Chapter 1

210 20 14
                                    

Ku melangkahkan kakiku di sekolah swasta terbaik se-Asia Tenggara ini.
Ya , Ruzeford Senior High School.
Hanya orang-orang pintar dan anak-anak pejabat tinggi serta anak pengusaha besar saja yang bisa masuk sekolah ini.

Sebelum melangkah lebih depan, aku akan menjelaskan sistem sekolah ini.

Sekolah ini terkenal dengan rasisnya.
Mereka melihat dengan harta.
Mungkin, bila di sekolah negeri hanya anak-anak pintar lah yang dielu elu kan oleh anak anak yang lain.
Tapi , di sekolah ini sangatlah berbeda.
Mereka berteman dengan melihat pangkat orang tuanya saja.

Karena, asal kalian tahu, mereka tidak mencari teman.
Tetapi mencari koneksi agar mereka dapat dengan lancar menjalankan perusahaan warisan ayahnya, atau bisa mendapatkan pangkat tinggi dalam menjabat.

Ya, otomatis mereka akan membuat kelompok.
Kelompok anak-anak yang masuk dengan prestasi dengan kelompok anak-anak yang masuk dengan koneksi orang tuanya.

Perbandingannya 60:40 antara anak-anak koneksi dengan anak-anak pintar.
Tapi, jangan khawatir.
Walaupun mereka masuk tanpa tes, mereka juga anak yang pintar-pintar karena mereka semua mendapat tambahan pelajaran khusus, baik di sekolah maupun di rumah.
Jadi, bisa dibilang anak-anak koneksi inilah yang lebih sibuk dibandingkan anak-anak pintar.
Karena mereka semua juga dituntut untuk menjadi seperti orang tuanya meski itu bukan hobinya.

Walaupun anak-anak koneksi mempunyai jadwal yang padat, setiap hari Jumat dan Sabtu mereka diliburkan.
Berbeda dengan anak-anak pintar, mereka masuk setiap hari (tentu,kecuali hari Minggu)

Oke, mari kembali ke cerita.

****

Aku pun segera menutup pintu mobil dan memandang santai ke arah gedung sekolah yang besarnya sama dengan apartemen-apartement di Jakarta.
Sekolah ini seperti kampus, karena halamannya yang sangat luas dan jalannya yang sedikit membingungkan karena banyak tempat-tempat yang bercabang.

Lapangan yang lebarnya 5x lapangan basket dan panjangnya 4x lapangan basket.
Gedung sekolah yang seperti apartemen.
Di sebelah kanan dan kiri gedung terdapat taman yang membentuk jalan untuk pergi ke gedung selanjutnya.
Aku tidak tahu persis apa itu, karena ini adalah pertama kalinya aku memasuki gedung ini.

Ya, ini adalah tahun pertamaku di sekolah ini.
Tepatnya aku masih kelas 10.
Tapi, disini tidak ada MOS yang diadakan sekolah-sekolah yang lain.
Tentunya, orientasi disini 10x lebih elegan daripada harus minta tanda tangan kakak kelas ataupun disuruh membuatkan puisi untuk kakak kelas yang tampan.
Tentunya bagi kami(anak-anak koneksi), itu adalah sesuatu hal yang sangat menjijikan.
Bahkan otakku geli saat memikirkannya.

Hahaha. Untuk apa para OSIS itu menyuruh adik kelasnya meminta tanda tangannya?
Apakah ingin menjadi artis?
Bahkan gaji artis hampir sama dengan uang bulananku sebulan.

Menjadi anak dari Presiden Direktur Mars Julle Group, perusahaan Group terbesar se-Asia Tenggara serta anak bungsu membuatku menjadi anak yang manja, dingin, dan egois serta cuek.

Mungkin karena aku kurang didikan orang tua.
Aku jarang sekali bertemu mereka. Mungkin maksimal hanya bertemu 6 bulan 1 kali.
Tapi aku tidak sedih, karena mereka semua menyebalkan.
Mereka selalu menyuruhku ini itu, melarangku ini itu.
Jadi, aku lebih senang tidak ada mereka.

Aku pun segera memakai sun glasses ku edisi terbaru yang baru kemarin dikirim oleh mamaku dari tokonya di Paris.
Ya, mamaku mempunyai toko kacamata termasuk sunglasses yang terkenal di Asia-Tenggara. Bahkan sekarang sudah terdapat cabang di Paris.
Sun glasses yang aku pakai ini tentunya limited edition. Aku pun sering diberi kiriman sun glasses oleh mamaku karena aku sangat menyukainya.
Mungkin saja ini bentuk permintaan maaf mamaku karena jarang pulang ke rumah.
Aku anggap begitu.

****

"Richelle bukan? Anak bungsu dari Presdir Mars Julle?"

######

Haii guysss! Ini pertama kali aku memberanikan diri menulis di depan publik!! Hahahaha

Tolong vote + voment yaaa guys
Maaf kalo ceritanya jelek dan kurang menarik. Masih newbie bangett

So, kritik dan sarannya ditunggu yaa

See u soon😍😍

I was Born to be PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang