Ida Cholisa, M.Pd lahir pada tanggal 2 April 1972 di Pemalang, Jawa Tengah. Cancer survivor yang kini hidup menjanda setelah ditinggal meninggal sang suami tiga tahun lalu hingga kini masih aktif menulis di berbagai media sosial. Kesibukan mengajarnya sebagai guru Bahasa Inggris di salah satu SMA negeri di wilayah Kabupaten Bogor tak membuatnya surut untuk menekuni hobi menulis. Hingga kini sudah 5000 lebih tulisan ia hasilkan, beberapa di antaranya berhasil diterbitkan.
Perjalanan hidup yang dipenuhi ombak dan badai membuat perempuan ini semakin tangguh dalam menjalani kehidupan. Pengalaman hidup selalu ia jadikan pembelajaran. Hingga kini sembilan buah novel berhasil ia terbitkan. Curhat Abis Bu Guru Kita (2010), Bintang Kejora di Langit Luas (2011), Perempuan dengan Satu Payudara (2012), Nyong Pingin Balik Pemalang (2012), Kerudung Merah (2012), Perempuan dalam Kenangan (2012), Seputih Cinta Ibu (2012), Jangan Paksa Aku Menyerah (2013) dan Masih Kudengar Doa Itu (2014). Novel "Tak Seindah Purnama" adalah buku kesepuluh yang berhasil ia publikasikan di tengah perjuangannya melawan penyakit hyperthyroid dan pembengkakan jantung yang sudah beberapa tahun ia idap. Lepas dari Ca Mamae, ia sempat merasakan udara kesembuhan hingga kemudian sang suami meninggal dan penyakit lain kemudian datang menyerang.
Ada yang menarik dari sosok perempuan ini. Semangat hidupnya yang luar biasa membuatnya mampu mengatasi beragam persoalan yang datang dalam kehidupannya. Bahkan di tengah sakit yang mendera, ia masih produktif menulis dan berkarya. Ia tetap optimis menjalani hari-hari, menularkan virus semangat membara terhadap dua anak remaja yang tinggal terpisah darinya.
Ida sosok yang tangguh dan luar biasa. Mimpi yang ia pelihara adalah terus menuntut ilmu demi menularkan semangat untuk dua buah hatinya. Semoga tercapai segala asa.
YOU ARE READING
Tak Seindah Purnama
Roman d'amourTak seindah Purnama "Sesungguhnya dalam perjalanan usiaku hingga aku bertengger di angka 44 itu... ada banyak kenangan manis datang dan pergi dalam kehidupanku." "Aku tertarik menyimakmu. Kenangan apa itu? Tentang hati,..tentang cinta?" "Ya, benar...