Olimpiade

888 114 17
                                    

*jihoon pov*

Aku terus menerus gelisah duduk bersama ibuku di rumah sakit. Didepan ruangan dr. Park

Kenapa lama sekali, rutukku dalam hati

Sebenarnya aku tidak masalah menunggu lama, tetapi, sekarang siswa populer itu dan (yn) sedang belajar untuk olimpiade besok lusa.

"Ibu, dimana dr. Park?" Tanyaku pada ibu yang sedang bermain ponsel.

"Oh? Biasanya kau tak masalah menunggu lama. Tenang sayang, ibu sedang saling berkirim pesan padanya, dia bilang sebentar lagi akan tiba" kata ibu.

"Ibu berkirim pesan dengan dr. Park?" Tanya ku

Aneh, apa ibu dan dr. Park sudah sangat dekat?

Aku tau, ibu dan dr. Park memang dekat, tetapi...

''Sedekat apa ibu dan dr. Park?" Tanyaku

"Kami teman. Ada apa?" Tanya ibu

Aku hanya menggeleng.

Mungkin ini semacam trauma.

Tetapi aku takut ketika ibuku kembali menjalin hubungan.

Ibuku tidak terlalu tua, karena saat menikah dengan ayah, ibu masih sangat muda.

Tetapi tetap saja, aku rasa, aku tidak akan sanggup kalau melihat ibu menangis karena lelaki lagi.

"Ah itu dia" kata ibu tiba-tiba saat melihat dr. Park diujung koridor.

"Chaelin!" Panggil dr. Park

Dia tidak langsung menuju kami.

Dr. Park berhenti di bagian informasi, menulis sesuatu yang menurutku itu adalah absen.

Kemudian ia men-scan jari nya pada suatu alat.

Dan ia mengambil nametag nya.

Kemudian ia berjalan sambil tersenyum cerah menuju kami dengan menenteng jas dokter dan tas nya.

"Kau sudah menunggu lama?" Tanya dr. Park pada ibu.

"Tidak juga" kata ibu sambil tersenyum cerah.

"Ehem. Aku pasien nya" kata ku.

"Maafkan aku jihoon" kata dr. Park ramah

"Oh, chanyeol, lihat dasimu, kurasa kau tidak memasangnya dengan benar" kata ibuku

Segera ibuku menyuruhku memegang ponselnya dan ia merapikan dasi dr. Park

"Nah, sudah rapi" kata ibu

"Gomaweoyo chaelin-a" kata dr. Park sambil tersenyum

Ibu hanya tersenyum.

"Ehem, apa aku hanya pajangan? Bisa mulai sekarang?" Aku menyela lovey dovey dari ibuku dan dr. Park

"Ah, baiklah, ayo" kata dr. Park

Kami bertiga masuk ke ruangan dr. Park

"Jihoon, dimana kelasihmu?" Tanya dr park sembati meletakan tas nya dan memasang jas nya.

"Siapa? Aku tak punya kekasih" jawabku

"Apa maksudmu (yn)?" Tanya ibu

Dr. Park mengangguk.

"Dimana dia, aku rasa hari ini pemeriksaan nya tidak akan seru" kata dr. Park

"Eh? Ada apa?" Tanya ibu

"Kau tau, gadis itu selalu memberikan semangat pada jihoon? Ia juga bisa merasakan sakit yang jihoon rasakan, hahaha" kata dr. Park

Aku hanya diam dan langsung duduk di ranjang periksa

Just "Best" FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang