEHE BESOK SENIN : )