VOTE 200++
COMENT 100++~
Gadis cantik berkerudung merah maroon itu segera menubruk badan Iqbaal yang masih tergeletak lemah tak berdaya.
Gadis itu mirip dengan wanita ramah yang selalu menemani Iqbaal di ruangan ini. Panggil dia Ody. Iqbaal sendiri memanggilnya Teh Ody. Dan kenyataannya memang Ody adalah kakak Iqbaal. Mereka terpaut jarak usia sekitar lima tahun.
Ody rela pulang dari negeri Paman Sam karena khawatir dengan keadaan adiknya. Ia rela meninggalkan kuliahnya untuk beberapa waktu ini. Ia tak mempedulikan study beasiswanya di sana. Karena Iqbaal lebih penting dari segalanya. Ia begitu menyayangi Iqbaal.
Sesenggukkan kembali terdengar di ruangan ini mengiringi bunyi alat pendeteksi jantung yang masih saja berbunyi nyaring.
Rike ikut menangis melihat kedua anaknya bercengkrama walaupun tak ada balasan dari salah satunya. Padahal ia rasa air matanya sudah kering karena hampir selama dua minggu ini selalu ia keluarkan untuk menangisi Iqbaal.
Rike membelai pundak Ody. "Ale kuat kok, Teh. Dia pasti bangun," ujarnya.
Ale. Sebutan kesayangan dari Ody untuk Iqbaal.
Ody masih bersenggama dengan Iqbaal yang masih saja sama, tak kunjung membuka matanya dan tak kunjung bergerak. Tidakkah ia lelah, untuk selama hampir dua minggu ini hanya tertidur?
"Ale bangun... ini Teteh relain pulang demi kamu.."
Suasana kembali hening. Rike tak mampu lagi untuk berkata-kata. Keadaan ini sangat memilukan baginya. Ia sungguh tak akan rela jika nantinya Iqbaal tak bisa diselamatkan. Namun, jika sudah takdir, siapa dapat menghindarinya?
"Waktu kita tinggal tiga hari lagi, Teh. Kalau sampai tiga hari lagi Ale ngga siuman, kita-"
Ody meletakkan telunjuknya di depan bibir ibunya ini. "Ngga. Ale bakalan bangun. Ale itu kangen aku, Bun.." ucapnya bersikeras.
Rike melepas napas panjangnya. Dia tak tahu lagi harus berbuat apa selain berdoa untuk Iqbaal. Dan.. pasrah~
"Bunda tenang.. kedatangan Ody ke sini pasti akan buat Ale bangun,"
Sekali lagi, Rike hanya bisa terdiam dan mengelus kepala putrinya yang sudah beranjak dewasa ini. Mereka kemudian berpelukan. Karena hampir setengah tahun tak berjumpa.
***
"Ih, rese banget sih tadi cewek. Udah pendek, dia yang salah, dia yang nyalahin aku," dumel (Namakamu).
Dixie mengerutkan keningnya. Adik kesayangannya yang baru saja pulang ke rumahnya ini sudah mengomel tak jelas. Itulah yang biasa menjadi acuan dari seorang (Namakamu). Kalau tidak curhat, pasti mengeluh.
"Ada apaansih, ada apa?"
"Itu tadi cewek di minimarket, nabrak aku lagi susah bawa barang banyak padahal. Terus ngga sengaja, bajunya kena rokok aku jadi bolong. Eh dia ngomel," celoteh (Namakamu).
Dixie manggut-manggut paham dan mengerti kekesalan yang tengah dirasakan adiknya ini. Moodnya benar-benar sedang hancur. Terlebih lagi saat diberi tamparan oleh Alif tempo hari. Dixie benar-benar mengutuk makhluk itu. Ia tak segan-segan untuk gantian memberi Alif pelajaran karena telah menyakiti (Namakamu) yang sudah dipasrahkan ke padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Senior Jutek VS Junior Rese • IDR [Completed]
Teen Fiction[[SEBAGIAN CHAPTER HANYA BISA DIBACA OLEH FOLLOWERS]] #SERI PERTAMA SENIOR JUTEK VS JUNIOR RESE . . Bagaimana dengan kehidupanmu setelah bertemu dengan Senior Jutek yang sok ganteng. Atau bertemu dengan Junior Rese yang selalu mengusik keseharianmu...