Selain baca. Aku juga hobi hunting. Entah itu hunting ke alam terbuka ataupun cuma sekedar nongkrong di cafe. Jujur. Hobiku terhalang sama dua hal: 1. Aku belum mahir mengendarai motor. 2. Kelimitan fulus.
"Besok Minggu loh. Hunting yuk?" ajakku kepada Bianca. "Hmp. Maaf aja Von. Aku ada acara keluarga." sahut Bianca.
"Ada acara keluarga atau mau hunting sama keluarga?" tanyaku agak menyindir tapi becanda. "Hehe ya kaya piknik gitu sih Von" akhirnya Bianca mengaku.
"Enak ya piknik sama keluarga" lirihku. "Loh bukannya kamu juga sering piknik sama keluarga kamu?" tanya Bianca.
"Itu dulu, semenjak ada adek aku, kita jadi jarang piknik gitu. Ditambah ayahku yang akhir-akhir ini sibuk dengan kegiatan kepramukaan" jawabku panjang lebar. "Oh gitu. Apa kamu mau ikut piknik bareng keluarga aku?" tiba tiba Bianca menawarkanku.
"Ah enggak usah Bi. Takut ganggu acara kalian" aku menolak sambil tersenyum. "Engga kok. Lagian kalo ada kamu kayaknya makin seru deh. Masa ngga mau sih piknik bareng keluarga sahabat sendiri?" lagi-lagi Bianca menawarkan.
"Oiya! Aku besok ada acara sama temen SD aku. Maaf ya Bi, mungkin lain kali." dustaku. Karena aku tidak mau mengganggu acara keluarga Bianca. "Oh begitu. Oke. Lain kali ya, janji?" tanya Bianca.
"Iya Bi, Insha Alloh" lagi lagi aku hanya bisa tersenyum. Jujur, aku bosan dirumah tidak ada kegiatan pada hari Minggu. Tapi apa boleh buat? Sekarang ayah sedang memiliki kesibukan sendiri. Kalaupun ayah sempat, kita juga tidak akan berpiknik seperti keluarga Bianca karena masalah kendaraan. Anggota keluargaku dan Bianca sama 4 orang. Bedanya, keluarga Bianca memakai mobil dan keluargaku.. Masih memakai motor. Kadang aku ingin pergi piknik bersama teman. Tapi selalu gagal, ibu dan ayah selalu tak mengizinkan padahal mereka sendiri tak pernah mengajakku untuk berpiknik. Mereka pernah bilang bahwa aku tidak boleh jadi anak kuper. Bagaimana aku bisa jadi anak yang tak kuper, kalo keluar bentar sama teman juga tidak diizinkan.
❤❤
"Huft!" lagi lagi aku mendengus kesal. Hari ini Hari Minggu. Seperti biasa, ibu pergi arisan. Ayah sudah berangkat dari jam 7 pagi, tidak jauh-jauh pasti berhubungan dengan kegiatan kepramukaan. Terpaksa aku dirumah sendirian.
"Kek anak kos deh. Gabut ah" aku ngedumel sambil menyalakan TV. Akhirnya aku menonton film kesukaanku di hari Minggu pagi 'Doraemon', hitung-hitung untuk menghilangkan rasa bosan.
"Treng!" tiba-tiba ponselku berbunyi menandakan bahwa ada seseorang ngeping di bbm. Aku segera membuka dan ternyata dari Indri, anak smp sebelah. Dia mengajakku untuk hunting pagi ini. Aku senang tak terkira. Akhirnya aku akan terbebas dari rasa bosanku. Tetapi ada satu hal yang membuat bingung, bagaimana caraku untuk meminta izin ayah/ibu sedangkan mereka sedang tidak ada dirumah? Ah tidak sulit. Zaman globalisasi. Aku segera mengirim pesan singkat kepada ayah bahwa aku akan pergi bermain hari ini.
"Tiin!" klakson motor berbunyi. Aku segera menghampiri ke depan rumah. Itu Indri, aku segera mengunci pintu rumah dan duduk di jok penumpang. Awalnya tak ada sepatah katapun keluar dari mulut kami karena kami belum terlalu akrab. Kami berbeda sekolah dan hanya mengenal di kontak bbm saja.
"Kita mau hunting kemana ndri?" aku memberanikan diri memulai pembicaraan. "Ehm. Ke Hutan Mangrove deh kayaknya" jawab Indri dengan ragu.
"Kok ragu begitu ndri?" tanyaku heran. "Iya. Soalnya Rahma sama Fadhilah juga mau ikut trus mereka bilang kalo mereka pengin ke hutan mangrove" jawabnya.
"Oh gitu. Mereka juga ikut? Asik dong jadi tambah ramai. Dimana mereka?" tanyaku. "Mereka sudah sampai disana" jawab Indri setelah membaca pesan singkat dari Fadhilah.
❤❤
"Wah indah sekali pemandangan disini" dalam batinku takjub. Jujur sebelumnya aku belum pernah pergi ke tempat ini bersama keluargaku.
"Eh ciwi-ciwi , kita foto bareng dulu yuk?" Indri mengulurkan tongsis kemudian kami berempat segera bergaya dan CEKREK!
Sudah dua jam kita berada disini. Aku rasa sekarang sudah waktunya untuk pulang.
"Para ciwi, pulang yuk? Udah mulai sore nih" ajakku. "Iya ayok. Langit juga udah mendung. Takut ujan. Aku nggak bawa mantel juga" sahut Rahma.
Akhirnya kami pulang mengendarai dua motor yang masing-masing berisi dua orang.
❤❤
"Makasih yah. Thanks for today guys." aku melaimbaikan tangan kemudian memasuki rumah. Sungguh aku kaget bukan kepalang, ayah dan ibu sudah duduk dikursi tamu dengan tatapan yang berbeda.
"Dari mana aja kamu?" tanya ayah datar. "Main yah. Kan tadi Vona udah sms ayah" aku menjelaskan.
"Vona, kamu itu sudah naik ke kelas tiga smp. Lebih baik kamu fokus belajar. Jangan main-main terus" ibu menasehati.
"Yah,bu, aku cuma main sebentar kok. Lagian aku sudah mengirim pesan singkat kepada ayah. Aku pulang juga tidak terlalu sore" aku menjelaskan lagi. "Tetap saja ayah tidak suka, Von. Kamu tidak boleh pergi selain dengan keluarga" ayah tetap dengan suara datar.
"Aku harus pergi dengan keluarga kata ayah? Yah, kapan sih ayah sama ibu mau berlibur sama aku? Ayah sama ibu nggak pernah ngajakin aku piknik sekalipun" aku agak kesal. "Itu karena ayah sedang sibuk masalah kepramukaan. Besok-besok kita juga akan piknik" jawab ayah.
"Aku bosan dirumah yah. Setiap Minggu hanya bersama televisi dan handphone saja. Maka dari itu, aku ingin sesekali keluar bersama teman" aku memandang ayah dan ibu kemudian segera memasuki kamar.
Maaf baru sempat lanjut. Signalnya terlalu jelek. Maaf juga jika bahasanya masih campur aduk antara baku dan tidak baku. Next episode coming soon😊. Salam,🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
My Junior High School Story
Teen FictionThis Monday!. Kringg... Alarm doraemonku berdering menandakan pukul 5. Aku segera bangun dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk berwudhu karena sekarang sudah waktunya shalat subuh. Namaku 'Ivona Zahrah' . Hari ini adalah hari pertamaku menjadi...