18

8.6K 770 88
                                    

Nggak sempat ngedit, baca aja. Kalo ada yg salah komen inline!

###

Krystal yakin jika berita Seulgi itu adalah benar. Karena tidak mungkin Seulgi mengatakan hal seperti itu pada Sehun tanpa memikirkan akibatnya jika ia berbohong. Rasanya sungguh aneh. Seperti ada sengatan listrik ribuan volt yang dapat mematikannya dalam sekejap.

"Eoh, Krys, kau di sini juga?"

Untuk menjaga kesopanannya, Krystal berbalik dan berusaha tersenyum ke arah Seulgi. Ia menatap keceriaan wajah itu, dan siapa sangka wanita di depannya ini kelak akan melahirkan adik dari Jiho.

"Apa terjadi sesuatu?"

Krystal menggeleng. "Aku hanya menemui temanku yang sedang sakit," jawab Krystal bohong. Senyumannya tiba-tiba pudar, Dan ia izin untuk pergi.

Seulgi sendiri tidak pernah melepaskan pandangannya dari Krystal. Ia curiga ada sesuatu antara Sehun dan Krystal.

"Kau tidak lupa janjimu, kan?"

Sehun terkesiap dan ia menatap Seulgi dengan bingung.

Janji apa?

"Aku hamil sekarang, apa yang akan kau lakukan?"

Benar. Seulgi hamil, tapi bagaimana bisa?

"Kau tidak ingat?"

Sehun mengerutkan keningnya. Dan Seulgi paham akan kerutan itu.

"Saat itu kau bertemu dengan Krystal dan datang ke apartemenku. Satu bulan yang lalu, eh tidak, lima minggu yang lalu. Usia kandunganku juga sudah lima minggu," jelas Seulgi.

Oh astaga, haruskah Krystal mendengar percakapan yang menyesakkan hatinya ini? Ia mundur selangkah, tapi pergerakannya selalu dilihat Sehun.

"Aku harus masuk ke dalam, aku takut temanku itu akan membutuhkan bantuanku," kata Krystal lemah. Ia memutar badannya dan pergi tanpa mendengar sepatah katapun dari Seulgi maupun Sehun.

Ia masuk ke dalam kamar dan menutup pintu kamar itu rapat-rapat. Ia berdiri di balik pintu dan kepalanya teras pusing. Memikirkan bagaimana rumit kisahnya, Krystal rasanya ingin menyerah. Ia ingin membawa Jiho pergi jauh dari Korea. Entah itu Rusia, Roma, atau Afrika sekalipun. Yang ia inginkan hanya jauh dari pria bernama Oh Sehun, pria yang berhasil menjungkirbalikkan kehidupannya.

Krystal menghela napasnya. Ia berjalan ke arah Jiho dan meminta bibi Park untuk membelikan beberapa roti di bawah. Bibi Park mengangguk dan pergi dari kamar itu. Krystal sendiri duduk di kursi yang ada di samping ranjang Jiho, dan memangku wajahnya sendiri dengan kedua tangannya. Ia memperhatikan lekat-lekat wajah tampan Jiho. Benar-benar duplikat Sehun jika diperhatikan secara detail.

Tiba-tiba saja Krystal mengerutkan keningnya. Erangan Jiho benar-benar menyakiti dirinya, putranya itu seperti kesakitan menghadapi luka yang ada di kepalanya.

Apa yang terjadi?

Sebelumnya Jiho tidak seperti ini, dan dokter juga mengatakan bahwa Jiho tidak akan merasa kesakitan di kepalanya itu. Bahkan, matanya yang terpejam tidak membuat tangannya berhenti menyentuh kepalanya.

Krystal merasa panik. Ia berdiri dan membuat putranya itu terbangun.

"Jiho tidak apa-apa?"

Jiho terus mencoba untuk membuka matanya, tapi ia begitu kesulitan.

"Jiho-ya, katakan pada eomma, apa kau kesakitan?"

Jiho mengangguk pelan dan ia mulai menangis. Krystal semakin panik, ia terus mencoba menekan tombol darurat. Namun, tidak berfungsi. Ia pun berlari ke luar kamar dan berteriak memanggil dokter.

My Baby's FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang