Pulsanya sekalian?

72 14 6
                                    

Hujan semakin deras, motor Aldan melaju melawan derasnya air hujan, jaket untuk Sania ia sembunyikan di perutnya yang tertutup jaket. Aldan sebentar lagi sampai, hanya butuh beberapa menit untuk sampai.
Saat sampai depan halte, ia melihat Sania sedang memeluk diri sendiri.

"Hai Dan, lo mau nunggu bus juga?" Tanya Sania sambil menggosok-gosokkan telapak tangannya. Terlihat jari jemari Sania sudah mulai keriput, Aldan melihat bibir Sania sudah sangat pucat.

"Gue anter lo pulang." Kata Aldan membuka jaketnya, lalu ia mengambil jaket yang ada di perutnya untuk dipakai Sania.

"Nih pake ya, jangan pingsan lagi." Aldan menyerahkan jaketnya. Dengan sigap Sania menerimanya dengan senyuman miris.

"Ntar gue ganti ongkosnya." Kata Sania sambil memakai jaket Aldan. Aldan hanya diam, ya sekarang dirinya dan Sania akan satu motor lagi.

"Gue yang nyetir aja." Kata Sania menengadah meminta kunci motor.

"Lo pake rok."

"Ya lo jangan liat daleman gue laah. Belum waktunya."

"Bukan itu, ntar paha lo keliatan banyak orang."

"Oh jadi paha gue ga boleh diliatin selain ke lo?"

"Ga!"

"Haha iya bercanda si, lo aja deh. Kan lo cowo gue jadi lo yabg nyetir, gue lemes banget ga bisa jalan kayaknya."

"Trus?"

Sania hanya mendengus, setelah itu mereka meninggalkan halte dan menuju rumah Sania. Karena Aldan tidak tahu alamatnya, jadilah Sania sebagai pemandu jalan. Tak lama kemuadian mereka sampai, Seren dengan siap membukakan pagar dan menutupnya kembali.

"Lo pulang kalau reda ya." Kata Sania menepuk pundak Aldan.

"Hm." Aldan berdeham. Mereka turun dari motor dan berjalan masuk ke rumah. Seren yang berjalan di belakang mereka hanya bisa cekikikan menutup mulutnya.

"Mah Sania keujanan, jangan dijewer ya." Kata Sania dengan wajah cemberut di depan ibunya.

"E-eh itu siapa?" Tanya ibunya menatap Aldan.

"Aldan tante." Kata Aldan tersenyum mengangguk.

"Oh ini yang.." Kata ibu Sania sambil menatap Sania dengan senyum jahil.

"Ssstt mamaah, udah ah mau mandi. Lo mau mandi bareng gue atau ga?" Kata Sania menutup mulut ibunya dengan jari telunjuk dan menatap Aldan.

"Ga."

"Saaan!" Kata Seren teriak berjalan menuju kamar.

"Yaudah gue ambil handuk buat sama baju gue. Kali aja masih ada yang model cowo." Kata Sania berkedip beberapa kali pada ibunya. Ibunya hanya tersenyum dan nengacungkan ibu jari.

Sania berlari menuju kamarnya,dicarinya handuk dan baju yang cocok untuk Aldan. Dan dia memilih kaos bergambar kartun mobil berwarna kuning dan celana selutut bermotif robot warna abu-abu.

Sania membawanya turun ke ruang tamu, memberikannya ke Aldan.

"Permisi tante, kamar mandinya dimana?" Aldan menerima pakaian yang Sania serahkan.

"Di sebelah dapur ya, belok kanan abis dapur." Jawab ibunya sambil menunjuk ke arah dapur.

"Makasih."

Aldan berjalan menuju kamar mandi, dan Sania menuju kamarnya untuk mandi di kamar mandinya. Setelah selesai, Sania tak lupa menyisir rambutnya di meja rias kamarnya. Kini piyamanya berwarna oranye dengan gambar teddy bear. Sania berjalan menuju Aldan.

With You Babe❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang