Silent Love

586 67 17
                                    

SILENT LOVE

BMARK/IM JAEBUM AND MARK TUAN, JINSON/PARK JINYOUNG AND WANG JACKSN

GOT7/ROMANCE/T/ONESHOOT/BL/AU/OOC

ALL CAST BELONGS TO GOD AND THEMSELF

WARNING!

IF YOU DON'T LIKE BOYS LOVE/SHONEN AI/YAOI, PLEASE JUST IGNORE IT.

.

Gemuruh angin menghempas mereka yang lemah. Gumpalan awan menghitam menjadikan segalanya kelam. Hingga rintik air menetes membasahi sang bumi. Menjadikan setiap langkah bergerak cepat, menghindari tangisan sang awan. Mencari tempat berlindung, meski berdesak dalam naungan yang sama.

Mark POV

Langit terlihat begitu mendung, hujan pun turun begitu deras mendampinginya. Aku berlari mencoba mencari perlindungan. Ku peluk erat katong kertas belanjaanku, tak ingin seluruh isinya berhambur keluar karena hancur terkena hujan. Tak ada yang dapat aku perbuat, hanya berdiam diri menanti redanya hujan. Mencoba mencari kehangatan dari kumpulan orang-orang yang saling berdesak mencari perlindungan.

Aku lihat seorang pria berlari kencang menerjang derasnya hujan, dengan sebuah mantel yang ia kenakan dan sebuah payung ia genggam. Aku lihat ia berjalan ke arahku. Ingin berteduh juga kah? Namun tempat ini begitu sempit bila harus menambah muatan. Namun pria itu berhenti tepat dihadapanku, ia buka payung yang sejak tadi ia genggam. Ia gunakan payungnya untuk memayungiku dan tangan lainnya menengadah kepadaku.

"Maaf. Ayo pulang!" Ujarnya kepadaku. Kepalanya terangkat menatapku dan menampilkan senyuman manis yang nyatanya begitu ku kenal.

"Gomawo, Jaebum-ah." Aku raih uluran tangannya, bergerak menghapus jarak dengan dirinya. Berjalan melewati hujan, mencari perlindungan yang lebih layak, rumah kami.

Sesampainya di rumah, tak banyak yang kami lakukan. Hanya mengerjakan apa yang biasa kami lakukan. Kami telah hidup bersama selama 3 tahun lamanya. Namun tak ada yang berubah dalam hubungan kami, begitu tenang seperti biasanya. Tak banyak percakapan yang kami lakukan. Hanya bahasa tubuh kami yang menjelaskan.

Jaebum, pria tampan berusia satu tahun lebih muda dari ku ini terkenal dengan sifatnya yang dingin kepada siapa pun, termasuk kepadaku. Namun kehangatan perlakuannya akan membuatmu bertahan di sampingnya.

Terkadang aku lelah dengan sifat dinginnya. Kami jarang saling melontarkan candaan bahkan bercengkrama pun sulit dilakukan. Seakan mulutnya terkunci. Namun aku mencoba mengerti, aku pun demikian, aku akan kesulitan memulai percakapan bila itu bukanlah suatu hal yang penting. Semua kami jalani dengan kesunyian.

"Eh?" Aku tersentak, aku merasakan sebuah cubitan kecil di pinggangku. Aku menoleh, ku dapatkan ia yang sedang menatapku, senyuman yag begitu menawan pun tak pernah lepas dari wajahnya.

"Wae?" Tanyaku padanya, yang kini memelukku dari belakang.

"..."

Tak ada balasan darinya. Tapi aku tahu pasti apa inginnya. Kini ia kecupi leherku yang terekspos. Menciptakan sensasi menggelitik yang memabukkan. Tangannya pun tak diam, bergerak menyusuri tiap inci permukaan kulit tubuhku di balik kain pembungkusnya. Lenguhan haluspun lolos dari mulut ini.

Eunghh..

Mungkin mereka di luar sana selalu menatap kami heran. Tatapan iba bahkan tak percaya mereka lontarkan. Berbagai pertanyaan pun selalu menyerang indera pendengaranku. Mampukah aku bertahan dengannya? Akankah hubungan kami baik-baik saja? Bahkan mereka mempertanyakan, benarkah kami saling menjalin hubungan? Namun aku tak mempedulikannya. Yang aku tahu hanya rasa akan sosok yang kini mencumbuku dan selalu menyerukan namaku di setiap raga ini menyatu.

Silent LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang