Miracles In December

944 21 5
                                    

Seoul, 25 Desember 1995.

            Butiran-butiran salju turun, memenuhi pinggiran Kota Seoul dengan warna putih yang suci. Mulai menutupi segala yang ada di atas permukaan tanah. Juga menutupi hati yang hitam dengan warna putih. Membuat manusia kembali lahir dengan hati yang lebih baik. Hati yang putih bersih layaknya salju.

            Nyonya Song, pemilik sebuah panti di pinggiran Kota Seoul, sedang menyiapkan makan malam dibantu beberapa pengurus panti dan anak-anak panti. Kadang, terdengar lelucon dan canda tawa dari mereka semua.

            “Oek, oek ...!”

           Nyonya Song menghentikan pekerjaannya—mengaduk adonan—ketika tiba-tiba ia mendengar suara tangisan. Bukan tangisan dari anak-anak panti yang ada di dalam rumah, melainkan dari luar. Yang mengejutkan, suara itu terdengar seperti tangisan bayi!

            “Tolong berhenti sebentar!” perintah Nyonya Song kepada semuanya. Semua orang yang berada di dalam dapur segera menghentikan pekerjaannya masing-masing. “Kalian dengar suara itu?” tanya Nyonya Song.

            Semuanya saling berpandangan. Bingung.

            “Suara?” tanya salah satu anak, Min Yoongi.

            Nyonya Song mengangguk. “Eo, suara tangisan,” jawabnya dengan suara pelan.

            “Oek, oek ...!”

            Suara itu terdengar lagi. Seisi ruangan langsung berpandangan dengan ekspresi terkejut. Nyonya Song segera menyuruh mereka semua untuk mencari sumber suara itu di halaman panti.

            Semuanya berpencar. Ada yang mencari di balik semak-semak, teras, tempat bermain, dan seluruh penjuru panti. Salju yang mulai turun dengan deras menyulitkan proses pencarian. Namun, Nyonya Song masih belum menyerah, ia benar-benar tidak bisa tinggal diam jika ada anak yang ditelantarkan oleh orang tuanya.

            “Ketemu!”

            Seorang anak laki-laki bernama Kim Namjoon berjalan ke arah Nyonya Song sambil menggendong seorang bayi laki-laki yang masih berwarna merah dan menangis kencang. Beberapa anak dan pengurus panti mengerubunginya, kemudian membawa bayi itu ke dalam panti.

            Nyonya Song masih menelusuri halaman panti. Ia yakin, ada satu bayi lagi yang ditelantarkan karena tadi ia mendengar tidak hanya satu tangisan. Ia yakin ia mendengar dua. Dan ia tidak akan berhenti mencari sampai bayi itu ditemukan.

            “Oek, oek ...!”

            Suara itu muncul dari sudut halaman panti. Nyonya Song segera berlari menuju sudut halaman yang dipenuhi semak-semak dan pohon cemara yang penuh dengan hiasan yang menyala-nyala. Tepat di bawah pohon cemara, ia menemukan seorang bayi perempuan yang mungil sedang menangis dengan suara keras. Ukuran bayi ini lebih kecil daripada bayi laki-laki tadi.

            “Omo! Kasihan sekali, ayo kita ke dalam!” seru Nyonya Song penuh dengan rasa iba. Ia segera menggendong bayi itu dan berlari ke dalam panti untuk menghangatkan bayi itu.

            Hari ini, 25 Desember 1995, telah diturunkan dua malaikat berhati suci di Kota Seoul.

***

Seoul, 25 Desember 2003.

            “Kim Seokjin! Bukan begitu caranya mengaduk adonan!”

Miracles In DecemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang