Seperti petang petang sebelumnya,Kendall sedang menatap keluar jendela apartement yang memperlihatkan suasana Los Angeles. Perasaannya semakin hari semakin kacau,ditambah lagi sikap Justin yang berubah setelah ia bertemu dengan gadis yang berstatus sebagai istrinya.Terdengar suara ketukan pintu. Kendall menghela nafas lelah.
"Ken,ini aku" terdengar suara Justin dari luar. Kendall pun terpaku.
"Ken buka pintunya. Kita harus bicara. Ini penting"Kendall tersenyum pahit. Dia tidak mau membukakan pintunya untuk Justin. Ia takut. Takut akan semua hal yang dibicarakan Justin kepadanya. Dia tidak mau mendengar ucapannya sekarang.
"Kendall buka pintunya. Please. Don't be childish like this. We need to talk"
Kekanak-kanakan? Beraninya Justin berkata dia kekanak-kanakan? Kendall langsung berjalan menuju pintu dan membukanya.
"Apa maumu?" tanyanya tajam. Justin tersenyum lemah menatapnya.
"Boleh aku masuk?"
"No" jawab Kendall dingin
"Thank you" kata Justin sambil melewati Kendall dan masuk kedalam kamar itu.
"Yang menyuruhmu masuk siapa?!" Tanya Kendall meradang dan Justin tersenyum lemah mendengarnya. Namun ia tetap masuk dan berjalan menuju sofa dan duduk.Kendall kesal setengah mati. Justin benar suka seenaknya sendiri dan parahnya dia tidak bisa menolak. Kendall akhirnya menutup pintu dan diam membatu ditempatnya berdiri.
"Duduklah di sini Ken" panggilnya
"Tidak perlu. Aku tidak mau mendengarmu sekarang. Aku lelah sekali. Aku ingin istirahat. Karena itu,pergilah" balas Kendall.Justin menghela nafas dalam. Dia berdiri dari sofa dan menatap Kendall.
"I'm sorry"
"Tidak perlu. Kau tidak melakukan sesuatu yang perlu dimaafkan. Kembalilah besok Justin. Malam ini aku lelah sekali. Besok,aku akan menyambutmu lebih baik dari pada sekarang"
"Aku... Mungkin ini yang terakhir kalinya... Aku bertemu denganmu" kata Justin lemah. Kendall terpaku.
"Maafkan aku Ken,menurutku hubungan ini tak bisa dilanjutkan lagi" ujar Justin tenang.Kendall kehilangan semua kata-katanya. Dia tak tahu harus berkata apa. Dia ingin berteriak sekuat tenaga meminta Justin untuk tidak mengatakan hal tersebut tapi mulutnya terkunci rapat. Justin mendekati Kendall dan menatapnya dengan penuh penyesalan.
"Aku benar bajingan. Namun aku hanya bisa meminta agar kau memaafkan aku. Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku. Tapi aku tidak bisa bertemu denganmu lagi dan menyakiti Ariana. Entah kenapa aku tidak bisa melihatnya menderita dan tersakiti lagi"
"Lalu dengan meyakitiku kau tidak ada masalah sama sekali?"
"Bukan seperti itu Ken. Bukan. Maksudku..."
"Maksudmu sudah sangat jelas sekali Justin. Kau sudah mengatakannya dengan jelas. Kau tidak mau istri tersayangmu tersakiti,namun bila aku tersakiti kau tidak bermasalah sama sekali!"
"Aku benar tak mau menyakitimu Ken. Kau wanita yang baik. Benar sangat baik"
"And then why you leave me? Jika aku sebaik itu dimatamu kenapa kau ingin pergi dari kehidupanku?" Kendall memegang tangan Justin dan menatapnya penuh permohonan. "Kumohon Justin. I love you,need you,and need you here to stay. Aku bisa mati bila kau pergi meninggalkanku"Justin menatapnya lama,sebelum perlahan dengan lembut membelai wajah Kendall,
"Tidak. Kau tidak akan mati. Kau akan baik-baik saja. Kau adalah wanita yang kuat. Aku kenal baik dirimu. Kau pasti akan bisa bertahan dengan apapun yang menimpamu. Kau bukan wanita yang lemah"
"Siapa bilang aku kuat? Aku benar sangat lemah Justin. Aku mohon padamu jangan meninggalkan aku. Aku menunggumu hingga kau bisa menyelesaikan masalahmu dengan gadis itu. Please"
"Benarkah? Apa kau ingat Ken, kalau dulu aku sudah memintamu bersabar menunggu. Tapi kau tidak mau. Makannya kau menyerahkan foto-foto itu pada majalah. Kau...sudah merusak kepercayaanku padamu" Kendall terpaku. Justin....mengetahuinya?
"Karena itu,semua masalah yang aku simpan dari Ariana semua jadi terbuka. Dia sangat sedih sekali. Dia gadis kuat. Sama sepertimu. Tapi belakangan ini,yang aku lihat darinya hanya kesedihan dan rasa sakit. Aku tidak sanggup melihat kesedihannya lagi"
"Lalu aku bagaimana? Apa kau tidak merasakan rasa yang sama kalau aku menderita?"
"Aku juga tidak suka melihatmu sedih. Tapi Ken,sekarang aku ingin menjaga gadis itu dengan baik. Aku tidak tahu kedepannya seperti apa hubunganku dengannya. Hanya saja belakangan ini ada yang menghantui pikiranku. Pikiran bahwa aku akan kehilangan Ariana. Dan pikiran itu membuatku sangat takut sekali. I don't know why. Lalu teman baiknya datang tiba-tiba ke negara ini. Teman baik yang menyukainya sangat banyak. Aku bukan apa-apa dibandingkan dengan pemuda itu. Pemuda itu dalam hal menjaga Ariana,dia bisa melakukannya jauh lebih baik dariku. Dan hal ini membuatku marah. Aku benar tidak menyukainya"
"Apakah kau mencintai dia Justin?" Tanya Kendall takut.
"Aku tidak tahu. Aku tidak tahu apa itu cinta"
YOU ARE READING
Their Curse | jariana [COMPLETED]
FanfictionWhen they are stuck in a stupid curse and at the same time love grows between them but only one is aware of it. "Are you a cigarette? Because the more I smoke the more my heart will get sick. It's like loving you. The more I love you,the more my he...