Prang! Bruk!
"Gadis sialan," Kata seseorang tanpa berhenti memukul sosok yang telah babak belur dihadapannya.
"Rasakan ini!" Kata seorang lagi, kemudian melempar sebuah pecahan kaca, pada gadis yang telah babak belur tadi.
Untung saja dapat dihindarinya, kalau tidak dia bisa berakhir di rumah sakit.
"Kau berani melawan hah?!" Sambil menjambak rambut pirang sang korban, mereka menendang perutnya, kemudian memegang kerah seragamnya.
"Sayangnya kami tidak bisa melakukan yang lebih dari ini, kalau bisa kau pasti tahu kemana kami akan mengirimmu." Dia melepas kerah seragam gadis itu, kemudian menghempaskannya ke lantai yang dingin, di ruangan yang sudah tidak terpakai itu.
~~~~
"Lea."
"Hm?"
"Kenapa?"
"Kau pasti sudah tahu. Tidak perlu mengkhawatirkanku Rey."
Gadis yang dipanggil Lea itu mendesah pelan. Rey orangnya kalau menyangkut tentang Lea, mau masalahnya atau bukan masalahnya, dengan senang hati ia akan ikut campur.
Mau tau kenapa?
Apartemen Rey dan Lea bersebelahan sewaktu masih kecil, orangtua Rey selalu pulang malam diakibatkan pekerjaan mereka.
Kebetulan sekali orangtua Lea dan Rey saling kenal. Nah, kemudian Rey sering menginap ataupun berkunjung ke apartemen Lea.
Lea tidak tinggal sendiri kok, dia tinggal bersama kakeknya. Orangtua Lea telah meninggal karena kecelakaan.
Intinya Rey agak overprotective dengan Lea karena dia tidak ingin Lea terluka atau apalah.
"Kenapa kau diam saja? Kenapa tidak melaporkan mereka ke guru BK atau kepala sekolah?." Saran Rey.
"Pfft...hahaha..." Lea hanya tertawa.
Entah apa yang dia makan tadi, sampai-sampai kejadian bully tadi hanya dianggap biasa olehnya.
"Hahaha... maaf maaf. Pertanyaanmu terlalu lucu Rey." Lea berkata sambil menahan tawanya yang akan pecah.
"Aku serius Lea."
Nyali Lea sedikit menciut. Kalau Rey sudah dalam mode serius, jangan pernah membuat dia marah.
"Hm... bagaimana ya? Kau tau kan kita sekolah disini karena beasiswa. Gadis-gadis yang membullyku tadi, salah satu dari mereka adalah anak kepala sekolah. Sisanya merupakan orang-orang penting." Jelas Lea kepada Rey.
"Intinya?" Tanya Rey kesal.
"Intinya, kalau aku menyentuh mereka sedikit saja, aku akan keluar dari sekolah ini." Lea berkata santai.
"Kan bagus Lea, otakmu kelebihan IQ kan? Banyak sekolah dengan senang hati akan menerimamu." Rey menyarankan.
"Rey bodoh. Kau tau kan kalau aku tidak ingin membuat kakekku repot. Dia bahkan tidak tau kalau aku dibully. Jadi... tolong jangan beritahukan kakekku ya?" Mohon Lea pada Rey yang tengah membalut luka-lukanya di tangan menggunakan perban.
"Kalau lukamu sudah lebih dari ini aku tidak akan tinggal diam." Kata Rey kemudian mencubit pipi Lea.
"AAAAA SAKIT!!!!!!"
~~~~
"Kenapa dia tidak pindah sekolah?"
"Bahkan Rey dekat dengannya lho."
"Mungkin dia membayar Rey."
"Padahal jika dibandingkan dengannya, Victoria anak kepala sekolah lebih cantik darinya kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
White Queen
FantastikLea Bradley yang selalu dibully oleh satu sekolah, menghadapi kenyataan bahwa dia tidak bisa menjalani hidup, sebagaimana anak normal lainnya. Cynric yang merupakan sumber masalah, membuat Lea harus membunuhnya karena telah ditakdirkan. Masa lalu y...