Minta Maaf

1.1K 86 0
                                    

Akhirnya yang ditunggu Prilly, bunyi juga. Yaitu, bel istirahat. Tanpa mau menunggu guru yang tadi mengajar dikelasnya keluar, Prilly sudah lebih dulu keluar dengan buru-buru.

Prilly melangkahkan kakinya ke arah kantin. Cewek itu langsung mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin, dan mendapati seseorang yang ingin ditemui berada meja paling pojok. Cowok itu asik memainkan handphonenya yang ia layang-layangkan ke atas membuatnya menari-nari, maksudnya dia sedang buat video.

Prilly berjalan menghampiri Ali. Yap, benar cowok yang ingin Prilly temui itu Ali. Arkana Ali Bramantyo.

"Heh, hapus gak tuh yang lo posting?!" Prilly datang-datang langsung menggebrak meja Ali, yang sontak membuat si pemilik meja dan beberapa orang yang berada dikantin pun matanya langsung tertuju pada Prilly. Ali berdiri, tak mengerti apa yang dimaksud gadis di depannya ini.

"Lo apa-apaan sih! Datang-datang langsung gebrak meja gue aja! Dan lagi, posting? Gue posting apaan cobak!?!?" Sepertinya Ali ikut terbawa emosi.

Prilly tersenyum miring.

"Lo yang apa-apaan! Ngapain lo ngepost foto gue sama lo, hah?"

Oh, Ali paham sekarang.

"Yha, nggak papa, gue cuma iseng aja sih. Kenapa sih? Foto doang, juga." Kata Ali santai. Prilly menggertakkan giginya.

Ini orang enak ngomongnya! Lha gua? Gua yang kena imbasnya, cuy! Prilly membatin, sambil menatap Ali dengan pandangan emosi.

"Iseng lo bilang? Gara-gara postingan lo itu, orang-orang pada ngira kita itu pacaran! Dan terlebih lagi, Annisa salah paham sama gue! Lo tau gak sih!" Lirih Prilly terduduk lemas di kursi dan tangannya ia pakai untuk menutupi mukanya. Frustasi. Ali yang lihat kasihan. Cowok itu pun ikut duduk di samping Prilly.

"Oke, gue minta maaf." Kata Ali. Prilly membuka mukanya, merasa tak puas akan respon Ali. Mengerti dengan raut wajah Prilly, Ali kembali berucap.

"Kalau gitu, apa yang harus gue lakuin supaya lo maafin gue?" Tanya Ali.

"Bantu gue jelasin sama Annisa, kalo itu gak ada hubungan apa-apa!" Balas Prilly. Ali mengangguk.

"Okay," katanya. Bagaimanapun juga ia harus menjelaskan ke semua orang, termasuk Annisa bahwa dirinya dan Prilly gak punya hubungan apapun. Pikirnya.

Prilly tersenyum. Yang penting itu gue bisa liat senyumnya ayang gue aja, nggak papa sih. Ali berkata dalam hati, dan membalas senyuman Prilly.

***

Prilly dan Ali berlari bahkan bertanya-tanya tentang keberadaan Annisa. Dan dari sekian mereka bertanya, jawabannya semua pasti sama. Gak ada yang tahu dimana gadis itu berada. Hingga mereka berlari naik kelantai tiga, untuk ke atap sekolah rooftop maksudnya, dan disitulah mereka mendapati Annisa seorang diri. Gadis itu menangkup wajahnya dengan tangannya sendiri, yang ia taruh di kedua pahanya. Prilly dan Ali pun jalan menghampiri Annisa.

"Nis," panggil Prilly. Annisa mengangkat kepalanya menoleh mendapati Ali dan Prilly berdiri di sampingnya. Detik kemudian, Annisa membuang mukanya malas menatap dua orang disampingnya ini.

"Mau ngapain lo disini?" Ucap Annisa dingin.

Prilly tersenyum miris. Gak biasanya nada bicaranya dingin. Batinnya.

"Gue, eh maksudnya kita, eh Ali deh iya Ali mau ngejelasin semua tentang foto kita itu." Kata Prilly melirik Ali yang juga menatapnya.

"Li,"

"Oke, Nis. Lo itu cuma salah paham doang, gue sama Prilly gak punya hubungan spesial. Postingan gue itu cuma iseng aja. Gue mohon lo jangan marah sama Prilly, ya?" Ali menjelaskan insiden kesalah pahaman yang terjadi beberapa hari lalu. Eh, bukan beberapa sih, baru kemarin kejadiannya.

Annisa berdiri menatap mereka berdua secara bergantian, lalu buang muka.

Belain ae teros. Dalam hati Annisa berkata.

Annisa tak menjawab, melainkan gadis itu langsung pergi berlalu dari hadapan keduanya yang membuatnya menghela nafasnya kasar.

"Kita coba sekali lagi, ya?" Kata Ali meyakinkan Prilly bahwa Annisa pasti akan memaafkannya, iya. Semoga.

Prilly mengangguk lalu menundukkan kepalanya. Ali yang lihat merasa bersalah. Tangan Ali pun spontan mengelus belakang kepala Prilly. Prilly mengangkat kepalanya menatap Ali yang tersenyum.

"Yaudah ayo pulang, gue anter," ucap Ali.

"Nggak usah, gue bisa pulang sendiri kok." balas Prilly menolak.

"Udah gausah nolak, gue anter aja kenapa sih?"

"Nggak papa, takut Annisa salah paham lagi aja."

"Kali ini nggak. Udah deh ayo, langit mendung tuh, buruan sebelum ujan turun bahaya. Bisa sampe malem kita nunggu redanya,"

Prilly mendongak menatap langit. Mendung. Yap, benar saja langit berwarna kehitaman, pertanda hujan sebentar lagi akan turun. Dan akhirnya, Prilly pun mengangguk.

"Yaudah."

Lalu mereka berdua pun turun dari rooftop dan menuju parkiran dimana motor Ali berada.

700++ words doang. Oke, ga panjang.😢🙈 Vote dan komen always ya!😜😘

Bhay!

-isma❤

MuserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang