STILL...

38 1 0
                                    

Seoul 2016

Pria jangkung itu tersenyum lirih saat menatap cafe di hadapannya. Tempat hangat di tengah musim gugur, sepertinya itu hal yang ia butuhkan sekarang. Tapi apa harus cafe itu? Apa harus cafe favoritnya saat ia masih tinggal di Seoul dulu? Apa harus cafe yang ia yakini akan kembali membawa sekelibat atau bahkan lebih, bayang-bayang dari serpihan masa lalunya?

Dan kepulan asap tipis dari depan hidung serta bibirnya lah jawabannya. Bahwa ia memang harus segera memasuki cafe itu sekarang juga.

"Masih sama" gumamnya sambil mengamati setiap sudut cafe dari kursi favoritnya

Tak lama kemudian pria itu mulai menyesap caramel latte hangatnya, tersenyum saat ia menatap cangkir itu, namun seketika ia mengernyit saat mulai merasakan laju karamel itu di lidahnya. Akan selalu seperti itu Kris, nama pria tadi, ia tidak akan pernah sanggup minum ataupun makan yang terlalu manis, dia sangat tidak menyukai rasa itu. Namun lagi-lagi, bayangan sang gadislah yang membuat pria itu memilih caramel latte, minuman favorit sang gadis.

"Cheonsa..." itu nama gadis yang selalu ada di benak Kris. Gadis yang akan selalu ia rindukan. Namun bukan hanya itu yang membuat Kris mengucap nama tadi.

"Sayang, aku mau hot caramel latte ya. Tolong pesankan, aku akan mencari tempat duduk untuk kita" suara ceria gadis itu segera berhasil menarik perhatian Kris yang selama ini hanya terfokus pada cangkir di hadapannya.

Iya, gadis itu ternyata baru saja memasuki cafe tadi, dan dengan polosnya ia memilih tempat duduk tepat di belakang Kris. Namun sepertinya Cheonsa benar-benar tidak menyadari apa yang ada di sekitarnya. Terlebih dengan adanya Yixing, maka total sudah seluruh perhatiannya hanya akan tertuju pada pria manis itu.

Hal yang membuat deru nafas Kris gagal berhembus secara teratur. Kasar, berat, dan memburu. Hingga gadis itu seketika menengokkan kepalanya ke arah belakang dengan spontan, terlebih saat aroma musk khas dari parfum Kris mulai menghinggapi indera penciumannya.

Dan Cheonsa pun segera bergerak gelisah di tempat duduknya.

"Ada apa sayang?" tanya Yixing seraya menggenggam lembut jemari bergetar Cheonsa.

"Hum? Oh ti... tidak... tidak ada apa-apa."

"Wajahmu pucat, apa kau merasa tidak enak badan?"

Drrrttt

Suara getar dari telepon genggam Cheonsa, membuat ia mengabaikan pertanyaan Yixing. Terlebih saat ia membaca isi pesan yang tertera di layar, dan gadis itu pun spontan menangis histeris hingga ia harus menggigit tangannya sendiri untuk meredam suara pilunya tadi.

From : Kris Wu
Nov 6th 2014

Baby, I still love U.
So please, just wait for me a lil' while.
And I'll be there for U.

Lovya endlessly.

Lalu ketika pesan kedua masuk ke dalam telepon genggam Cheonsa, seketika gadis itu kehilangan kesadarannya.

***

FLASHBACK

Seoul 2014

Seorang gadis menatap sendu pancaran wajahnya di dalam cermin setinggi badan yang berada tepat di hadapannya. Dia sudah siap... segala ornamen pernikahan sudah menempel di tubuh mungilnya. Segala dekorasi impian pun sudah tertata rapi di hall besar itu. Bahkan semua tamu juga sudah datang.

Hanya tinggal satu hal yang belum tiba di tempat pernikahannya yang akan segera berlangsung beberapa menit lagi itu.

Sang mempelai pria.

Kris Wu, pria yang sudah berhasil menambat hatinya sejak tahun 2012 silam. Lalu pada tahun 2014 ia melamar sang pujaan hati, tepat di bulan kelahiran sang gadis, Mei. Dan mereka sepakat untuk menikah di bulan kelahiran Kris, November. Tidak ada kebahagiaan yang lebih membuncah dibandingkan dengan di lamar oleh sang pujaan hati. Maka itu jugalah yang dirasakan oleh Cheonsa.

Tentu saja sebelum ia mendengar bahwa keluarga Kris yang berada di Amerika tidak menyetujui hubungan mereka, karena sejak kecil pria itu sudah di jodohkan dengan putri dari sahabat kedua orang tua Kris, seorang gadis semungil Cheonsa, namun dengan wajah yang super cantik layaknya seorang Barbie, bernama Jessica. Dia juga berdarah campuran Asia-Amerika seperti Kris.

Dan Cheonsa akui, mereka sangat serasi. Pernah sekali ia tanpa sengaja melihat foto Kris dan Jessica di dalam folder telepon genggam Kris, sepulang pria itu berlibur dari rumah keluarganya di Amerika. Namun Cheonsa tak ingin terlalu memikirkannya, ia terlalu cinta dan percaya pada Kris.

Walau kenyataannya...

Pria itu tidak pernah hadir di acara pernikahan yang seharusnya terselenggara untuk mereka berdua, Kris dan Cheonsa.

Hingga akhirnya Yixing lah yang berkorban untuk menyelamatkan nama baik keluarga besar Kim. Pastinya juga karena sebenarnya, sejak dulu pria itu sudah menyukai Cheonsa, hanya saja gadis itu kurang peka.

Maka pernikahan pun tetap diselenggarakan. Namun dengan mempelai pria yang berbeda dari rencana awal.

***

Sementara itu di Amerika.

Kris nekat melarikan diri dari rumah sambil membawa serta segala perlengkapan pernikahannya dengan Cheonsa. Ia bahkan menyempatkan diri untuk berganti pakaian di toilet bandara, agar ketika nanti setelah pesawat mendarat di Seoul, dia tidak perlu lagi menunggu lama dan bisa segera datang ke tempat pernikahan mereka.

Pria itu berlari dengan sangat terburu-buru karena waktu boarding sudah tinggal hitungan menit saja. Bahkan sms yanh sedari tadi diketiknya baru selesai tepat pada saat pesawat mulai take off. Maka tentu saja ia tidak dapat mengirimnya, karena sesuai peraturan keselamatan terbang, segala macam gadget yang jaringanya mampu menghambat sinyal pada radar pesawat, harus di non-aktifkan.

Namun setidaknya kini pesawat sudah lepas landas, maka dalam belasan jam lagi ia akan segera landing, dan sms itu tidak akan ada gunanya lagi ketika ia sendiri yang nantinya akan mengabarkan kejutan indah itu pada sang mempelai wanita. Memikirkan itu saja sudah sanggup membuat Kris menyunggingkan gummy smile andalannya dengan sangat lebar. Dia bahagia dengan pilihan hidupnya.

End Of Flashback

***

Namun untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Pesawat yang ditumpangi Kris nyatanya tidak pernah mendarat di Seoul. Karena pada saat berada di sekitar timur tengah, sebuah badai pasir menyapu bersih area itu, bahkan hingga setinggi beberapa ribu kilo di atas awan, tepat pada saat pesawat itu melintas. Tidak ada yang yang mampu menemukan bangkai pesawat dan seluruh penumpang di dalamnya.

Hingga 2 tahun kemudian, tepat pada tanggal 6 November 2016. Sebuah tim penyelamat berhasil mengevakuasi pesawat yang selama ini telah tertimbun pasir itu. Dan salah satu diantara mereka menemukan telepon genggam Kris, lalu ia segera mengaktifaknnya dengan harapan bisa menghubungi sanak keluarga Kris. Acak saja sms itu dikirimkan oleh tim penyelamat pada nomor yang berada di daftar paling atas.

From : Kris Wu
Nov 6th 2016

Kami tim penyelamat telah berhasil mengevakuasi jasad korban pemilik telepon genggam ini. Jika anda keluarga korban, atau anda mengenal keluarga korban. Tolong segera hubungi kami di nomor ini.

Terima kasih,
Uni Emirate Rescue.

#FIN

STILL...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang