KOTA SEOUL

10 0 0
                                    

"Ah! Terimakasih tuan" Ucapku pada seorang pria yang sudah menolongku, mengambilkan topiku yang barusan terbawa terbang oleh angin.
Kota ini memang sedang dilanda musim dingin sejak tiga hari lalu, jadi tidak heran jika anginnya sedikit bertiup kencang sampai-sampai membuat barang atau apapun yang dipakai akan terbawa terbawa angin, contohnya barusan yaitu topiku.

Ini hari terakhirku berlibur disini, di kota Seoul, kota yang memberiku banyak sekali kenangan, walau hanya seminggu, Ya seminggu, Catat baik-baik ya SEMINGGU.

Hari ini aku sedang berjalan menuju cafe didekat apartemen tempat tinggalku sementara, aku ingin menemui seseorang, Ya! seseorang, yang selama seminggu ini memberiku banyak kenangan, seseorang yang menemaniku selama aku tinggal disini, dia adalah sang biasku sendiri, atau bisa disebut idolaku.

Aku sengaja berlibur kesini hanya untuk bertemu dengannya, walau awalnya aku sempat berfikir tidak akan mungkin, tapi tekadku ini sangat kuat, aku terbang kesini dengan modal nekadku dan berusaha untuk dapat bertemu dengannya, pada akhirnya, tekadku tak sia-sia begitu saja, ya! aku berhasil bertemu dengannya dan dengan begitu mudah aku dapat sedekat ini dengannya hanya dalam waktu setengah hari.

"Aku sudah sampai disini"

Dia mengirimku pesan singkat yang memberitahuku bahwa ia sudah sampai cafe terlebih dahulu.

"Ya, tunggu, 5 menit lagi aku akan sampai" Jawabku.

Selanjutnya aku memasukkan handphoneku kedalam saku jaket yang ku pakai dan segera berjalan cepat menuju cafe, sampai aku hampir-hampiran menabrak orang-orang yang sedang berjalan sama sepertiku.

Aku tak ingin membuatnya menunggu lama.

"Ah akhirnya aku sampai juga, maaf telah membuatmu menunggu seperti ini" Ucapku saat aku sudah sampai di cafe, lebih tepatnya berdiri dihadapannya dengan posisi, ia duduk di kursi sambil menundukkan kepalanya dan memainkan handphone dibawah meja.

"Kau akhirnya datang juga, duduk lah" Katanya, yang masih menundukkan kepalanya, sudah seperti orang tersangka saja, selanjutnya aku pun mengambil kursiku, lalu duduk berhadapan dengannya.

"Tak terasa ya, ini sudah hari terakhirmu disini, padahal aku menginginkanmu untuk lebih lama lagi tinggal disini" Lirihnya, tiba-tiba memecahkan keheningan diantara kami dengan posisi yang masih tertunduk.

"Bahkan kita belum menghabiskan waktu kita untuk mengunjungi tempat-tempat yang lebih indah" Lanjutnya, lalu ia mulai mendongkakkan kepalanya untuk melihat kearahku, Ia berucap seolah-olah tidak menginginkan kepergianku dari sini, aku bisa melihat jelas dari raut wajahnya yang sendu, memperlihatkan bahwa dirinya sedang diancam akan kehilangan seseorang yang paling berharga didalam hidupnya.

"Tenanglah, tak usah khawatir, kau bisa berkunjung ke kotaku, aku tidak akan sampai melupakanmu, aku akan berkunjung lagi kesini jika liburan tiba, untuk menemuimu pastinya" Ucapku, seraya tersenyum kearahnya meyakinkan bahwa kami akan bertemu lagi.
"Akupun tak sanggup jika harus meninggalkanmu disini, kota ini terlalu indah jika harus ku tinggalkan, apa lagi didalamnya ada seseorang yang membuatnya semakin indah" Lanjutku lalu menundukkan kepala, untuk menahan bulir-bulir yang tiba-tiba saja mendesak ingin keluar dari tempatnya.

"Aku jadi ingat, dimana saat kita pertama bertemu, kau tiba-tiba saja mencekal ujung bajuku dan minta berfoto bersamaku, disitu kau sangat lucu, memperlihatkan ekspresimu seperti anak kecil yang sedang merengek haha" Katanya, tanpa jeda diantara kata perkata, seolah ingin mengingat kejadian pertama kali kita bertemu, pertama kali aku mencekal bajunya sampai sedikit memberi sobekan kecil dan berfoto dengannya.

"Ini terlalu singkat haha" Lanjutnya lalu tertawa menyeringai dan menatap keobjek lain.

Aku langsung menatapnya dalam diam, menikmati sorot tajam indah matanya dari jarak dekat, memandang setiap gerak-gerik darinya, mengingat ulang kembali kisah indah selama seminggu ini, saat waktu bersamanya, menghabiskan waktu hingga larut malam, menghabiskan berlembaran uang won untuk membeli sesuatu yang tak teramat penting, mengunjungi tempat-tempat terindah sampai yang bersejarah dikota ini, mana bisa aku melupakan semuanya bodoh! Ini sangat berlebihan memang.

Seoul City "ONE SHOOT"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang