Ice Cream Boy (One Shoot)

19 2 0
                                    


La Monde Café, Lana sudah tidak asing lagi dengan nama kafe itu. Kafe yang selalu dilewatinya jika sedang jalan-jalan dengan teman-teman sekolahnya. Letaknya di kawasan pusat hiburan, berjajar dengan kafe-kafe lain yang menjamur disekitarnya. Tidak tahu kenapa, Lana selalu tertarik masuk kekafe itu. Tapi tidak pernah terwujud, ada saja alasan teman-temannya menolak untuk masuk kesana. Mahallah! Terlalu sepilah! Bukan tempat anak mudahlah! Hhh...ingin masuk sendiri tapi malu ples grogi. Padahal satu yang dari dulu menarik perhatiannya, display eskrimnya sungguh menggoda! Sebagai penggemar eskrim, tidak heran kalau Lana ingin sekali memakannya. Sementara dia hanya bisa puas meliriknya dari balik kaca estalase, Uuhh...!!

Kali ini mungkin saatnya Lana harus menuntaskan rasa penasarannya untuk mencicipi eskrim dikafe yang elegan itu. Hujan sudah reda, tapi rintik-rintik gerimis masih tersisa dilangit Seoul. Whatever, apa kata orang. Walaupun cuacanya sedang dingin tapi tekadnya sudah bulat.

"Selamat datang. Silahkan dilihat menunya, Anda bi...," belum sempat waiter bertubuh jangkung itu menawarkan menu, Lana langsung membayar.

"Saya pesan eskrim yang paling lezat disini." Kata Lana

"Ehhh... semua? Bagimana kalau Cheesy Blueberry Ice Cream with Hazelnut Topping dan Choco Nutty Kiss Ice Cream? Patut dicoba !" siwaiter memberi opsi

"Iya, boleh...," jawab Lana pasrah.

"Just a minute, Miss...," ucap pelayan berlalu sambil melempar senyum hangat. "Hey, lumayan juga" pikir Lana.

Suasana kafe itu ternyata lebih nyaman daripada apa yang tampak dari luar. Lampu-lampu yang temaram cukup menciptakan suasana rileks. Music yang diputar jenis jazz dan music pengiring dansa, lembut menghanyutkan. Lana membayangkan seandainya Rio yang sedang study di Singapura ada bersamanya. Ah, tapi sudah tidak mungkin. It's over!!

Lana tidak akan pernah memaklumi long distance relationship (LDR). Pasti akan ada penghianatan, itu sudah harga mati !

"Cheesy Blueberry Ice Cream with Hazelnut Topping dan Choco Nutty Kiss Ice Cream..., sudah siap," pelayan datang membawa pesanan Lana.

"Terimakasih..," ucap Lana. Pelayan itu hanya mengangguk dan berlalu.

Lana sudah tidak sabar menyendokkan eskrim yang tampak padat dan nikmat itu kemulutnya. Saat sendokan pertama masuk kemulutnya, matanya beradu dengan sepasang mata yang duduk berjarak dua meja darinya. Lana sedikit kaget, karena dari tadi yang dia tahu hanya ada enam pengunjung dikafe itu. Sepasang kekasih yang menempati kursi disudut kanan, juga tiga orang lelaki muda yang nampaknya sedang melepas penat sepulang bekerja dan sisanya hanya Lana seorang. Bagaimana bisa ia tidak menyadari kehadiran cowok yang duduk diseberangnya? Lana merutuki dirinya sendiri karena kebiasaan melamunnya akhir-akhir ini semakin parah saja. Sekilas Cowok itu menyunggingkan senyum, yang membuat dada Lana berdesir.

"Apakah kamu sanggup menghabiskan eskrim ini sendiriran?" cowok itu tiba-tiba mendatangi meja lana dan duduk dikursi disampingnya. "Lancang sekali" pikir Lana.

"Iya, tentu saja," jawab Lana datar

"Haha...," cowok itu tertawa lirih yang seolah tertawa untuk dirinya sendiri.

"Kenapa? kamu mentertawaiku ? ada yang salah ?" kata Lana sedikit emosi

"Tidak, tidak ada yang salah.., wahai cewek yang sedang patah hati... Haha..,"

"Dasar cowok sok tau, kamu sedang mabuk yah ?" Lana membanting sendoknya dengan kesal.

"Aish, jangan marah aku hanya menebak.Tapi sepertinya benar, yah ?"

"Apa perdulimu, ha? itu bukan urusanmu..!! kata Lana semakin emosi.

"Iya, itu menjadi urusanku ketika ada seorang cewek duduk sendirian menikmati eskrim diudara dingin seperti ini. Cerita saja, jangan terlalu lama bersedih...," cowok itu menatap kedua mata Lana. Lana menangkap sorot mata yang dingin namun entah mengapa dia seperti terhipnotis untuk terus mendengarkan kata-kata cowok itu.

"Hmm, aku hanya ingin mencicipi eskrim disini. Sudah lama sekali aku ingin kesini tapi tidak ada satupun yang mau menemaniku. Ini tidak ada hubungannya dengan patah hati," jawab Lana tajam.

"Well, eskrim disini memang istimewa, dibuat dari susu sapi berkualitas, kabarnya coklat dan buah-buahannya masih diimpor dari Eropa," Jelas cowok itu.

"Kau tau banyak, pelanggang lama ya?"

"Iya, dulu aku sering membawa pacarku kesini, dia suka sekali memesan Choco Nutty Kiss Ice Cream seperti yang kamu pesan itu."

"Dimana pacarmu sekarang ? kenapa kau tidak mengajaknya kesini ?" Tanya Lana.

"Ah, sudah tidak mungkin lagi, tidak mungkin.." Cowok itu tersenyum lirih

"Ah, Iya aku mengerti. Mungkin mereka sudah putus," pikir Lana

"Kenapa kamu suka eskrim ?" Tanya cowok itu

"Menurutku eskrim sudah menjadi bagian dari diriku. Sedih maupun senang saat menikmati eskrim semuanya jadi terasa lebih baik," jawab Lana dengan senyum mengembang

"Eskrim juga bisa menyampaikan perasaan kita keorang yang kita sayangi, didalamnya ada rasa manis seperti butiran cinta, ada dingin seperti kerinduan saat tak bersamanya dan juga kelembutan seperti perasaan kita saat ada disisinya," cowok itu menambahi dengan nada serius.

"Wow, hebat! ternyata kau punya pandangan yang unik tentang eskrim. Lalu bagimana perasaanmu ketika eskrimmu meleleh, sebelum kamu sempat menikmatinya ?" Tanya Lana hati-hati agar maksud pertanyaanya tak diketahui oleh cowok itu.

"Nikmati saja eskrimmu, padat atau telah leleh mencair, bukankah hidup juga seperti itu? Tak selalu sempurna seperti yang kita bayangkan..," kata-kata cowok itu seperti menghujam dada Lana. Ia merasa cowok itu tahu bahwa pertanyaannya itu merujuk kemasalahnya dengan Rio dan itu membuat Lana merasa malu.

"Kau hanya butuh sedikit perjuangan untuk melindunginya sementara agar tetap padat, sebelum kau bias menikmatinya dengan gembira. Aku harus pergi sekarang." Cowok itu bergegas kepintu keluar. Ia menoleh kebelakang sejenak sebelum menghilang dibalik pintu.

Lana jadi teringat pada Rio, kata-kata cowok itu ada benarnya juga. Hubungannya dengan Rio harus diperbaiki sekarang, masih ada harapan dan kesempatan. Lana segera ingin pulang dan menelpon Rio, segera ia memanggil pelayan dan meminta bill.

"Maaf nona, anda baik-baik saja ?" apa perlu saya menghubungi keluarga atau teman nona?" kata pelayan tersebut dengan nada khawatir setelah Lana selesai membayar bill-nya.

"Hmm, kenapa yah mas?" Tanya Lana heran

"Sebelum pulang tadi, pengunjung yang duduk dipojok kanan mengatakan kepada saya kalau nona berbicara panjang lebar sendirian bahkan tertawa, lalu saya perhatikan dari jauh itu memang benar. Mungkin nona sedang lelah, jadi saya ingin menghubungi keluarga nona untuk menjemput kesini ?" jawab sipelayan yang hanya ditanggapi dengan wajah bingung dari Lana yang masih berusaha mencerna apa yang dikatakan pelayan tersebut.

"Saya tadikan bicara dengan seorang cowok. Apa mas tidak melihatnya? katanya dia juga sering datang kesini," bela Lana dengan terbata-bata.

Pelayan itu semakin bingung, lalu seorang koki tua yang sedari tadi memperhatikan percakapan Lana dengan pelayan, koki tua itu keluar dari meja counter. Ia menghampiri Lana dengan menunduk.

"Jangan takut, namanya Anggada. Dua tahun lalu meninggal tertabrak mobil diseberang jalan itu, sesaat setelah menikmati eskrim disini dengan pacarnya..," ujar sikoki tua.

Seketika darah Lana membeku, lidahnya keluh dia tidak tau harus berkata apa dan tiba-tiba pandangannya menjadi gelap seketika.


~END~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ice Cream Boy (One Shoot / Re-post)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang